"Gimana liburan lo kemarin?" Tanya Olive, yang saat ini lagi berkunjung ke rumah gue. Biasa, ritual tiap minggu buat nginep dirumah itu wajib banget ada.
"Seru doooong!!" Gue menjawabnya dengan penuh antusias.
Olive terlihat sumringah mendengar jawaban gue. "Oh yaaa? Ngapain aja lo disana??" Tanya nya penasaran. "ceritain dooong!" lanjutnya, meminta.
Gue meletakkan handphone diatas meja rias sebelum memulai story telling ini ke Olive.
Olive udah bersiap dengan posisi tengkurapnya. Memberikan perhatian dia sepenuhnya ke arah gue yang sedang duduk di sofa kecil kamar.
"Lo tau nggak siiih! Gue di kenalin sama Nenek, Kakek, Adek, dan Ponakannya Evaaan!" Cerita gue. "Yaaa walaupun ada sedikit drama sih di hari pertama kita nyampe." Lanjut gue, dengan memasang wajah sedih dan sedikit bete.
Olive terpancing untuk berkomentar ketika gue mulai membahas soal Tasya waktu itu. "Lagian apaan banget sih tuh cewek! Ladek tau nggak!! Kalo ada gue nih ya disana... udah abisss tuh orang ditangan gue!" Ucap Olive yang mulai berapi-api.
Olive memang akan selalu ada di sisi gue dalam kondisi dan situasi apapun. Dia akan jadi orang pertama yang seneng ketika gue bahagia, dan jadi orang pertama yang marah dan maju ketika ada yang berani nyakitin gue.
Kehadiran Olive memang bikin hidup gue lebih berwarna dan berarti. Dia nggak cuma akan berkomentar yang baik tentang gue hanya untuk membuat gue merasa senang. Tapi dia juga nggak akan segan untuk memaki dan berteriak ke gue disaat gue melakukan kesalahan atau hal bodoh lainnya.
Gue melihat ke arah Olive dengan tatapan lirih. "Gue nggak mau bayangin hari itu lagi, Nyet! Rasa sakitnya tuh masih berasa sampe sekarang." Ucap gue sambil memijat kening.
"Ya lagian siapa juga yang nyuruh lo nginget itu!" Omelnya. "Awas aja kalo ketemu di kampus dan dia berani macem-macem sama lo ataupun Evan! Gue nggak bakalan tinggal diem!!" Olive masih terlihat begitu emosi. Apalagi saat pertama kali gue telfon dia untuk ceritain masalah ini. Gue yakin muka dia saat itu udah merah padam nahan emosi.
Gue tersenyum meledek ke arah Olive yang lagi emosi itu. "Uuunch co cwittt banget siii sahabat quuue!" Ledek gue dan berlari kecil ke arahnya untuk memeluknya.
"Iiih apaan sih lo nyet! Lepasin nggak!!"
"Ngomeeel mulu kayak ibu-ibu lagi hamil!" Protes gue.
"Hahaha sialan! Ya abisnya gue keseeelll! Lo kenapa juga pake acara kabur si?! Jadi ilang kan, kesempatan lo buat menghardik si nenek lampir itu!" Balas Olive yang masih tetap emosi. "Geregetan tau nggak gue!!" Lanjutnya, mengomel tanpa akhir.
Gue masih memeluk Olive yang lagi sangar itu. "Iyaaa udah ah." balas gue, mengakhiri ke-emosian yang ada ini. "yang penting kan gue sama Evan udah baik-baik aja." lanjut gue, menenangkan.
Olive cuma membalas dengan humming.
Gue pun meneruskan cerita gue ke Olive ketika gue dan Evan pergi ke Bandung selama beberapa hari itu. Mulai dari menceritakan gimana waktu gue kabur dan ternyata ketemu sama Kakek nya Evan, pergi ke kandang Kuda, perkebunan, bbq-an, dan lain sebagainya. Pokoknya, itu menjadi pengalaman yang nggak akan pernah gue lupakan sampai kapanpun. Karena, bisa kenal dekat dengan keluarga pacar memang menjadi momen yang paling menyenangkan, disamping kita merasa dihargai dan diakui.
--
Hari semakin Sore, dan gue pun merasa mulai lapar tak tertahankan. Karena baik gue ataupun Olivia sama-sama males masak, maka kita memutuskan untuk pergi makan keluar. Apalagi, Kak Niko juga lagi nggak ada dirumah, jadi langsung lah kita melesat ke Mall terdekat buat cari makan dan sekalian jalan-jalan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST SIGHT
Random"Sometimes when you meet someone. There's a click. I don't believe in love at First Sight. But I believe in that click. But it's different, when I'm with you." (27-05-2018) ~ Highest Rank TOP 10 - Teenlit ~ #5 in 'teenlit' #2 in 'jefrinichol' #4 in...