Halo guys..
Long time no see :)
Maaf banget yaa ku baru sempat update FS lagi :(Tapi semoga update an ini bisa mengobati kerinduan kalian yaa dengan Vanessa dan Evan.
Happy reading guys :) xx
-
06.30Pagi ini, Evan udah stay di rumah dan ngobrol sama Kak Niko. Rencananya, dia mau ajak gue ke suatu tempat yang cukup jauh dan mengharuskan kita berangkat pagi. Awalnya sih Kak Niko ragu buat ngasih izin ke Evan untuk bawa gue ke luar Jakarta. Iya, Evan berencana ngajak gue ke Bandung karena dia bilang mau ngenalin gue dengan seseorang.
Jangan tanya siapa, karena gue pun nggak dikasih tau sama Evan. Dia bilang, surprise! Well, daripada makin penasaran dan Evan tetep kekeuh nggak mau kasih tau ke gue, akhirnya gue menyetujui untuk ikut dia ke Bandung. Evan bantuin gue untuk izin ke Kak Niko, karena itung-itung buat liburan juga kan. Sekali-kali hirup udara segernya Bandung dan cuci mata liat hijaunya perkebunan disana.
"Udah siap??" Tanya Evan, begitu melihat gue turun dari tangga dengan membawa ransel berukuran sedang dan juga sweater berwarna Putih yang gue ikat di bagian leher.
"Udah nih." Jawab gue singkat. "Kira-kira bawa apa lagi ya?" Tanya gue, sambil mengingat-ingat barang apa lagi yang harus gue bawa. Karena Evan bilang kita akan menginap 2 hari disana.
"Beneran di tempat Keluarga lo kan, Van? Plus ada sodara lo kan disana??" Tanya Kak Niko, memastikan kembali. Omg, cinta deh sama Kak Niko!
"Serius Nik! Yakali gua macem-macem sama Vanessa. Adek lo mah serem. Di pegang dikit aja langsung gonggong." Jawab Evan dengan bercanda, tapi serius.
"Gue pegang nih kepercayaan gue sama lo. Jagain Vanessa, dan jangan lupa dikasih makan. Kalo enggak dia bisa ngamuk." Balas Kak Niko yang diselingi dengan candaan.
"Hahaha. Pastilah kalo itu mah. Lo bisa pegang janji gua, kalo Vanessa bakal baik-baik aja." Kata Evan, meyakinkan Kak Niko.
Kak Niko mengangguk meskipun masih ada rasa ragu yang terlihat dari raut wajahnya. Gue yang melihat itu langsung berjalan dan memeluk Kak Niko.
"Gue pasti baik-baik aja, Kak. Evan nggak akan berani macem-macem sama gue! Bisa habis dia ditangan gue kalo sampe berani ngapa-ngapain!" Gue mencoba meyakinkan Kak Niko. Karena gue tau, dia memegang kepercayaan Mama dan Papa untuk bisa menjaga dan memastikan kalo gue selalu baik-baik aja.
"I do believe in you." Balas Kak Niko. "Yaudah sana berangkat. Ntar macet kalo udah siangan lagi. Kabarin Kakak kalo udah sampe disana." Lanjutnya, sambil mengelus punggung gue yang masih memeluknya. Evan yang melihat pemandangan ini cuma bisa senyum-senyum aja.
"Yuk!" Ucap Evan bersemangat. "Sini gue taro di bagasi tas lo." Lanjutnya, yang berdiri dan meraih tas ransel milik gue.
Gue pun berjalan beriringan dengan Kak Niko menuju parkiran, menyusul Evan.
"Take care ya. Jangan lupa jaga diri kamu dan jaga kesehatannya. Kabarin Kakak kalo ada apa-apa. Pegang kepercayaan Kakak ya!" Ucap Kak Niko sambil mengacak-ngacak rambut gue.
Evan udah berdiri di ambang pintu mobilnya itu, sambil memperhatikan ke arah gue dan Kak Niko.
"Iya kaaak. Yaudah aku berangkat ya!" Balas gue. "See ya! Mwaah.." lanjut gue dan mencium pipi Kak Niko sebelum akhirnya berlari menghampiri Evan.
Evan melambaikan tangannya ke arah Kak Niko yang masih berdiri di depan teras rumah. Lambaian tangan Evan pun dibalas dengan anggukan kepala Kak Niko. Then, mobil Evan pun melaju keluar dari garasi rumah. I hope everything gonna be alright.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST SIGHT
Random"Sometimes when you meet someone. There's a click. I don't believe in love at First Sight. But I believe in that click. But it's different, when I'm with you." (27-05-2018) ~ Highest Rank TOP 10 - Teenlit ~ #5 in 'teenlit' #2 in 'jefrinichol' #4 in...