"Kim Rara...Kim Rara... kau benar-benar pecundang! Apa kau tidak punya harga diri? Setelah mengatakan itu masih berani datang kemari?!"
Rara ingin membenturkan kepalanya sendiri ke tiang didepannya. Tapi itu sepertinya akan menyakitkan dan membuat malu, jadi dia menunda keinginannya itu.
Melirik kekeadaan sekitar, Rara kembali menciut di balik tilang. Dia sudah berdiri hampir 40 menit di sana. diam-diam memperhatikan dari kejauhan beberapa wanita keluar masuk. Terlihat juga dua pria yang berdiri di depan pintu sambil memegang rokok. Berbicara dengan seorang gadis dan tersenyum sampai giginya kering.
Jam dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 9 malam. Rara sudah memikirkan setelah pulang kerja dia akan melanjutkan menonton film yang sempat tertunda. Tapi memikirkan apa yang Sehun ucakan membuat pergulatan batin yang benar-benar menyiksa. Mau tidak mau Rara memang harus menghadapi Chanyeol karena apa yang dikatakan Sehun itu ada benarnya. Menurutnya meskipun cukup memalukan tapi bertatap muka secara langsung masih lebih berguna. Jadi Rara memutuskan untuk datang ke club itu. Masalahnya dia tidak berani masuk atau menghubungi Chanyeol, jadi dia hanya berdiri di luar dan menunggu kesempatan Chanyeol keluar.
"Kim Rara?"
Seruan itu terdengar tidak begitu meyakinkan. Rara menoleh dan dia terkejut melihat reka kerjanya di sana. Ma Ri dan Eun Ha. Kenapa mereka disini?
"Hey, kau melarikan diri dari kami karena mau kesini?"
"Dasar pembohong. Kau bilang kau tidak mau datang kesini, lalu apa yang kau lakukan disini?"
"Jangan katakan kau hanya ingin mereka menemanimu saja."
"Satu saja tidak akan habis kenapa kau begitu serakah?"
Rara hampir menjejalkan sapu tangannya ke mulut mereka. Seenaknya bicara seperti itu. Siapa yang serakah? Siapa yang ingin menipu? Kalau Rara tidak punya urusan juga tidak akan kemari!
"Tidak seperti itu..." dua tangan Rara terangkat untuk menenangkan temannya. Ini akan memakan waktu yang lama untuk menjelaskan ke mereka berdua. Hanya saja darimana Rara harus memulai? Apakah dia harus mengatakan semuanya atau langsung ke intinya saja? Tapi melihat karakter mereka, hal ini tidak akan semudah bayangannya. Mereka pasti akan memaksa sampai Rara membuka mulut. "... ayo, kita pergi dulu dari sini. Aku akan mengatakannya kepada kalian."
Dari belakang Rara mendorong punggung Ma Ri dan Eun Ha. Dia berusaha untuk menjauhkan mereka dari tempat itu. Kenapa juga kedua temannya ingin masuk ke sana? Sudah jelas Ma Ri memiliki kekasih-meskipun sekarang tiak jelas statusnya-dan Eun Ha memiliki teman pria yang sedang diincar, masih saja mereka menebar bunga.
"Kenapa buru-buru?" Ma Ri berkelit, menghindar. "Karena kita sudah di sini kenapa kita tidak coba masuk?"
Rara melotot karena terkejut. "TIDAK!"
Kedua temannya menatap penuh tanya. Rara tergagap dan buru-buru menjelaskan.
"Maksudku, aku masih ada urusan. Dan kalian seharusnya ikut aku pergi, ada yang harus kukatakan." Mengatakan itu, Rara mencoba untuk mendorong temannya lagi.
Rara lupa bahwa ketika dia semakin gencar berkelit itu akan semakin membuat orang curiga. Terutama Ma Ri. Gadis itu mengatakan sudah sangat mengenal sifat Rara, meskipun Rara tidak percaya tapi apa yang Ma Ri katakan selalu benar (meskipun terkadang Rara begitu keras kepala untuk kalau harus membenarkan).
"Sepertinya aku mencium bau 'busuk' disini." Ma Ri sengaja mengatakan itu untuk membuat Rara kesal, lalu membuka mulutnya. "Kau menyembunyikan sesuatu kan? jangan bilang kau sudah pernah masuk kesini dan bertemu pria tampan lalu tidak mau membaginya dengan kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Host Club #1 - Blessing
Fanfiction[COMPLETE] maaf sekali sebagian sudah di unpub untuk kepentingan editing (。•́︿•̀。) Pada saat perayaan chuseok Rara tidak sengaja melukai seorang pria yang bekerja sebagai 'host' di sebuah club. Dia berpikir nasibnya itu sungguh sial, dan dia benar2...