CHAPTER 5

747 71 0
                                    

"Nyet.. gue kerumah lo ya"

Kata Olive dari balik telfon

"Hah? Mau ngapain lo kerumah gua?"

"Mau main ajaaa. Emang lu nggak kangen sama gua?"

Anak ini.. Pasti dia punya maksud tertentu deh!

"Alhamdulillah nya sih, gue nggak kangen. Haha! Yaudah dateng aja. Terserah lo. Asalkan bawain gue makanan!"

"Haha sial! Iye. Yaudah byeeee."

Setelah itu.. Olive langsung nutup telfonnya begitu aja.

Yep. Hari ini kebetulan kita lagi libur. Karena emang cuma hari Kamis dan Sabtu gue sama Olive kebagian liburnya. Emang nanggung banget sih yaaa hari Jumat nya. Tapi gapapa laaah, at least gue punya waktu libur 2 hari dalam seminggu kuliah.

"Dek, gue mau pergi dulu ya jemput Ririn. Mau cari kado buat ke undangan pernikahan temennya nanti malem." Kak Niko tiba-tiba masuk ke kamar gue tanpa salam tanpa ketok pintu dan tanpa basi-basi.

"Bisa nggak, kalo mau masuk ke kamar orang itu ketok pintu dulu atau apa dulu kek gitu. Salam atau apalah." Omel gue ke Kak Niko. Doi mah cuma cengengesan aja.

"Bawel! Iyee maap." Balasnya.

"Yaudah sana lu pergi. Nanti juga Olive mau kesini kok."

---

"Nggak ah, Liv. Males tau ikutan jadi panitia gitu-gitu. Pasti bakalan rapat terus deh sampe malem." Gue nolak secara mentah-mentah ajakan Olive buat jadi panitia di acara turnamen basket antar program studi yang bakal diadain 2 minggu lagi.

"Ayolaaah. Lo nggak akan nyesel kok. Yaaaa? I'm begging on you." Kata Olive yang masih terus ngerayu gue buat ikutan.

"Nggak ah! Lo kan bisa ajak Farah atau yang lainnya. Gue mager ah sumpah." Gue tetep nolak ajakan si Olive.

"Jadi lo nggak mau bantuin sahabat lo ini? Kita butuh panitia tambahan Vanessa. Bantuin yaaaa." Olive tetep berusaha meyakinkan gue untuk gabung bareng mereka. Meskipun sedari tadi gue udah menolaknya mentah-mentah.

"Banyak senior nya, Liv."

"Tetep yeee. Banyak banget alesan lo Van."

"Hahahaha. Yailah ngambek." Gue menggucang-guncangkan badan Olive yang membelakangi gue, sok ngambek. "Sok ngambek lo nyet. Iye gue ikut! Puaaas?!!!" Ucap gue setengah berteriak.

"Hahahaha. Yeaaaaay." Monyet satu itu kegirangan, setelah gue meng-IYA-kan permintaannya. "Yaudah, besok ikut rapat ya lo! Jam 7 malem di ruang B 1-1." Kata Olive lagi.

"Kok besok sih? Besok Minggu!!" Protes gue dengan muka berlipet lipet keheranan.

"Eh iya lusa maksudnya!" Balas Olive sambil garuk garuk kepala yang nggak kerasa gatel itu.

"Oh yaudah. Gih, lo ngomong sama Kak Niko."

"Udah! Dia ngizinin kok, wooo." Balas Olive, menang.

"Demi apa lo nyet?" Olive cuma ngangkat jari telunjuk sama tengah nya membentuk peace sambil ngagguk-ngangguk.

"Tumbeeeen." Kata gue sambil memutar bola mata gue nggak ngerti apa maksudnya.

"Iyalah. Gue mah selalu berhasil meyakinkan Kak Niko." Balas Olivia merasa hebat dan bangga.

"Iyalah. Lo kan tukang boong, jadi jago ngerangkai kata buat alesan! hahahah."

"Hahaha sialan lo!" Dia ngelempar bantal ke muka gue. "Yang penting diizinin. Yeaaay!" Olive meluk gue kenceng. Mungkin dia bahagia karena sahabatnya yang satu ini perlahan-lahan mulai bisa keluar kandang malem-malem.

FIRST SIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang