#24

1.6K 200 13
                                    

Seokmin menatap kesekitarnya. Sebuah hutan yang sudah pernah ia datangi. Sebuah hutan yang sama persis dengan mimpi-mimpinya. Sebuah hutan dimana Wonwoo hampir membunuhnya jika saja tidak mendengarkan teriakan Mingyu waktu itu, kenapa ia bisa ada di sini Lagi? Bukankah semua sudah selesai?

Kali ini ia tidak berlari, melainkan berjalan pelan. Ia kembali meyakinkan diri bahwa semua ini sudah selesai. Wonwoo sudah mati. Tidak ada lagi yang menyiksanya. Ia harus berpegang pada pemikiran itu.

"Halo My deer," panggil Wonwoo yang tiba-tiba saja muncul dari semak-semak jauh dihadapannya. Wajahnya tak lagi ditutupi oleh kain hitam. Seokmin dapat melihat wajahnya dengan jelas karena cahaya bulan menyinarinya. Meskipun ia akui bahwa Wonwoo tampan dan mirip dengan Mingyu, namun Wonwoo lebih jauh menyeramkan dan bahkan lebih menyeramkan lagi jika kain hitamnya di buka.

"Bagaimana mungkin..." Seokmin terkesiap menatap Wonwoo. Ia berjalan mundur ketika melihat Wonwoo berjalan mendekatinya. Ia meraba pinggangnya berharap ada pedang di sana, namun tidak ada. Sialnya lagi tidak ada satu ranting pohon pun di tanah, padahal dia berada di hutan.

"Mungkin saja,sayang. Ini kan mimpimu." Jawab Wonwoo yang semakin mendekat. Entah dari mana sebuah tembok tiba-tiba berdiri tegak dibelakang Seokmin. Ia tahu bahwa ia akan mati sebentar lagi, didalam mimpinya sendiri.

"Ka-kalau begitu, yang harus kulakukan hanya terbangun dari mimpi ini."

"Cobalah" Wonwoo mengangkat dagunya. Ia menantang Seokmin sekarang. Sebuah senyum miring terukir diwajahnya sekarang.

Seokmin mencoba menutup matanya dan memaksakan diri untuk terbangun dari mimpinya ini. Ketika ia merasa semuanya sudah tenang, Ia membuka matanya. Bukan Langit-langit kamar yang ia lihat, melainkan wajah Wonwoo yang sangat dekat dengannya sekarang.

Dengan cepat tangan Wonwoo memegang dagu Seokmin dan menciumnya dengan kasar. Seokmin segera sadar apa yang terjadi dan langsung mendorong Wonwoo.

Wonwoo tampak mundur beberapa langkah sebelum kemudian mengusap bibirnya sambil tertawa. Seokmin segera mengusap bibirnya dengan kasar. Yang boleh mencium bibirnya hanyalah Mingyu, Mingyu seorang.

"Padahal aku ingin menghindari menggunakan ini loh, sayang. Tapi Baiklah jika kamu mau." Wonwoo segera menjentikkan jarinya dan tanpa tahu dari mana asalnya, tangan dan kaki Seokmin sudah terikat dengan erat.

"Kamu tidak ingin bertanya mengapa aku bisa melakukan semua ini sayang?" tanya Wonwoo yang kembali berjalan kearah Seokmin.

"Karena semua ini adalah ketakutanmu. Aku disini pun juga karena itu. Dan tali serta dinding ini, sudah lama sekali yang kita tidak menggunakan dinding ini. Terima kasih atas ketakutanmu ini. Mari kita melakukannya lagi,my deer." Ucap Wonwoo sambil mengelus wajah Seokmin.

"Sudahlah jangan melawan lagi, sayang. Kamu ditakdirkan menjadi milikku. Bahkan aku lah yang sudah mengklaimmu menjadi milikku sejak 13 tahun yang lalu." Wonwoo mengelus bibir Seokmin dan menatap bibirnya sejenak.

"Itu sama sekali bukan kemauanku. Kau yang
Merebut kemurnianku! Seharusnya aku memberikan itu kepada Mingyu!  Namun sudah direbut olehmu!" teriak Seokmin yang hanya dibalas tertawaan oleh Wonwoo.

