Kerajaan Levanna bisa dikatakan hampir hancur. Yah, itu menurut Mingyu yang sudah mengamatinya sejak ia belajar tentang silsilah kerajaannya,tepatnya kerajaan ayahnya. Bagaimana tidak, hampir tidak ada kerajaan lain yang ingin berkerjasama dengan kerajaannya, hasil panen yang sangat tipis dari lahan kerajaan mereka, bahkan sekarang para pegawai sudah sedikit berani melawan perkataan raja dan juga Mingyu.
"Apa tidak ada cara lain selain itu, ayah?" tanya Mingyu yang sedang berbicara berdua dengan ayahnya, Raja Kim Seokjin.
Ayahnya menatapnya seperti menatap harapan terakhirnya ada pada Mingyu, itu membuatnya terdiam dan mengangguk pelan.
"Baiklah aku akan menikahinya."
.
.
.
Lee Seokmin tengah bermain dengan adiknya,Jihoon. Harusnya ia tahu bahwa selain ia sudah menjadi putra mahkota ia harus mengorbankan sesuatu. Yaitu waktunya bersama adik kesayangannya itu. Sebagian besar waktunya dipakai untuk mengurus masalah kerajaan, menggantikan ayahnya dalam menghadiri perundingan petinggi-petinggi negara. Bahkan waktu tidurnya bisa dihitung dengan jari dalam seminggu."Kena kau,hyung." Ucap Jihoon yang sudah melemparkan pedang yang dipegang Seokmin tadi. Napasnya terengah-rengah akibat permainan anggar yang sangat sengit tadi.
Seokmin yang terjatuh hanya menatap adiknya dengan napas terengah-rengah juga. Kemudian ia memberikan senyum lebar dan bangkit berdiri dan membuka topeng pelindungnya.
"Kemampuanmu sudah meningkat,Jihoon. Siapa yang mengajarimu hingga mampu mengalahkanku?" ucap Seokmin yang mengusap rambut adiknya. Jarang sekali ia bisa dikalahkan oleh adiknya ini.
"Hmmm, aku belajar dari seorang putra mahkota yang sekarang berada dihadapanku." Jihoon tersenyum dan meletakan pedangnya di tempat pedang. Kemudian berlari kembali kearah Seokmin. Ia sangat senang akhirnya bisa bersama kakak kesayangannya kembali. Ia harus memahami posisi kakaknya yang sudah menjadi putra mahkota ini meski dihatinya sangat kesal karena tidak bisa bersama kakaknya dalam waktu yang lama.
"Sehabis ini hyung ada jadwal?" tanya Jihoon sambil mengelap keringatnya.
Seokmin yang berpikir sejenak kemudian bertanya kepada salah satu pengawalnya,"pak Seo, apa jadwalku hari ini?"
Pak Seo membuka buku yang berisi jadwal-jadwal kegiatan Seokmin. Ia membuka dan melihatnya dengan teliti, "sehabis ini anda akan menghadiri pertemuan dengan Raja Seungcheol dan kemudian dilanjutkan dengan mengecek keadaan penduduk dan terakhir makan malam bersama Raja Seungcheol dan Pangeran Jihoon." Pak Seo menutup bukunya dan menatap Seokmin seperti semula.
Seokmin yang mendengar itu hanya menghela napas berat, tugasnya untuk hari ini masih panjang. Ia melihat adiknya yang juga menatapnya dengan datar. Namun Seokmin tahu dari kedua bola mata adiknya terlihat bahwa ia sedih.
Seokmin yang gemaspun memeluk adiknya yang kecil ini dengan erat. Adiknya yang diam sementara kemudian membalas pelukan Seokmin. Pelukan kakaknya adalah yang ternyaman baginya.
"Sabarlah sebentar lagi, aku akan segera menyelesaikan tugasku dan kembali bermain denganmu." Ucap Seokmin yang sekarang mencubit kedua pipi tembam Jihoon dengan gemas.
Jihoon meringis kesakitan, Ia memegang pipinya yang memerah bekas dicubit kakaknya itu.
"Sakit tahu," Jihoon menatap Seokmin tajam sambil tetap mengusap pipinya.
"Salahkan dirimu yang terlalu imut dan mungil dan salahkan kakakmu yang tidak tahan dengan sesuatu yang imut ini." Seokmin kembali mencubit pipi Jihoon dengan gemas yang langsung dapat erangan kesal dari Jihoon.
"Baiklah aku pergi dulu ya, aku takut ayah kita satu itu akan memperlama waktu bebasku." Seokmin berjalan keluar terlebih dahulu bersama Pak Seo dan beberapa pengawal kerajaan. Jihoon hanya melihat punggung kakaknya yang hilang itu dan kemudian menghela napas dengan berat.
.
.
.
Seokmin yang sudah membersihkan diri dan telah memakai pakaian yang telah disiapkan oleh pelayan untuknya. Ia pun segera berjalan menuju ruang kerja ayahnya. Hanya petinggi-petinggi kerajaan saja serta kedua anaknya yang boleh memasuki ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable (Seokgyu/gyuseok) Completed
Ficción históricaSi Putra Mahkota, Lee Seokmin diwajibkan oleh ayahnya untuk menikahi Putra Mahkota dari kerajaan lain yang bernama Kim Mingyu. Meski dengan waktu yang berlalu, rasa penasaran mereka pun telah menjadi rasa cinta. Tetapi, Seokmin selalu membangun te...