CHAPTER 39

322 34 4
                                    

Hari ini adalah hari terakhir gue bertemu dengan Evan. Sebelum besok malam Ia terbang ke London untuk melanjutkan studi S2 nya disana. Meskipun awalnya sangat berat melepaskan Evan untuk pergi, tapi perlahan gue mulai bisa menerimanya. Kita hanya terpisah untuk sementara waktu aja kok. Semuanya pasti akan terasa worth it untuk di perjuangin!

Siang ini gue udah standby di rumah Evan untuk bantu dia packing sisa-sisa barang yang mesti dibawa selama dia kuliah disana. Suasana dirumah Evan sangat ramai. Karena, sejak acara Wisuda Evan 2 minggu lalu.. Kakek, Nenek, dan Kanaya memutuskan untuk tetap di Jakarta sampai Evan berangkat ke London besok malam. Gue nggak mengira kalau bisa masuk dalam kehidupan Evan yang penuh dengan warna ini.

Selama yang lain sibuk menyiapkan makan siang, gue dan Evan sedang bercengkrama dengan barang-barang yang super berantakan di lantai kamarnya. Ini adalah kali pertamanya gue masuk ke kamar Evan. Gue terkejut, karena kamarnya yang bernuansa monokrom ini benar-benar terlihat apik. Semua posisi barang yang ada terlihat begitu pas memenuhi ruang tidur ini. Mata gue nggak berhenti menyapu ke sekeliling kamar milik Evan, dengan perasaan yang cukup terkagum. Karena, gue pikir kamar cowok akan berantakan dan bikin males dipandang. Yaaa, meskipun saat ini suasana kamarnya lagi berantakan dengan barang-barang bawaan Evan nanti yang masih berserakan di lantai.

Mata gue berhenti di satu titik, tepatnya di atas meja lampu tidur yang terletak di samping ranjang tidurnya. Meja berbentuk kotak dengan warna hitam itu memajang beberapa foto gue diatasnya. Gue nggak menyangka, kalau Evan punya banyak foto candid gue! Mulai dari gue yang lagi cemberut, sampe yang lagi asik makan. Ngeliat itu semua membuat gue senyum-senyum sendiri.

"Liat apa sih?" Tanya Evan, suaranya terdengar begitu lembut di telinga gue.

Gue menoleh ke arahnya yang baru aja masuk dengan membawa sepiring kue cokelat di tangannya. "Sejak kapan, lo punya koleksi foto-foto gue?" Tanya gue, dengan senyuman yang mengembang di kedua sudut bibir gue ini.

"Oooh. Itu mah udah lama. Yaa namanya juga pengagum rahasia." Jawab Evan, cuek. "perlu gue jelasin satu per satu nggak nih, masing-masing dari foto ini gue dapet dari mana aja??" Tanyanya, seraya menantang gue.

Gue tertawa kecil mendengar ucapan Evan yang konyol itu. "Booleeeh, kalo nggak makan banyak waktu, yang bikin packingan lo itu tertunda sampe besok." Jawab gue, menantangnya balik.

Kami pun tertawa berdua setelah melihat lantai kamar Evan yang lagi super berantakan itu dengan barang-barangnya.

"Yaudah, kita beresin ini dulu. Baru nanti gue ceritain satu per satu darimana aja gue dapetin foto lo ini." Kata Evan, dan meletakkan piring yang sedari tadi ada di tangannya itu ke atas meja belajarnya.

Gue pun membantu Evan merapihkan koper besar miliknya itu. Sebelumnya, seluruh pakaian yang ada di dalam koper ini disusun dengan tidak beraturan. Pantes aja dia harus bawa 2 koper jumbo! Susunannya aja nggak jelas banget kayak gini! Bikin gue mau ngamuk aja rasanya begitu liat isi koper Evan ini.

Akhirnya, gue menata ulang seluruh barang yang ada di dalam koper itu. Mulai dari pakaian, sampai barang-barang kecil yang akan dibawanya ke London. Gue mengajarkan Evan cara yang benar untuk menyusun pakaian di dalam koper. Perlahan pun Evan mulai mengerti dan gue membiarkannya meng-handle hal yang satu itu.

Sedangkan gue mulai menyusun barang-barang kecil ke dalam beberapa pouch sesuai dengan kategori nya. Mulai dari toiletries, tachnology seperti charger, headset, USB, dan lain sebagainya. Sampai perlengkapan kamera yang akan dibawa Evan.

Gue yang semula berfikir hanya butuh waktu 1 jam untuk membereskan sisa-sisa barang bawaan Evan, ternyata salah besar! Kita berkutat dengan hal ini selama 2 jam lamanya! Yap, apalagai kalau bukan karena kekonyolan Evan yang menyusun semua barangnya secara asal. Sampai-sampai Tante Irma membawakan kita makan siang ke dalam kamar Evan karena melihat kami berdua yang masih sibuk membereskan ini semua.

FIRST SIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang