Bagian 22

2.1K 364 47
                                    

Catatan: Mungkin banyak kata dobel dan typo, lagi gak sempet baca ulang. Maklumin ya ^^

Jangan beritahu aku untuk menanggungnya jika aku merindukanmu.

.

Chanyeol merasa bahwa perempuan ini (Hye Jin) pasti memiliki banyak rahasia dalam hidupnya. Tidak hanya mengenai dirinya (HJ) yang seorang pecandu, tapi juga dirinya yang memiliki hubungan dengan teman kecilnya yang Chanyeol kenal di club.

Kedatangannya ke Seoul untuk bekerja dan menemui temannya mungkin hanya sebagai alasan. Chanyeol sudah tidak mengerti bagaimana harus menghadapi Hye Jin yang bersikap baik dan manis didepannya tapi penuh dengan kebohongan dibelakang.

"Hey, apa kita harus mendatanginya dan memberinya pelajaran?" Jongin bertanya saat hidungnya hampir menempel pada jendela taxi ketika melihat Hye Jin bersama seorang pria duduk berhadapan di café.

"Kau mengajakku membolos hanya untuk melakukan ini?" Chanyeol yang duduk disamping melirik tanpa minat. Bersikap tidak peduli padahal didalam hati dia merasa hatinya hampir menjadi abu.

Sehun yang duduk di kursi depan menoleh. "Hyung, apa kau sedikitpun tidak mencurigai mereka? Aku sudah bilangkan kalau hubungan mereka ini tidak normal. Dikatakan teman tapi sikap mereka tidak menunjukkan seperti teman yang seharusnya."

Chanyeol tidak menjawab, dia hanya melirik kearah tempat Hye Jin lalu mengarahkan supir taxi untuk segera pergi dari sana. Dia merasa marah karena hal ini, juga merasakan perasaan malu karena dirinya yang pernah menyanjung Hye Jin didepan Jongin dan Sehun.

Chanyeol terbangun dari mimpinya dengan keterkejutan yang membawa seluruh kenangan masa lalu.

Setelah sekian lama Chanyeol kembali memimpikan soal Hye Jin. Chanyeol merasa yakin bahwa sekarang ini tidak ada sedikitpun emosi yang tercurah untuk Hye Jin.

Ketika memikirkan masa lalunya dan hal-hal yang membuat Chanyeol ingin mencari tempat nyaman, dia selalu memikirkan Rara dan merindukannya. Mungkin sebuah kesalahan saat dia dengan lepas kendali marah seperti waktu itu, sekarang dia ingin sekali melihatnya tapi tidak tahu apakah Rara masih ingin melihatnya.

.

.

.

Tadinya Chanyeol sedang bersiap untuk menyantap mie, tapi kegiatannya diganggu dengan suara benda yang saling bertubrukan. Dia berdiri untuk mencari sumber suara dan mendengar bahwa suara itu semakin keras saat dia berdiri didepan pintu. Dia pikir itu hanya anak iseng yang selalu dilakukan bocah 5 tahun yang tinggal di sebelahnya, tapi setelah membuka pintu yang Chanyeol lihat ternyata adalah Rara.

Hatinya menghangat dalam sepersekian detik. Di sudut hatinya juga bersyukur karena Rara masih mau menemuinya.

"Apa kau biasa bertamu dengan cara seperti ini?"

Meskipun keinginannya adalah untuk merubah sifatnya yang begitu keras tapi entah kenapa setiap kalimat yang keluar selalu tidak enak untuk didengar.

Rara menatap tidak mengerti, menunduk karena merasa bersalah dan juga malu. Lalu Chanyeol menambahkan. "Menendang pintu itu cara yang tidak sopan," dengan penuturan yang lebih halus dari sebelumnya.

"Oh..." Rara menunduk memandangi sepatunya sekali lagi dan memikirkan apakah dia tadi melakukan itu? Kenyataannya dia tidak sadar saat melakukannya.

Rara mendongak, melirik kearah Chanyeol. Mencari tahu seperti apa ekspresi Chanyeol sekarang ini. Tapi wajah yang terlihat pucat itu tidak menunjukkan reaksi apapun. Hanya berdiri diam dan menatap Rara tanpa ragu.

✔️ Host Club  #1 - BlessingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang