Bagian 31

1.4K 268 44
                                    

Apa yang Rara tahan benar-benar sampai pada batasnya. Dia menatap pada layar ponsel yang hanya menampilkan wallpaper wajahnya sendiri. Lalu wajahnya cemberut dan perasaan sakit hatinya muncul lagi. Pesan yang dia kirim tadi pagi untuk mengetes Chanyeol benar-benar membuat Rara kecewa.

Rara membuka pesannya dan membaca lagi pesan yang dia kirim dua hari yang lalu dan dibalas sekitar dua jam kemudian di hari itu.

Rara: [Apa kau sedang sibuk?]

Chanyeol: [Maaf. Kalau kau membutuhkan sesuatu, telpon saja Jongin. Dia akan membantumu]

Chanyeol: [Maafkan aku. Ada hal yang harus kukerjakan. Aku akan menelponmu nanti]

Karena kejadian itu, selama 3 hari Rara belum menemui Chanyeol atau Chanyeol yang mencoba menemuinya. Mungkin dugaannya benar, bahwa perempuan itu adalah Hyejin dan karena Hyejin sudah di temukan, Chanyeol tidak lagi membutuhkannya.

Sehun dan Jongin juga sama saja, kalau Rara tidak mencari mereka, mereka tidak akan datang menemui Rara. Tapi harga diri Rara terlalu tinggi, dan dia terlanjur marah dengan semua orang yang mencoba memihak pada Chanyeol. Rara tidak mau tahu dan dia pun menolak untuk mencari tahu. Dia berpikir kebenaran hanya akan semakin membuatnya sakit hati. Sekarang saja rasanya tangan itu sudah gatal ingin menggaruk daging di tubuh orang lain. Kalau dia membiarkan dirinya mengetahui hal yang tidak ingin dia dengar, mungkin Rara akan membakar rambut orang itu.

Saat jam makan siang. Rara duduk seorang diri tanpa Ma Ri dan Eun Ha. Lalu Na Ri rekannya di bagian keuangan datang dari arah lain dengan memabawa nampan makanan dan memilih duduk satu meja dengan Rara yang tidak membalas sapaannya.

Rara memakan semua jenis makanan yang di sediakan di kantin perusahaan dan membeli dua bungkus roti tambahan yang membuat rekannya menatap keheranan.

"Apa kau masih bisa makan?"

NaRi yang melihat nafsu makan Rara begitu tinggi merasa sedikit khawatir. Rara memang biasanya selalu makan banyak, tapi tidak dalam kondisi yang seperti tidak kuat untuk menelan lagi. NaRi melihat Rara menjejalkan makanan itu ke dalam mulut dan raut wajah Rara tampak rumit. Sebagai rekannya—yang walaupun tidak tergolong dekat—NaRi cukup mengkhawatirkan kesehatan Rara.

"Kalau kau makan seperti itu nanti pencernaanmu akan terganggu."

Bahkan belum ada satu menit ketika NaRi mengatakan itu dan Rara merasa perutnya sangat tidak bersahabat. Perutnya sakit, lambungnya seperti diaduk-aduk dan Rara merasa akan muntah. Dia buru-buru berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua makanannya.

Dari luar bilik toilet, suara Nari yang mencemaskan Rara terdengar sambil mengetuk-ngetuk pintu.

.

Dari arah lain, Ma Ri berlari sekencang mungkin untuk menghampiri Eun Ha dan Rara di tempat peristirahatan di atap gedung.

Saat Ma Ri datang ke bagian keuangan tadi dan bertanya dimana Rara, NaRi memberitahu semua yang ia tahu dan membuat Ma Ri bergegas pergi sambil menelpon Eun Ha.

Sebelum menemui Rara, Ma Ri kembali ke ruangannya dan mengeluarkan semua keperluannya di dalam tas. Dia selalu membawa semua obat dan vitamin karena Ma Ri tidak mau membuang waktu dengan pergi ke apotek dalam keadaan mendesak. Benda-benda seperti itu selalu siap di dalam tasnya.

Sekarang di tangannya ada kantong plastik yang isinya berbagai macam obat dan vitamin. Karena Rara tidak mengatakan ataupun mengeluhkan sakit apa, jadi Ma Ri memberikan semuanya kepada Rara.

"Apa kau benar baik-baik saja?"

Eun Ha yang menyelinap keluar untuk menemui Rara merasa khawatir. Bagaimana kalau Rara jatuh sakit lagi. Dia ingat saat Rara dalam kondisi yang sedang banyak pikiran dan mengkonsumsi makanan dengan tidak teratur, Rara jatuh pingsan. Saat itu adalah awal musim panas dua tahun yang lalu. Rara sampai harus di opname karena kondisi kesehatannya. Bagaimana kalau Rara seperti itu lagi?

✔️ Host Club  #1 - BlessingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang