CHAPTER 30

492 50 0
                                    

Ini adalah hari pertama gue setelah 4 tahun lamanya menyandang status baru, sebagai pacar dari Revano Cakra Permadi si Bintang Basket kampus yang terkenal judes itu. Gue ngerasa kayak ada yang aneh aja sih dengan status baru ini, entah kenapa. Mungkin karena sebelumnya gue menjomblo selama empat tahun itu kali yaaa. Jadi ngerasa agak canggung aja buat memulai pacaran lagi wakakak.

Mulai pagi ini, posisi di anter-jemput ataupun nganter-jemput Olive udah diambil alih sama Evan. Bahkan, pagi ini dia udah stay didepan rumah gue dan ngobrol sama Kak Niko. Oiya, gue udah cerita soal ini kok ke Kak Niko, dan dia nggak masalah dengan keputusan yang udah gue ambil ini. Dia bilang sih, semoga pilihan gue adalah pilihan yang terbaik, dan Evan bisa membuat gue bahagia.

"Pagi banget sih jemput gue nya?" Gue menyapa si cowok yang sekarang udah jadi pacar gue itu dengan sapaan yang seperti biasanya, even kita udah berubah status. LOL.

"Galak banget sih." balasnya sambil tersenyum, "ya ini kan hari pertama gue ke kampus nggak sendirian lagi. Jadi gue harus semangat '45 dong." lanjut Evan menjelaskan. Gue cuma nyengir-nyengir aja mendengar jawaban dari dia.

"Kok pake gue elo sih? Aku kamu dooong biar so sweet dan keliatan kayak orang pacaran." Protes Kak Niko yang duduk disamping Evan.

"Dih." Gue dan Evan serentak bergidik, begitu mendengar ucapan dari Kak Niko barusan.

"Hahahah buset. Ngomong 'dih' doang aja sampe serentak loh!" Ledek Kak Niko sambil tepuk-tepuk tangan. Membuat gue dan Evan salting.

"Lo habis nganterin gue mau kemana Van? Kan udah nggak ada kelas." Tanya gue, sebelum kita berangkat.

"Ya, paling ke kosan temen. Numpang tidur. Gue masih ngejar tanda tangan dosen penguji juga sih." Jawabnya sembari mengacak-ngacak rambutnya. Nggak ngerti maksud dia ngacak-ngacak rambut itu apaan.

"Oh. Yaudah."

"Yaudah ayok berangkat. Lo masuk jam 10 kan?" Tanyanya memastikan, dan berdiri dari kursi untuk bersiap berangkat.

"Yailah, ini masih jam setengah 9 yaaa masnya! Elu kepagian." Balas gue.

"Hahaha yaudah-yaudah sana berangkat. Hati-hati dijalan." Kata Kak Niko ikut nimbrung.

"Yaudah berangkat dulu kak. Byeee." Gue dan Evan pamitan ke Kak Niko.

Evan memberikan helm nya ke gue dan kita pun melesat pergi menuju kampus dan menerjang macetnya Jakarta.

---

"Lo dikelas mana?" Tanya Evan yang baru aja melepas helm fullface nya itu.

"Di B 1-1." jawab gue singkat. "Kenapa?"

"Yuk. Gue anter." Katanya sambil menggandeng tangan gue. Seketika kayak ada kupu-kupu berterbangan di perut gue begitu tangan Evan menggenggam tangan gue secara spontan.

"Ih. Yakali ke kelas doang aja pake dianterin. Biasanya juga gue sendirian." Tolak gue, sambil menarik tangan gue dari genggaman Evan.

"Ck.." Evan mendecak. "Nanti lo digangguin sama anak-anak cowok yang nongkong dibelakang. Nggak mau gue." Evan berdiri dihadapan gue sambil sesekali membenarkan posisi rambutnya yang turun.

"Van, ya ampun. Ha ha ha."

"Loh, kenapa? Kok malah ketawa?" Tanyanya bingung, dan ikutan tertawa kecil. "Emang salah?" Tanya cowok yang hari ini tampil begitu tampan dan mempesona itu.

Gue masih berusaha buat nahan ketawa setelah mendengar ucapan Evan tadi. "Ya salah sih enggak. Tapi lo tuh aneh tau nggak! ha ha ha."

"Udah, nggak usah banyak nolak." Evan langsung menarik tangan gue keluar dari parkiran dan menuju kelas. Padahal kelas baru akan mulai 20 menit lagi. ckckck.

FIRST SIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang