Part 43 - Melepaskan

131 6 0
                                    

"Cukup buka mata kamu, dan aku akan ikhlas-kan semuanya. Mal,"

-----


"Shit!" bentak Kavi saat melihat ruangan tempat adiknya dirawat kosong.

"Kenapa lo lari-lari?" Juan menyusul di belakang Kavi, "mana adik lo?" Tanyanya.

Kavi membalikkan tubuhnya menghadap Juan, "adik gue di culik Rion." Ucap Kavi khawatir.

Juan mengerutkan keningnya bingung, "Orion? Ada hubungan apa adik lo sama Rion?"

"Adik gue pacarnya Malka."

"What??"

-----

Vanya membuka matanya, dan dia cukup terkejut dengan keadaan dirinya. Tangan dan kakinya terikat di sebuah kursi, setahu Vanya dia tertidur di kamar rawatnya, saat Abangnya keluar mengurus administrasi.

"Bingung?" Tanya seseorang berdiri di samping Vanya.

Vanya sontak menoleh ke samping, matanya membulat kaget mengetahui sosok Rion sedang menyeringai padanya.

"Lo apain gue, hah?" Marah Vanya memberontak hendak melepaskan ikatannya.

"Nyulik lo, maybe." Kekeh Rion mendekati Vanya.

Rion mengangkat dagu Vanya, meminta untuk mendongkak menatapnya.

"Gue tertarik sama lo,"

Vanya menatap Rion kaget, "kita bisa di hitung bertemu. Dan lo bilang, lo tertarik sama gue?" Tanya mencoba untuk tenang menghadapi Rion.

Rion menyeringai mendengarnya, "menurut lo pertemuan kita bisa di hitung jari? Tapi sebenarnya kita sudah sering bertemu, lo nya saja yang kurang sadar."

"Maksud lo?" Bingung Vanya.

"Gue sering ngikuti lo, jalan berdua dengan Arregan."

"Lo kenal dengan Malka?"

"Ah, nama lain Arregan di luar itu Malka?"

"Jawab pertanyaan gue! Lo kenal dengan Malka?"

Rion terkekeh, "yeah.. Arregan ataupun Malka itu musuh gue di ring."

Vanya menahan napasnya kaget. "Lo...lo? Jadi lo yang mau tanding ulang sama Malka, dan orang yang ngincar gue itu lo?"

"Hahaha... Ya itu gue, rupanya sudah ada yang peringatin elo, ya?" Tawa Rion menggelegar di ruangan ini, membuat Vanya memutar otak untuk keluar dari sini.

Vanya berpendapat kalau Rion bisa saja seorang psikopat, mendengar betapa ambisius nya cowok ini.

"Tapi gue sudah gak tertarik lagi buat berantem sama Arregan, gue lebih tertarik sama lo." Ucap Rion mendekatan wajahnya, mencoba mencium bibir Vanya.

Namun Vanya dengan cepat  memalingkan wajahnya, hingga bibir Rion hanya menyentuh pipinya.

Rion menggeram sebentar, sebelum seringainya terbit di bibirnya."Ah!! ada satu informasi menarik yang harus lo tahu,"

Vanya menatap Rion dengan pandangan ingin tahu.

"Pacar lo Arregan, mungkin sudah mati."

Sontak wajah Vanya berubah terkejut, "informasi lo gak lucu!" Ucap Vanya dengan wajah memerah marah.

"Lo gak percaya? Gue ada bukti," Ucap Rion santai.

Dia mengeluarkan ponselnya, memperlihatkan foto Malka yang koma sebelum dia menculik Vanya tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[LSS 1] Pacar Bohongan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang