Rara tidak mau mengambil resiko dengan membuang makanan sia-sia. Kalau pun Chanyeol memang memiliki sopan santun untuk setidaknya mencicipi makanan, Rara setidaknya harus memikirkan apa yang akan dia masak. Masalahnya Rara tidak tahu apa yang Chanyeol suka dan tidak suka. Lalu apakah Chanyeol alergi terhadap makanan tertentu atau tidak. Jadi untuk menghindari itu semua Rara memutuskan untuk menyingkirkan ide 'memasak untuk Chanyeol' meskipun hal ini adalah pilihan terbaik daripada yang dia lakukan sekarang. Lagipula tidak ada yang menjamin setelah Rara membuat makanan, Chanyeol akan membiarkannya lolos. Daripada capek-capek membuat makanan dengan hati tulus tapi pada akhirnya diinjak-injak, lebih baik Rara mengambil ide pertama meskipun harus menguras tabungan.
"Nona, apa anda sudah menentukan pilihan?"
Rara dikejutkan dengan suara wanita yang berdiri di depannya. Wajahnya tersenyum--khas pegawai toko yang selalu menyambut pelanggan dengan senyum ramah--dan ekspresinya terlihat sedikit tidak sabaran, mungkin karena wanita itu sudah lelah meladeni Rara selama hampir 40 menit.
Rara sebenarnya sedang bimbang. Di dalam kepala dia sedang menghitung tabungan yang dia miliki, apa saja yang dia butuhkan enam bulan kedepan dan berapa banyak bonus tahunan yang akan dia dapatkan. Menghabiskan $1.350 hanya untuk sebuah jam tangan itu terlalu pemborosan. Rara bahkan bisa menggunakan uang itu untuk menyewa sebuah kios, bukannya membeli jam tangan yang bahkan bentuknya tidak lebih besar dari bola kasti.
"Nona, apa kau akan membelinya atau tidak?" Pegawai itu kembali bertanya.
Rara melirik sebentar. Menggigit, membasahi bibirnya dan dengan banyak pertimbangan akhirnya dia berkata, "Maaf, tapi... apa mungkin, aku bisa menyicilnya selama satu tahun?" dengan malu-malu Rara menunjukkan jari telunjuknya.
Pada akhirnya sebuah jam tangan berwarna emas itu berada di tangannya. Rara menunduk lesu begitu keluar dari toko. Memandang sekali lagi pada kantong berwarna putih di tangannya. Rara hampir saja meninju barang itu ketika membayangkan bahwa Chanyeol-lah yang membuat dompetnya menipis.
Untuk sesuatu yang bisa dianggap pantas sebenarnya--mungkin--terlalu murah untuk orang seperti Chanyeol. Rara tidak tahu standar 'hadiah' yang pantas untuk diberikan kepada seorang host populer sepertinya. Tapi menurut Rara jam tangan seharga itu juga tidak mungkin akan diabaikan begitu saja. Jadi Rara merasa yakin bahwa kali ini Chanyeol tidak akan menolak. Kalaupun Chanyeol menolak, itu artinya pria itu benar-benar sangat kejam.
Rara kembali memikirkan hal ini, karena dirinya sudah membuat kepala Chanyeol 'bocor', karena dirinya sudah memanfaatkan Chanyeol untuk lepas dari 'cengkraman' Dojin, dan karena Chanyeol--yang meskipun belum dikonfirmasi--sudah datang dan merawat dirinya saat sedang sakit, memberikan jam tangan mungkin bisa membalas tiga hal hutangnya sekaligus. Jadi Rara tidak mungkin akan menyesal.
Ketika merasa yakin dengan apa yang dia lakukan, Rara segera mengganti baju setelah pulang dari tempat kerja. Dia sengaja pulang lebih awal karena harus menemui Chanyeol. Rara ingin menyelesaikannya secepat mungkin, karena dengan begitu Rara baru bisa mencerna makanan.
Dalam perjalanan Rara berusaha untuk menghubungi Chanyeol. Dua panggilannya masuk kelayanan kotak suara dan Rara segera mematikannya saat bus yang menunjukkan nomor tujuan datang.
Ketiga kalinya ketika Rara membuat panggilan adalah saat dia sudah berada didekat club. Kalaupun bisa, Rara tidak ingin masuk dan meminta Chanyeol keluar. Tapi ketika panggilannya tersambung, suara Rara tiba-tiba saja menghilang. Mendadak sesuatu yang besar mengganjal tenggorokannya.
Ketika mendengar suara 'hallo' dari Chanyeol untuk kedua kalinya setelah jeda, Rara baru bisa membuka suara.
"Apa kita bisa bertemu sebentar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Host Club #1 - Blessing
Fiksi Penggemar[COMPLETE] maaf sekali sebagian sudah di unpub untuk kepentingan editing (。•́︿•̀。) Pada saat perayaan chuseok Rara tidak sengaja melukai seorang pria yang bekerja sebagai 'host' di sebuah club. Dia berpikir nasibnya itu sungguh sial, dan dia benar2...