Part 26 - Dinner

96 7 31
                                    


-----

Vanya terus menundukkan kepalanya, bahkan saat mereka sudah sampai di sebuah restoran bernuansa Thailand.

Entah apa tujuan Malka, membawanya ke tempat ini. Yang pasti Vanya menyukai tempatnya. Vanya mengedarkan pandangan nya keseluruh penjuru, dia seakan pulang ke negara Ibunya.

Ya, Vanya keturunan berdarah Thailand dari Ibunya. Dan ayahnya Vanya asli orang Indonesia, asli Sunda tepatnya.

Makanya jangan heran, dengan wajah Vanya yang perpaduan antara Sunda dan Thailand.

Malka tersenyum tipis, melihat reaksi Vanya yang sumringah di bawa ke tempat ini. Vanya sudah mengangkat kepalanya, dan senyum mulai terbit di bibir Vanya.

"Udah gak marah lagi, nih?" Tanya Malka saat dirinya dan Vanya sudah duduk di dekat mural bergambar gajah putih.

"Eh?" Vanya menatap Malka bingung, "siapa yang marah?"

"Kamu,"

"Aku gak marah, Mal."

"Terus diam sepanjang jalan kesini, sambil tunduk in kepala. Apa coba?"

"Ihhhhh, aku malu!!" ujar Vanya menutupi wajahnya.

"Malu kenapa?"

"Aku malu, Mal. Kamu orang pertama, selain orang rumah yang liat aku baru bangun tidur kayak tadi."

Malka terkekeh kecil, dia mengelus pipi Vanya pelan. "Masih cantik kok abis bangun tidurnya, aku suka liat nya."

Blush

Pipi Vanya langsung memerah, yang malah membuat Malka gemas melihatnya.

"Malka ih!!"

"Iya-iya. Kamu mau pesan apa?" Tanya Malka membuka buku menu, yang ada di meja.

Namun tidak lama Malka menutup buku menu, karna tidak paham dengan isinya. Vanya langsung tertawa geli melihat tingkah konyol Malka.

"Kamu aja yang pesan, aku gak paham."

Vanya mengangguk kan kepalanya, dia mengangkat tangannya dan seorang pelayan perempuan menghampiri mereka.

"Šàwasì khá, mau pesan apa?" Ujar pelayan tersebut sambil tersenyum dan menangkup kan tangannya.

Vanya balas tersenyum, dia pun juga menangkup kan tangannya.

"dichan yak deum nom yen song" ujar Vanya fasih sambil mengisyaratkan tangannya untuk dua minuman.

"Dan--, Malka makanannya sama in aku juga?" Tanya Vanya pada Malka yang menatap dirinya heran bercampur kaget.

Malka hanya mengangguk kan kepalanya, dia cukup kaget mengetahui Vanya yang cukup fasih berbahasa Thailand.

"Dichan yak gin kao niew ma muang, song"

Pelayan tersebut tersenyum, menuliskan pesanan Vanya " mohon tunggu sebentar," ujarnya lalu mengundurkan diri mengambilkan pesan Vanya.

"Malka kok bengong gitu?" Tegur Vanya pada Malka yang masih menatap dirinya heran.

[LSS 1] Pacar Bohongan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang