Seokmin kecil berlari dengan seluruh bagian bawah badannya yang terluka. Napasnya sudah terengah-rengah dan matanya masih waspada melihat ke belakang. Dan, ya, sesosok hitam itu masih mengikutinya. Ia berusaha tetap memegang pisau kecil yang sedari dulu sudah bersamanya. Biasanya ia menggunakan itu untuk belajar berpedang. Tangannya yang sudah bergetar sekaligus bersarung tangan darah yang amis tetap ia paksakan untuk memegang satu-satunya alat untuk dirinya bertahan diri.
"My deer, kenapa kau kabur, huh?" tanya orang itu yang entah sejak kapan sudah berada di sampingnya sambil membisikan perkataan yang membuat Seokmin merinding.
Segera ia tusuk orang itu dengan pisau yang ia pegang. Namun,orang itu hanya menghilang seperti asap dan kemudian berdiri di hadapannya. Seokmin mencoba menusuk orang itu lagi, dan berakhir sama seperti tadi. Ia pun menodongkan pisaunya ke segala arah jika orang itu muncul lagi di sekitarnya. Ketika Seokmin sedang menghadap belakang, Ia menabrak sesuatu yang berada di belakangnya sekarang, Ia menoleh perlahan dan melihat orang itu menyeringai dengan mata gelapnya.
Orang itu mencengkram leher Seokmin dengan kuat, hingga ia menjatuhkan pisau kecilnya. Tenaga orang ini benar-benar kuat dan kuku panjang orang itu mulai menusuk lehernya hingga darah mulai mengalir.
"Kau mau mencoba membunuhku,My Deer? Setelah apa yang telah kulakukan padamu? Begini Balas budimu,huh?" tanya orang itu tanpa menghilangkan seringai menyeramkan di wajahnya.
"To-tolong aku" Ucap Seokmin yang sudah sangat kehabisan napas sekarang.
"Seokmin! Seokmin! Bangunlah!" teriak Mingyu yang menggoyangkan Bahu Seokmin. Setelah kehebohan Seokmin yang pingsan setelah berciuman dengannya membuat dirinya merasa bersalah. Apakah Seokmin kehabisan napas karena ia menciumnya dengan ganas atau karena ingatan yang terjadi kemarin itu datang lagi?
Mingyu segera membawa Seokmin pergi dari ruang aula itu dan menuju kamar Seokmin. Setelah meletakkan Seokmin di tempat tidurnya, Mingyu berencana untuk mengambil minuman untuk diberikan ke Seokmin ketika ia sudah sadar nanti. Namun, sebelum ia beranjak dari tempat tidur, kemejanya di tahan oleh cengkraman kuat oleh Seokmin.
Mingyu menatap Seokmin yang mulai mengeluarkan keringat dan wajahnya tidak tenang. Sampai pada akhirnya Seokmin bergumam.
"To-tolong aku.."
"Seokmin Sadarlah." Mingyu mulai menggoyangkan Bahu Seokmin dengan pelan. Namun semakin lama wajah Seokmin menjadi semakin pucat dan ucapannya menjadi lebih tidak jelas. Mau tak mau Mingyu harus berteriak dan menggoyangkan Bahu Seokmin dengan kuat berharap Seokmin bisa sadar.
"Seokmin Sadarlah!!" teriak Mingyu dengan panik. Ia mengelap keringat yang berada di pelipis dan jidat Seokmin dengan tangannya.
Mingyu menggenggam tangan Seokmin dengan erat dan mengelusnya berharap Seokmin bisa bangun. Ia lebih memilih di marahi oleh Seokmin karena menyentuhnya dari pada Seokmin harus seperti sekarang.
Perlahan kelopak mata Seokmin terbuka dan napasnya masih terengah-rengah. Ia masih takut jika orang itu masih berada di sekitarnya. Namun tidak ada, Ia hanya melihat Mingyu yang duduk di pinggir tempat tidur didekatnya sambil memegang tangannya dengan erat. Tunggu, Mingyu memegang tangannya!
Seokmin langsung menarik tangannya dengan kasar. Mingyu tersenyum lega akhirnya Seokmin tersadar. Ia sempat berpikir untuk mencium Seokmin lagi jika pemuda ini masih tidak sadar. Seperti cerita sleeping beauty favoritenya.
"Kau Sudah sadar. Syukurlah, aku sangat mengkhawatirkanmu." Ucap Mingyu yang tidak di tanggapi oleh Seokmin. Dirinya masih shock karena hampir terbunuh di dalam mimpinya sendiri. Namun orang itu hilang setelah seseorang memanggil dirinya dengan keras dan membuat ia terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable (Seokgyu/gyuseok) Completed
Fiction HistoriqueSi Putra Mahkota, Lee Seokmin diwajibkan oleh ayahnya untuk menikahi Putra Mahkota dari kerajaan lain yang bernama Kim Mingyu. Meski dengan waktu yang berlalu, rasa penasaran mereka pun telah menjadi rasa cinta. Tetapi, Seokmin selalu membangun te...