Bagian 7

2.7K 414 31
                                    

Alasan kenapa Rara membawa makanan ke lantai atas (tempat peristirahatan di atap perusahaan) dan menolak untuk turun kebawah (kekantin) adalah karena dia ingin menghindari Dojin. Meskipun sampai sekarang Rara belum mendengar kabar apapun karena persoalan semalam tapi masih lebih baik kalau Rara mengambil ancang-ancang.

Menunjukkan wajahnya di depan Dojin mungkin akan membuat Dojin memiliki niat untuk menjatuhkannya. Meskipun dalam pikiran Rara perilaku Dojin tidak seburuk itu tapi ada kalanya manusia sering lepas kendalai karena dorongan perasaan kecewa. Hal inilah yang sedang Rara khawatirkan. Dan dalam percakapan chating di tengah pekerjaan, Rara tidak bisa tidak mengatakan bahwa dia sedang ingin menghindari Dojin kepada dua temannya. Inilah kenapa Rara dengan sukses kabur ke lantai atas (karena kedua temannya tidak memiliki alasan lagi untuk memaksa Rara kekantin).

Dojin tidak menyukai tempat tinggi jadi dipastikan tempat itu akan aman untuk bersembunyi.

"Kau mengatakan itu dan dia diam begitu saja?"

"Ini pasti pukulan berat untuknya," kata Ma Ri, menanggapi pertanyaan Eun Ha yang belum sempat Rara jawab. "Dia sudah mendapat penolakan puluhan kali darimu tapi dia masih saja tidak putus asa. Sekarang, apa yang membuatnya menyerah?"

Ma Ri melirik dari balik cangkir kertas yang disesapnya. Dia begitu penasaran, karena menurut Ma Ri perjuangan Dojin sama mengharukannya dengan kisah Chunhyang si gisaeng yang patut diperjuangkan.

Mendengar omong kosong itu Rara tidak tahan untuk memberikan cubitan di lengan Ma Ri. Dan suaranya yang melengking menarik perhatian sebagian orang.

"Soalnya sekalipun langit terbelah aku merasa yakin kalau Dojin akan tetap memperjuangkanmu."

"Benar-benar tidak bisa diharapkan." Gumam Eun Ha, menggeleng kepala dengan tatapan penuh kecewa.

Rara merasa kedua temannya ini begitu menyesatkan. Kabar ini seharusnya cukup menggembirakan tapi malah kedua temannya seperti terlihat begitu kecewa, seolah dalam kenyataan benar-benar mengharapkan Rara berkencan dengan Dojin. Teman macam apa mereka?

"Cepat katakan kenapa Dojin bisa sepert itu?!" Eun Ha menuntut.

"Mungkin karena dia menemukan yang lebih cantik." Rara berseru asal.

"Omong kosong!"

"Atau mungkin dia melihatmu keluar dari club dan berpikir kalau kau tidak layak untuk diperjuangkan," Tebak Ma Ri.

Tidak heran kenapa Ma Ri bisa mengatakan itu tanpa merasa bersalah sedikitpun. Sepertinya permasalahan cintanya semakin hari semakin parah. Rara tahu kalau mulut Ma Ri sedang tidak terkontrol seperti ini, itu akibat tekanan stress yang dialaminya. Sebenarnya Rara ingin marah, karena Ma Ri jelas merujuk pada dirinya yang seperti perempuan gampangan. Tapi emosi terkadang membuat seseorang lupa diri jadi Rara hanya bisa menelan kalimat bernada penghinaan ini.

"Ngomong-ngomong, kau belum menjawab pertanyaan kami," kata Mari, memutar tubuhnya dan berdiri didepan Rara.

"Yang mana?"

"Pria yang memanggilmu saat kita di club. Kau belum menjawabnya."

Rara terbatuk ringan, pura-pura tidak mendengar apapun.

.

.

Setiap tahun akan ada 10 atau 20 pegawai baru yang masuk ke perusahaan setelah memenuhi syarat—jumlah orang juga tergantung lowongan dan kebutuhan setiap divisi, bisa bertambah atau kurang dari itu. Jumlah pegawai bertambah setiap tahun tapi juga berkurang di setiap tahunnya dengan perbandingan skala yang lebih kecil.

Selama 3 hari pegawai baru menerima pelatihan sebagai staf di kantor. Mereka berkeliling ke bagian divisi, menyampaikan hal yang yang harus dan tidak dilakukan oleh pegawai, larangan tempat-tempat yang dikunjungi, pembagian penempatan pegawai dan sebagainya.

✔️ Host Club  #1 - BlessingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang