Bagian 12

2.2K 402 62
                                    

Rara tidak bisa untuk tidak memikirkan ucapan Eun Ha. Tapi bagi Rara perasaan semacam ini hanya akan bertahan sebentar, mungkin setelah dua atau tiga hari bunga-bunga itu akan menghilang dari dalam hatinya.

Tapi beberapa hari sudah berlalu dan kenyataannya tidak sesederhana itu.

Rara mulai memikirkan Chanyeol. Dari mulai cara berjalan, cara berbicara, cara menyunggingkan senyum sampai caranya mendengus. Tapi yang membuat Rara tidak tahan adalah seringaian Chanyeol yang mematikan. Dia seperti terjebak dalam labirin dan tidak tahu jalan keluar.

Pria itu bahkan berhasil mengendalikan pikirannya. Dimanapun Rara berada maka wajah Chanyeol akan muncul didepan matanya. Hal itu membuat Rara uring-uringan selama jam kerja. Dia mengutuk siapapun yang menunjukkan sikap yang menyerupai Chanyeol. Mencaci pada cermin di kamar mandi ketika melihat wajah Chanyeol disana, lalu sadar bahwa tindakannya begitu konyol karena tidak ada siapapun kecuali dirinya yang seperti nenek tua kesepian.

Yang lebih mengejutkan adalah ketika di jalan melihat sepasang kekasih sedang memberikan kecupan di bibir. Rara menjerit dalam hati. Mengalihkan pandangannya dan menyumpal lubang telinganya dengan earphone untuk mendengarkan musik. Kata orang pengalihan pikiran itu membantu seseorang melupakan hal yang tidak ingin diingat, tapi hal itu hanya berlaku untuk sesaat, kecuali Rara membenturkan kepalanya dan berharap dia mengalami amnesia. Sentuhan dibibirnya waktu itu semakin terasa nyata, dan sesuatu seperti merangkak naik ke ulu hatinya membuat jantungnya berdebar.

Sebelumnya Rara tidak terlalu memikirkan ini. Dia menganggap bahwa kecupan singkat itu hanya dorongan hormone sesaat yang tidak bisa dikendalikan Chanyeol. Benar. Kebanyakan pria memang seperti itu. Dan itulah yang disebut dengan pria brengsek yang memanfaatkan kesempatan. Hal itu dianggap tidak berarti, seperti sebuah insiden ketika terjatuh dan terguling di ladang penuh bunga. Si pria begitu beruntung tapi si wanita menggap hal itu seperti sebuah kesialan.

Tapi begitu mendengar pertanyaan Eun Ha, Rara jadi memikirkannya. Dia mengulang setiap kejadian yang pernah dia alamai. Dari mulai pertama kali bertemu, mengikuti kemanapun Chanyeol pergi, kemunculan Chanyeol dirumah orangtuanya, lalu wajahnya ketika bercanda dengan pelanggan-pelanggannya. Ada sedikit perasaan kesal, tapi lebih banyak sikap tidak peduli yang Rara tunjukkan. Dan memang benar bahwa disetiap tindakannya tidak ada hari tanpa menyebut nama Chanyel didalam pikirannya. Entah itu untuk keperluan membayar hutang atau hanya sekedar memaki. Rara tidak bisa berhenti memikirkan Chanyeol setelah itu.

"Gadis tengik!"

Rara mencaci Eun Ha dan menyalahkannya. Lalu menendang mesin cetak yang membuat dua pegawai menatap dan menegur. Rara hanya tersenyum dan merasa malu dengan tinakan konyolnya. Rara menundukkan kepala untuk meminta maaf, lalu mengambil lembaran fotocopy dan berjalan keluar ruangan.

Tidak ada hari tanpa Rara merasa kesal. Mungkin mimpi Rara sebelumnya yang dikejar bebek adalah pertanda bahwa dia akan disusahkan dengan keberadaan Chanyeol. Pria itu dalam kenyataannya mengejar dirinya didalam pikiran dan Rara merasa tidak tenang dan terganggu.

Saat pulang dari tempat kerja, Ma Ri mengajak untuk berkumpul dan menikmati odeng di pinggir jalan. Rara memakan hampir 10 tusuk. Eun Ha serta Ma Ri merasa heran karena nafsu makan Rara yang begitu besar sudah mirip seperti hewan ternak yang berebut jatah makanan. Rara mengabaikan ejekan Ma Ri, lalu melirik dengan tatapan permusuhan.

Eun Ha disudut lain mulai menatap Rara, diam-diam mendekatkan mulutnya dan berbicara didekat telinga Rara.

"Apa kau sudah memikirkannya?"

Rara tersedak saat mendengarnya. Matanya langsung melotot kearah Eun Ha dan menggunakan odeng di tangannya untuk diarahkan ke wajah Eun Ha yang memprotes. Sementara itu, Ma Ri terlihat begitu penasaran dengan kelakuan kedua temannya.

✔️ Host Club  #1 - BlessingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang