Bagian 23

2.2K 353 44
                                    

Cinta yang kupelajari secara diam-diam setiap hari saat bertemu denganmu

.

.

Chanyeol benar-benar membelikannya ice cream saat dalam perjalanan pulang. Dan hal lain yang Chanyeol lakukan adalah ketika menggandeng tangan Rara saat berjalan di bawah lampu penyebrangan. Tangan Rara sudah berkeringat, tapi Chanyeol tetap tidak melepaskannya bahkan saat mereka sampai di depan rumah.

"Tidak perlu mengantarku sampai ke dalam."

"Kau tidak mengundangku untuk makan, misalnya mie instan?"

"Aku melarangmu mengkonsumsi makanan instan 'kan?"

"Kalau begitu beri aku kopi,"

"Sejak kapan kau suka kopi?

"Sejak sekarang."

Rara mengerutkan dahi, menatap Chanyeol penuh curiga. Tapi sikap santainya tidak menunjukkan kecurigaan. Meskipun begitu, Rara tetap waspada. Siapapun yang tinggal di Negara ini juga pasti tahu maksud dibalik kalimat 'mengundang orang untuk makan mie'. Rara bukan gadis bodoh, dan dia sangat paham dengan pikiran lelaki mengenai ini. Ma Ri juga biasa menggunakan alasan ini untuk membuat Young Woo menginap.

"Jangan macam-macam, ya. Jangan coba-coba mengambil kesempatan." Rara mencoba memperingatkan. Dia sangat tegas tapi ada sedikit kegugupan di balik sikapnya.

Chanyeol menunjukkan wajah kecewa. Tapi ketika Rara berbalik untuk membuka pintu, sedikitpun Chanyeol tidak berniat pergi. Dia pikir, siapa tahu Rara berubah pikiran. Tapi bukan ajakan yang Chanyeol dengar melainkan suara pekikan Rara. Chanyeol setengah berlari masuk ke dalam rumah lalu bertanya apa yang terjadi.

Sebelum Chanyeol menyelesaikan kalimatnya, dia melihat keadaan ruangan yang begitu berantakan. Hampir semua barang berjatuhan ke lantai, sepertinya seseorang baru saja masuk dan mengacak-ngacak tempat itu.

Rara langsung berpikir kalau ada pencuri yang sudah masuk ketempatnya, tapi Rara melihat laptop dan tivinya masih utuh. Lalu dia mengingat buku tabungannya dan berlari untuk melihat di tumpukan baju. Masih ada. Bingung, Rara menggaruk sisi kepalanya. Seseorang mencoba masuk kamar dan membuat semua barang-barangnya berantakan, untuk apa?

"Kau seharusnya melapor polisi 'kan? Apa yang kau lakukan dengan hanya berdiri disana?"

"Aku hanya sedang berpikir,"

"Apa?"

"Apa yang mereka dapatkan dengan melakukan ini? Sementara buku tabungan, laptop, tivi, dan semuanya masih tetap ada."

Rara termenung untuk beberapa saat, berpikir orang gila macam apa yang menerobos masuk ke dalam rumah dan mengacak-ngacak tempatnya. Sebuah obrolan dimasa lalu melintas di dalam kepala Rara, dengan cepat dia menarik kabinet yang biasa dia gunakan untuk menyimpan pakaian dalam.

Tanpa berpikir Rara mengeluarkan barangnya satu persatu, tidak peduli bahwa Chanyeol yang berada di belakangnya sedang melihat. Dia pun mulai menghitung semua jenis dan warna yang dia miliki, benar-benar tidak ada yang hilang. Semua pakaian dalamnya masih utuh disana, jadi kemungkinan memang bukan orang mesum yang membobol rumahnya dengan tujuan mencuri itu.

"Ini juga masih ada," gumam Rara.

"Hey, apa yang kau lakukan?"

"Aku pikir orang itu kalaupun tidak berniat mencuri uang, dia seharusnya mengambil satu dari barang pribadiku." Rara menjelaskan tanpa menoleh kearah Chanyeol. Begitu sadar dia membuat kalimat penegasan untuk Chanyeol. "Kau tidak perlu melihat."

✔️ Host Club  #1 - BlessingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang