#26

1.5K 199 13
                                    

"Pangeran, anda sudah bangun?" tanya Soonyoung yang hendak merenggangkan badannya diluar rumah. Hal yang biasa ia lakukan setiap hari. Menikmati udara pagi yang masih dingin dan juga suasana hening karena orang-orang masih terlelap.

Namun pagi hari ini berbeda, Ia melihat Pangerannya sedang duduk di kursi yang sengaja ia letakan di depan rumah. Kursi itu digunakan untuk ibunya agar bisa beristirahat selagi menjaga jualan sayuran-sayurannya.

Seokmin menoleh ke arah Soonyoung. Lalu memberikan senyum tipis. Lebih tepatnya hanya segaris lengkungan di wajahnya.

"Aku tidak bisa tidur." Ucap Seokmin pelan.

"Maafkan aku,Pangeran. Hanya itu yang kami punya. Maafkan aku kalau anda tidak nyaman untuk tidur di kasurku." Soonyoung menunduk hormat. Jelas saja, mana mungkin seorang Pangeran mau tidur di kasur reot miliknya. Mana baunya lagi.

"Tidak maksudku bukan begitu, aku tidak bisa tidur bukan karena tidak nyaman. Tapi memang tidak bisa saja." Seokmin menepuk pundak Soonyoung agar berhenti memberinya hormat.

"Maafkan aku sekali lagi, Pangeran. Lalu, hal apa yang membuat anda tidak bisa tidur?" tanya Soonyoung. Namun,Seokmin hanya menatapnya dalam diam. Dari situ dia tahu bahwa ia sudah kelewatan bertanya. Siapa dirinya sampai ingin mengetahui masalah Pangeran.

"Maaf, anda tidak usah menjawabnya jika anda tidak nyaman."

"Aku... Aku hanya takut untuk tidur." Ucap Seokmin dengan pelan. Namun dapat didengar Soonyoung. Mereka pun terdiam beberapa saat.

"Soonyoung"

"Ya, Pangeran?"

"Jangan memanggilku Pangeran sekarang."

"Tapi..."

"Ini Perintah."

"Boleh saya bertanya kenapa?"

"Aku tidak ingin segera ditemukan. Lebih baik lagi kalau tidak ditemukan sama sekali." Ucap Seokmin tanpa memandang Soonyoung.

"Lalu, saya harus memanggil anda apa?"

"Kau tidak memanggil Mingyu dengan Pangeran kan? Berarti panggilah aku dengan Seokmin. Sepertinya kita seumuran."

"Tapi.. Itu tidak sopan, Pangeran."

"Tidak apa-apa,  ini kan bukan istana. Kalau kau ingin membantuku, maka lakukanlah."

"Baiklah, Se-seokmin." Soonyoung mengucapkannya dengan terbata-bata. Menunggu Reaksi dari si empunya nama. Seokmin hanya menatapnya sambil tersenyum.

"Lalu satu lagi," ucap Seokmin yang sekarang  memposisikan diri berhadapan dengan Soonyoung.

"Biarkan aku membantumu bekerja. Karena aku sudah tinggal di sini dan aku harus membalas budi." Ucap Seokmin yang langsung dibalas gelengan keras oleh Soonyoung.

"Tidak-tidak.  Jangan pange- Seokmin. Tidak apa-apa anda tinggal di sini. Anda tidak usah bekerja. Aku tidak keberatan kok." Jawab Soonyoung dengan cepat. Ia tidak mau lagi membuat masalah lagi. Setelah memperkerjakan Jihoon, dia sudah kapok setelah mengetahui bahwa Jihoon menangis ketika ia menegurnya. Dan sekarang Seokmin juga ingin bekerja, tidak boleh sampai terjadi lagi.

"Kau membantahku?" Seokmin sebenarnya tidak mau menggunakan kekuasaannya sebagai Pangeran kepada Soonyoung. Tapi ia tahu pasti Soonyoung akan menolak permintaannya.

"Tidak, saya tidak bermaksud membantah. Tapi.. Emm...Ah! Nanti kalau anda ketahuan bagaimana? Lebih baik tidak usah bekerja." Soonyoung akhirnya mendapat alasan yang cukup kuat untuk menolaknya.

Seokmin tampak berpikir sejenak, sebelum kemudian merobek sedikit piyama tipisnya dan mengikatnya dibagian wajah. Sehingga hidung dan mulutnya tertutupi.

Untouchable (Seokgyu/gyuseok) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang