"Ayah, aku ingin memperkenalkanmu dengan seseorang." Bisik Seokmin kepada ayahnya di ruang kerja ayahnya. Ia harus berbisik karena ia dengan tiba-tiba memasuki ruangan dan mengganggu perundingan yang dilakukan oleh ayahnya itu. Dan tentu saja Jaehyun tidak boleh masuk ke dalam ruangan, jadinya ia hanya berdiri dan menyenderkan badannya di dinding.
"Siapa? Apakah dia itu penting sampai membuatmu mengganggu perundinganku?" Tanya ayahnya dengan menatap anaknya tajam. Karena baru kali ini anaknya itu masuk secara tiba-tiba.
Seokmin mengangguk dengan keras, "dia juga mempunyai senjata nuklir,ayah."
Mendengar itu, Seungcheol melebarkan matanya dan menatap petinggi-petinggi yang sedang menatapnya juga.
Seungcheol berdeham sebentar sebelum kemudian berkata, "kita lanjutkan perundingan ini nanti, sekarang kalian silahkan keluar."
Petinggi-petinggi yang berada disana akhirnya meninggalkan ruangan tersebut.
Seokmin menganggukan kepalanya ke arah Jaehyun, mengisyaratkan agar ia masuk.
Seungcheol dengan Jaehyun saling bertatapan sebentar, sebelum kemudian Seungcheol kembali berbisik pada anaknya.
"Siapa namanya?"
"Nama saya,Jaehyun, yang mulia Raja." Ucap Jaehyun yang menunduk dengan hormat. Namun Seungcheol hanya menatapnya dengan datar, lebih tepatnya tajam.
"Jadi kau mempunyai nuklir?" Tanya Seungcheol yang mendapat kekehan oleh Jaehyun.
"Wah, cepat sekali kita akan membahas itu, yang mulia." Ucapnya dengan santai. Sepertinya ia adalah tipe orang yang tidak peduli dengan siapa ia berbicara.
"Memang itulah tujuanku dan alasanku untuk membiarkanmu masuk ke ruangan ini." Balas Seungcheol dengan tegas. Seokmin menyikut ayahnya pelan, namun sepertinya tidak mempan.
"Lalu apa maksud tujuanmu memberitahukan itu kepada kami sedangkan yang lain sedang bersusah payah menyembunyikannya?" Tanya ayahnya lagi.
Jaehyun sempat terdiam sebentar sebelum kemudian kembali memasang senyum di wajahnya dan berkata, "karena saya mau membantu kalian melawan Revana."
Seokmin dan Seungcheol terdiam mendengar itu. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Bagi Seokmin, itu adalah hal yang bagus karena dengan begitu,Mingyu bisa kembali padanya. Namun tidak dengan Seungcheol, hatinya mengatakan bahwa itu berarti ia harus melihat Jeonghan mati untuk kedua kalinya, ia tidak mau itu.
"Baiklah" / "Tidak" ucap kedua ayah anak itu bersamaan.
"Haha, perbedaan pendapat, menarik sekali. Haruskah aku meninggalkan kalian? " Ucap Jaehyun yang melirik kedua orang yang sedang saling bertatapan.
Tanpa menunggu jawaban dari dua orang itu, Jaehyun kemudian melangkahkan kaki keluar.
"Ayah, kita sudah membahas hal ini." Ucap Seokmin yang memulai pembicaraan.
"Iya, dan kau sudah mendengar alasanku untuk menolaknya juga." Balas Seungcheol lagi.
"Ayah, untuk terakhir kali kukatakan, dia bukan ibu." Ucap Seokmin yang meninggikan nada suaranya. Jika ayahnya masih menggunakan alasan itu, ayahnya ini benar-benar sangat egois sekarang.
"Dan kau juga tahu alasan keduaku selain alasan itu. Ini semua demi keselamatanmu, Seokmin." Ucap Seungcheol yang menaruh tangannya di bahu Seokmin.
"Kenapa masih menggunakan Mingyu sebagai mata-mata jika kita sendiri sudah mendapat bantuan dari Jaehyun? Kenapa kita tidak melawan mereka kembali dengan Nuklir Jaehyun?" Tanya Seokmin yang untuk pertama kalinya menepis tangan ayahnya dari bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable (Seokgyu/gyuseok) Completed
Ficción históricaSi Putra Mahkota, Lee Seokmin diwajibkan oleh ayahnya untuk menikahi Putra Mahkota dari kerajaan lain yang bernama Kim Mingyu. Meski dengan waktu yang berlalu, rasa penasaran mereka pun telah menjadi rasa cinta. Tetapi, Seokmin selalu membangun te...