Setelah berhasil melempar Eun Ha dan Ma Ri ke dalam taxi, Rara akhirnya bisa bernafas lega. Dia hanya harus mempersipakan diri untuk 'introgasi' besok. Kedua temannya pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.
Rara sedang mempertimbangkan hal ini; kembali masuk ke dalam (club) dan menyelesai masalah sekarang juga. Tapi mengingat dia sudah membuat kehebohan di sana sepertinya untuk kembali masuk sudah tidak mungkin lagi. Kalau Rara memang tebal muka mungkin dia akan mengabaikan pengunjung di sana, tapi Rara merasa sudah tidak memiliki wajah lagi setelah melihat Sehun. Siapa yang tahu apa yang dipikirkan Sehun kalau melihat Rara di sana? Tadi pagi saja Rara sudah menunjukkan sikap bahwa dia menolak untuk datang.
Rara meniup udara kosong dan menunduk dengan lesu, bahunya sudah turun karena kehabisan energy. Perutnya juga berbunyi karena merasa lapar. Dia melupakan makan malamnya karena sibuk memikirkan apakah harus menemui Chanyeol atau tidak.
Rara kembali menyentuh tasnya yang menyimpan amplop uang miliknya. Memikirkan ini, Rara merasa semakin sulit untuk memberikannya kepada Chanyeol. Rara tidak mungkin meminta bantuan Jongin setelah tahu bahwa Sehun juga tidak berguna. Tidak ada pilihan lain selain menemui Chanyeol sendiri.
Tiba-tiba sosok gadis dalam penglihatan Rara tadi muncul. Untuk seseorang yang mengunjungi tempat seperti itu bisa dikatakan bahwa wanita itu berpakaian cukup sopan—jelas berbeda dari pengunjung lain. Gaun yang dikenakan jelas menunjukkan bahwa wanita itu dari kalangan atas. Lalu apakah dia yang mem'backing kehidupan Chanyeol selama ini?
Rara tidak bisa berhenti menyangkut pautkan wanita itu dengan rumor yang baru saja dia dengar. Tapi melihat dari penampilannya sepertinya wanita itu cukup muda, bisa dikatakan bahwa usianya hampir sama seperti Sehun—atau mungkin tidak? Yang jelas wanita ini tidak sebaya dengannya. Dengan penampilan seperti itu, bahkan untuk mendapat teman host selama apapun para pria pasti tidak akan menolak.
Saat sibuk dengan pikirannya sendiri Rara dikejutkan dengan tangan seseorang yang menahan dirinya. Begitu menoleh Rara melihat wajah Yun Dojin yang berbinar ketika melihatnya.
"Aku pikir aku salah orang." Wajah Dojin tersenyum lebar. Tangannya masih tidak mau melepaskan Rara jadi Rara menarik pelan pergelangan tangannya. Dojin menyerukan kata 'maaf' dengan cengiran tanpa dosa. Dan Rara merasa begitu sial karena sudah melihat Dojin disana.
Rara adalah wanita jahat kalau sampai mengabaikannya jadi Rara berniat berbasa-basi sebentar sebelum dia berniat pergi. Bagaimanapun mereka adalah rekan kerja—meskipun berbeda divisi.
"Kenapa kau disini?"
"Aku bertemu dengan seorang teman," jelas Dojin. "Tadi aku melihat dua temanmu pergi,"
"Oh... itu, mereka ada urusan."
"Kalian darimana?"
Pertanyaan itu membungkam mulut Rara dalam sekejab. Mana mungkin dia mengatakan baru saja mengunjungi club yang menyediakan teman pria. Tidak masalah kalau itu adalah club biasa tapi orang-orang jelas tahu club macam apa yang Rara sebutkan nanti. Sedangkan di daerah itu hanya ada satu club; Host Club.
Sebenarnya Rara tidak terlalu peduli dengan reputasinya didepan Dojin, tapi Rara harus mempertimbangkan apakah mulut Dojin benar-benar bisa diandalkan? Rara jelas tidak suka mencari perhatian dikalangan teman kerja (menjadi tenar karena gosip).
Rara tersenyum untuk menutupi kegugupannya. "Hanya... jalan-jalan."
Dojin berseru 'oh' lalu mengangguk dan percaya begitu saja.
Pada saat itu, suara hati Rara mengatakan bahwa dia harus pergi sekarang juga kalau tidak ingin Dojin berpikir bahwa Rara memberikan peluang. Sebenarnya Rara sudah beberapa kali menolak ajakan kencan Dojin dengan cukup sopan, tapi mungkin Dojin pikir dirinya hanya kurang berusaha keras. Jadi di hari-hari berikutnya Dojin masih sering menemui Rara dengan wajah tebal. Bahkan Rara harus secara sembunyi-sembunyi menghindari percakapan dengan Dojin.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Host Club #1 - Blessing
Fanfiction[COMPLETE] maaf sekali sebagian sudah di unpub untuk kepentingan editing (。•́︿•̀。) Pada saat perayaan chuseok Rara tidak sengaja melukai seorang pria yang bekerja sebagai 'host' di sebuah club. Dia berpikir nasibnya itu sungguh sial, dan dia benar2...