Bagian 1

9.6K 629 56
                                    


Author : Sesil

Genre : Roman, Comedy

Rating : PG-17 (bisa naik kapan aja)

Main Cast : Park Chanyeol & Kim Rara (oc)

PS:

Cerita ini murni tanpa hasil jiplakan. Mohon untuk tidak mengakui, mengcopy, ide cerita ini

Tidak ada keterangan/tanda cetak mring untuk flashback jadi mohon cermati dengan baik.

Tanda (*) dengan italic adalah kalimat penjelas dari author.

***

Rara tidak pernah menggunakan waktu liburnya untuk benar-benar menyenangkan diri sendiri. Ketika orang-orang pergi ke karaoke untuk menghilangkan stress atau pergi berbelanja untuk menenangkan pikiran, Rara lebih suka duduk dirumah dengan satu cup besar ice cream dan acara kartun. Dia terbiasa dengan hal itu dan rutinitasnya terlihat begitu membosankan.

Orang-orang akan menganggap bahwa Rara tidak benar-benar hidup karena terlalu banyak menghabiskan waktunya dirumah dan bekerja. Bahkan tabungannya semakin hari semakin menumpuk karena Rara memang tidak hobi berbelanja.

Hari itu kebetulan adalah perayaan chuseok, Rara seharusnya memiliki jadwal kunjungan untuk pulang ke kampung halaman tapi Rara tidak memiliki niatan sedikitpun untuk pulang. Dia hanya tidak ingin bertemu dengan ibunya yang selalu membuatnya darah tinggi. Entah kenapa komunikasi mereka semakin hari semakin begitu buruk, itu dimulai sejak adik laki-lakinya meninggal tiga tahun yang lalu.

Pada hari Chuseok, untuk menghormati leluhurnya, Rara akan mengirimkan doa dari rumah. Dia juga tidak mau repot dengan membuat kue dan hanya berpikir untuk memiliki beberapa keranjang dari pasar.

Membuat songpyeon karena kepercayaan mendapatkan pasangan yang tampan menurutnya hanya omong kosong. Kalau hal itu benar-benar terjadi maka populasi wanita atau pria lajang akan berkurang saat ini, nyatanya itu tidak. Bahkan di tempat kerjanya ada lebih dari 37 persen orang yang melajang di usia 30-an dan 14 persen mengalami perceraian.

Rara mendesah panjang ketika melihat adegan ciuman dalam drama. Bukannya girang dia malah tambah stress.

"Kim Rara, nasibmu benar-benar sial!" gumamnya. Lalu meneguk jus dan menikmati kacang sebelum mematikan tivi karena mulai bosan.

Rara berjalan ke kamar untuk mengganti baju. Sepertinya berdiam diri di rumah tidak akan banyak membantu. Dia membutuhkan udara segar dan waktu yang menunjukkan hampir pukul 11 malam menurutnya juga tidak terlalu buruk kalau harus berolah raga. Kebetulan perutnya yang baru diisi dua mie instan memerlukan pembakaran.

Rara mengambil rute ketika dia harus berangkat bekerja. Berbelok menuju taman dan berputar tiga kali sebelum memutuskan untuk mengambil istirahat sebentar. Suasana sedikit sepi tapi masih ada satu atau dua orang yang berjalan di area itu. Rara tidak berpikir bahwa duduk sendirian itu berbahaya, jadi dia sama sekali tidak merasa takut, bahkan ketika mendengar suara berisik dari belakangnya.

Ketika Rara menoleh karena dia merasa terusik, sebuah kepala menyembul dari semak-semak. Dia pikir itu kepala anjing jadi Rara melempar batu ke arah itu dan suara erangan terdengar. Rara terkejut ketika melihat seorang pria muncul sambil memegangi kepalanya. Mengumpat tidak karuan kearah Rara sambil menunjuk-nunjuk. Merasa bahwa itu akan membuatnya dalam masalah, Rara segera kabur tanpa menoleh.

.

.

Tuhan pasti tidak akan memberikan cobaan yang bertubi-tubi dalam waktu dua puluh empat jam. Rara selalu percaya ini. Dia bahkan tidak pernah mengutuk Tuhan untuk nasibnya yang begitu menyedihkan, tapi apa yang dia terima hari ini begitu sial. Saat berangkat kerja Rara terlambat dan dimarahi atasan, data yang dia ajukan semuanya salah total dan mendapat makian, didatangan pegawai marketing untuk meminta jawaban atas pernyataan sukanya, dalam perjalanan pulang bahkan haknya patah saat berlari. Keberuntungannya hanya saat seorang pria yang tanpa sengaja dia tabrak tidak memperpanjang masalah, padahal dari tampang dan kalimat pedasnya Rara merasa yakin pria itu seperti ingin meremukkannya.

✔️ Host Club  #1 - BlessingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang