"Lalu apa yang kau katakan?"
"Apa lagi, tentu saja aku bilang karena aku membutuhkan uang."
"Kau benar-benar tidak kreatif."
Sehun menggeleng pelan. Mengambil minumannya dan menenggaknya dua kali. Tapi dia mencurigai alasan Rara bertanya seperti itu kepada Chanyeol.
"Apa kau tidak curiga kenapa dia menanyakan hal itu?"
"Memang sudah seharusnya dia bertanyakan?"
Sepertinya otak Chanyeol hanya sebesar kacang kedelai. Atau mungkin kepalanya terlalu banyak diisi dengan masalah Clara dan kecemburuannya kepada Rara. Bagaimana Chanyeol tidak berpikir sampai ke sana? Sehun benar-benar tidak habis pikir.
"Apa dia tidak menanyakan apapun soal Hyejin?"
Mendengar Sehun menyebut Hyejin, Chanyeol mendongak. Dia jelas-jelas tidak suka nama Hyejin disangkut pautkn dengan hal ini. Chanyeol tidak memiliki perasaan apapun lagi dengan Hyejin, jadi kenapa wanita itu harus disebut-sebut?
"Kenapa tiba-tiba kau membicarakan Hyejin?"
"Karena aku tahu alasanmu masih menjadi Host adalah untuk mencari informasi tentangnya. Teman Hyejin yang pernah kau temui di club-ku bahkan tidak pernah muncul lagi. Aku sudah pernah mengatakan kalau aku akan memberitahumu kalau dia muncul. Tapi kau malah menawarkan diri untuk menjadi Host di tempatku. Kalau bukan untuk mencari Hyejin, lalu untuk apa kau menunggu temannya muncul lagi?"
Sehun memuntahkan semua keluhannya karena merasa harus menjaga perasaan Rara. Dia menyukai Rara sebagai 'kakak iparnya', dia merasa harus membelanya.
Chanyeol mengambil minuman dan menghabiskan isinya sekaligus. Sampai sekarang dia juga masih belum tahu apa yang ingin dia lakukan. Jadi dia tidak bisa menjawab pertanyaan Sehun.
Setelah menemukan Hyejin, setelah bertanya lagi kenapa dia melakukan itu padanya, apalagi yang ingin dia lakukan?
Chanyeol tidak tahu lagi bagaimana harus melampiaskan kemarahannya. Perbuatan Hyejin, bagaimana Chanyeol akan memaafkannya semudah itu? Tapi yang Sehun inginkan adalah dengan Chanyeol melupakannya saja. Dengan begitu Chanyeol bisa menata kehidupannya kembali, tapi itu tidak semudah yang di bayangkan orang-orang, sebanyak apapun Chanyeol mencoba, dia tetap tidak bisa menghilangkan rasa bencinya dn keinginan untuk membalasnya.
Melihat Chanyeol diam dalam kebingunan, Sehun merasa tidak ada yang harus dikatakan lagi. Dia sudah berkali-kali memperingatkan Chanyeol dan meminta Chanyeol untuk melupakan semuanya, tapi sepertinya sakit hati Chanyeol lebih besar dari yang Sehun kira.
"Coba kau pikirkan Rara. Bagaimana perasaannya kalau dia tahu kau seperti ini? Jangan terlalu menyimpan dendam. Kau hanya perlu melupakannya saja."
Sudah berapa kali Sehun mengoceh hal seperti itu?
Chanyeol mengabaikan Sehun.
Bicara itu memang gampang, karena Sehun tidak pernah seperti berada diposisinya. Apakah keinganannya untuk menghancurkan mantan pancar yang sudah membuatnya menjadi pecandu akan menghilang begitu saja? Chanyeol rasa, tidak akan semudah itu.
.
.
"Apa maksudmu dengan mengatakan dia maniak? Na Ri tidak begitu!"
Karena merasa pikirannya dipenuhi dengan adegan Chanyeol yang menyentuh dan menciumnya, Rara memutuskan untuk menelpon Yeong Woo dan mencari tahu apa yang dipikirkan seorang pria jika ada seorang wanita yang seperti itu.
Ma Ri dan Eun Ha tidak akan membantu dalam hal ini, jadi Rara memutuskan untuk menelpon Yeong Woo meskipun terkadang omongannya selalu menjengkelkan. Seperti sekarang ini, saat Rara mengatakannya pada Yeong Woo dengan meminjam nama teman kantornya Na Ri—karena Rara tidak mau diejek dan menjadi bahan lelucon Yeong Woo dikemudian hari—Yeong Woo malah mengatainya maniak. Tapi itu memang persis seperti yang Rara pikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Host Club #1 - Blessing
Fiksi Penggemar[COMPLETE] maaf sekali sebagian sudah di unpub untuk kepentingan editing (。•́︿•̀。) Pada saat perayaan chuseok Rara tidak sengaja melukai seorang pria yang bekerja sebagai 'host' di sebuah club. Dia berpikir nasibnya itu sungguh sial, dan dia benar2...