"Mingyu? Maksudmu orang ini?" tanya Wonwoo sambil menjentikan jarinya. Seokmin melebarkan matanya karena Mingyu ada disana. Ia sekarang berdiri di samping Wonwoo. Tatapannya dingin dan gelap.

Benar, ini adalah Mingyu yang ia takuti. Tidak heran jika ia juga ada didalam mimpi ini.

"Kamu tahu sayang? Dia ini menurut sekali padaku. Mau coba bertanya?" tanya Wonwoo yang tersenyum melihat Seokmin yang masih shock.

"Mingyu, apakah kau senang karena memiliki kakak sepertiku?"

"Tentu saja aku senang,hyung."

"Lalu, apakah kau tahu kalau aku mencintai seseorang?"

"Tentu saja aku tahu, dia kan yang kau maksud?" Mingyu menatap Seokmin dingin.

"Tapi dia menyukaimu, bagaimana dong?" tanya Wonwoo yang memasang wajah sedih kehadapan Mingyu.

"Tidak, hyung. Buatmu saja, aku tidak mau." Ucapan Mingyu yang langsung membuat hati Seokmin mencelos. Ia merasakan ada robekan di hatinya sekarang. Mingyu yang selalu menatapnya dengan penuh kasih sayang mengatakan hal seperti Itu.

"Bolehkan? Baiklah aku akan memilikinya hihihi, lalu apa alasanmu menolak dia?" tanya Wonwoo lagi. Seringai lebar sekarang terpancar dibibirnya.

Mingyu terdiam sejenak sambil menatap mata Seokmin. Matanya gelap dan dalam serta tajam menusuk jika melihatnya. Seokmin meneguk ludahnya menunggu jawaban dari Mingyu.

"Yah, karena dia sudah kotor. Apa ada alasan lain?" Jawab dengan cuek.

Empat kata yang langsung membuat seluruh badan Seokmin lumpuh seketika. Hatinya yang tadi sudah terbuka lebar seperti mendapat siraman cuka yang membuatnya sangat perih.

"Kau sudah tahukan My deer? Kamu itu sudah menjadi milikku. Dan bahkan Mingyu pun tidak sudi menerimamu lagi." Ucap Wonwoo di telinga Seokmin.

"Tidak...tidaak....TIDAKK!!!!" teriak Seokmin dengan keras.
.
.
.
"Seokmin! Bangunlah!" teriak Mingyu kesekian kalinya. Ia yang sedari tadi tertidur sambil memeluk Seokmin pun merasakan keanehan. Ia melihat Seokmin mengeluarkan keringat dingin, matanya yang tertutup tampak tidak tenang.

"TIDAK!!" teriak Seokmin yang akhirnya membuka matanya. Bahkan ia sampai terduduk. Matanya menatap kesekelilingnya dengan liar sampai ia bertemu dengan mata Mingyu. Mata Mingyu tampak khawatir dan dengan segera ia masuk kedalam pelukannya.

Karena dia sudah kotor...

Seokmin segera mendorong dada Mingyu. Mingyu kaget dengan tingkah Seokmin. Ia bermaksud memegang tangan Seokmin, namun langsung di hempas oleh pemiliknya. Mingyu menatap Seokmin tidak percaya.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Mingyu kemudian. Bukannya menjawab, Seokmin malah turun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar.

"A-aku akan keluar untuk meminum air." Ucap dengan cepat sebelum menutup pintu dengan keras. Mingyu yang belum membalas ucapan Seokmin pun hanya terdiam menatap pintu.

Diluar kamar, Seokmin segera berlari keluar bangunan. Bahkan keluar istana. Ia tidak peduli kakinya yang tanpa menggunakan sepatu dan pakaian tidurnya yang tipis. Ia sama sekali tidak peduli. Yang ada dipikirannya sekarang hanya satu.

Yaitu pergi menjauh dari kehidupan Mingyu.
.
.
.

Untouchable (Seokgyu/gyuseok) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang