Part 11 - Alergi

151 13 26
                                    

-----

Vanya sudah pulang sekolah satu jam yang lalu, dia hendak tidur sore namun dering ponsel nya mengurungkan niatnya.

Vanya mengambil ponselnya yang bunyi karna Anna menelpon.

"Ya Ann?" Sahut Vanya.

'Hiks, Van... tolong in gue'

"Lo, kenapa Ann?" Vanya ikutan panik mendengar sepupu nya itu seperti lagi menangis.

'Malka, Van... '

"Hah? Malka kenapa emang nya?" Ulang Vanya yang bingung dengan perkataan sepupunya ini yang sepatah-patah.

'Alergi nya kambuh, lo mau tolong in gue gak?'

"Maksudnya Ann? Lo coba tenang dulu. Lalu baru cerita ke gue, lo mau minta tolong apa?" Ucap Vanya meminta Anna agar tenang.

'Malka, alergi nya kambuh. Gue gak bisa jaga in dia, karna gue ada lagi bimbel. Lo mau kan tolong in gue? Jaga in Malka sebentar aja, selama gue bimbel?'

"Lo kok gue?"

'Orang tua nya lagi di luar negri, kakaknya yang cewek lagi ada pemotretan. Malka sendirian dirumah nya, gue khawatir Van..'

"Kan, lo bisa gak ikutan bimbel cuman sekali" kata Vanya yang sebenarnya enggan untuk menjaga Malka.

'Gak bisa Van, gue harus ikutan bimbel biar bisa kejar target ikutan pertukaran pelajar akhir bulan ini. Please Van bantu in gue'

Vanya menghela napasnya, "Ya udah gue bantu, tapi gue gak tau dimana rumah Malka"

'Thanks Van, nanti gue kirim alamat nya ke elo. Cuman sementara gue bimbel aja kok. Abis bimbel gue kesana kok'

"Oke, bye Ann" Vanya mengakhiri panggilan telponnya, dia lagi-lagi menghela nafasnya. Vanya menggaruk rambut nya bingung,

'Gue kesana sama siapa?' Pikir Vanya.

Vanya langsung teringat dengan Abangnya yang juga ada dirumah. Tadi sehabis menjemputnya, Kavi langsung masuk kamar. Berarti Kavi tidak ada jadwal kuliah hari ini.

Vanya beranjak dari duduknya lalu keluar kamar, mengetuk pintu kamar Abangnya.

"Bang Kavi??" Panggil Vanya.

"Bang??"

"Abang Kavi, bukain dulu dong pintu nya" pinta Vanya yang terus menggedor kamar Abangnya.

Tidak lama, Kavi membuka pintu kamarnya dengan muka suntuk. Karna Vanya membangunkan tidurnya.

"Apa?" Tanya Kavi sambil mengusap wajahnya yang mengantuk.

"Bang, anterin Vanya ke tempat teman mau?" Pinta Vanya memasang wajah imutnya.

"Enggak!!!" Ucap Kavi lalu hendak menutup pintu kamarnya, namun di tahan Vanya.

"Please bang, Vanya janji nurut in apapun kemauan Abang" Vanya memelas agar abangnya mau mengantarkan kerumah Malka.

Kavi terlihat berpikir sebentar, lalu dia mengangguk. "Oke, nanti bersihkan koleksi sepatu abang"

"Gak mau, sepatu Abang banyak" protes Vanya, karna dulu dia pernah membantu Abangnya membersihkan koleksi sepatu Kavi. Yang jumlahnya membuat badan Vanya pegal seharian.

[LSS 1] Pacar Bohongan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang