Part 5 - Terpesona

149 12 25
                                    

-----

Vanya berlari-an sepanjang koridor sekolah menuju kelasnya, hari ini dia terlambat lagi. Bel masuk pun sudah berbunyi 15 menit yang lalu, Vanya hanya bisa berharap guru di mata pelajaran pertama belum masuk ke kelasnya.

Harapan Vanya pupus ketika dia sampai di pintu kelasnya, guru pelajaran pertama sudah masuk. Hari ini pelajaran pertama di kelas Vanya adalah Sejarah, Vanya menarik napasnya pelan lalu mengetuk pintu kelasnya.

Tok tok tok

"Permisi, boleh saya masuk?" Ucap Vanya gugup, seluruh mata dari dalam kelas menatap kearah nya.

"Dari mana saja kamu?"

"Maaf Pak, saya-" Belum selesai Vanya mengutarakan alasannya terlambat, Guru sejarah yang bernama Pak Dana itu sudah memotong ucapannya.

"Terlambat 15 menit, silahkan duduk diluar! Resume bab pertama pelajaran saya sebanyak limabelas lembar. Sekarang!" Ucap Pak Dana lalu meminta perhatian murid di kelasnya untuk kembali fokus ke pelajaran.

"Baik Pak" Lirih Vanya tanpa protes membalikkan badannya menuju bebangkuan yang berada di depan kelasnya.

Vanya mendudukkan tubuhnya, dan mengeluarkan buku sejarah dalam tasnya. Sesuai perkataan Pak Dana tadi, dia akan mulai me-resume.

Vanya hanyut dengan kegiatan nya menulis, namun suara langkah kaki berjalan mengganggu kegiatan nya. Vanya mengangkat kepalanya dan dahinya langsung menyengit, melihat Malka yang baru datang seperti dirinya.

Malka terlihat belum menyadari keberadaan Vanya yang duduk di bebangkuan di depan nya. Malka mulai mengetukkan tangannya di pintu, mengucapkan kata seperti yang di ucapkan Vanya tadi.

"Terlambat 20 menit, silahkan duduk di luar. Resume bab pertama pelajaran saya sebanyak duapuluh lembar. Sekarang!" Ucap Pak Dana lagi.

Persis seperti yang Pak Dana perintahkan ke Vanya, terjadi juga ke Malka.

"Loh kok bisa gitu Pak?" Protes Malka tidak terima.

"Kamu terlambat. Saya berhak menghukum kamu, kalau kamu melanggar peraturan seperti ini" kata Pak Dana berjalan mendekati Malka yang berada di depan pintu.

"Ban mobil saya kempes pak, itu alasan saya mengapa terlambat hari ini"

"Saya tidak terima alasan macam apapun, silahkan kan kerjakan hukuman mu. Seperti salah satu teman mu itu" tunjuk Pak Dana ke arah Vanya lalu dia menutup pintu kelas di hadapan Malka.

"Eh?" Bingung Malka baru menyadari ada seseorang yang duduk di bebangkuan di depannya. Lebih tepatnya kaget dengan Vanya dihadapan nya yang sedang menyengir ke arahnya.

"Kenapa lo Van?" Tanya Malka menghampiri Vanya yang duduk sambil memangku bukunya.

"Dihukum juga, kayak lo"

"Kok bisa?"

"Panjang ceritanya, udah lo duduk juga sini. kerjain tugas kita bareng-bareng" ucap Vanya sambil menarik tangan Malka agar duduk di sebelah nya.

"Lo di suruh resume juga?" Tanya Malka melihat Vanya yang mulai menulis lagi di buku catatan nya sambil menundukkan badannya untuk menulis.

[LSS 1] Pacar Bohongan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang