Keesokan paginya ketika Rara pulang, dia melihat kalau rumahnya sudah kosong. Ada pesan yang tertempel di meja dengan kertas berwarna kuning. Tulisan Min Jo tercetak di sana.
Kakak, aku pulang dengan bibi.
Tolong jangan marah lagi,
Bibi meninggalkan pangsit dan kimchi, kau harus memakannya.
Dari adikmu tersayang, Min Jo
Rasa bersalah menyusup kedalam hatinya. Bayangan kejadian kemarin melintas dalam benaknya untuk beberapa saat dan Rara menyesali hal itu. Apakah dia sudah sangat keterlaluan?
Rara melihat dua toples berisi kimchi dan satu toples lainnya adalah pangsit. Ketika Rara mencicipi kimchi yang jelas-jelas adalah buatan ibunya, aroma bawang begitu kuat hingga rasanya wajah Rara akan mengecil karena mengerut. Meskipun Rara sedikit tidak menyukainya tapi dia tetap membawa kimchi itu ke dalam kulkas.
.
Ditempat kerja, begitu Rara tiba dimeja kerjanya, Rara langsung didekati oleh Na Ri. Hanya dalam beberapa menit Rara mengetahui kenapa bagian pelayanan mengganti slogan yang terpasang di lobi dengan yang baru, juga beberapa pria berseragam dari toko property membawa barang-barang naik-turun dari lift.
Ada kabar baik yang tersebar di kantor dan mungkin itu yang membuat semuanya tampak sibuk. Tapi ternyata ada juga kabar buruk lainnya. Dua hal ini seperti hujan dan guntur yang datang bersamaan. Benar-benar tidak terelakkan.
Kabar pergantian pemimpin menjadi hal yang paling banyak di perbincangkan daripada kabar buruk mengenai penyaringan pegawai yang berakhir dengan pemecatan. Hal itu di perhitungkan dari kompeten atau tidaknya karyawan dan alasan usia yang mengharsnya seseorang pensiun. Tentu saja, karyawan lebih tertarik dengan hal-hal sederhana seperti pergantian pemimpin, perubahan suasana itu perlu tapi pemecatan pegawai itu sangat berlebihan.
Rara menjadi begitu penasaran dengan pemimpin baru yang begitu ketat dengan pegawainya. Dia tidak mempermasalahkan dengan pemimpin lama yang walaupun selama hampir tiga tahun ini Rara tidak merasa tidak ada kemajuan apapun dalam pengembangan usaha. Tapi setidaknya pemecatan pegawai hanya akan dilakukan kurang dari 5 orang dengan pertimbangan ketat—itu pun termasuk para buruh di gudang.
Selama beberapa hari perusahaan begitu sibuk dengan persiapan. Lalu hari itu pun tiba. Ketika pemimpin baru memasuki lobi dengan jajaran petinggi yang berbaris menyambut kedatangan, Rara yang berada di sudut bersama Na Ri melihatnya sekilas. Dan benar saja, pemimpin baru itu seperti apa yang di katakan orang-orang; muda dan tampan. Tubuhnya tinggi, kontur wajahnya tegas, dan setelan jas yang dikenakan membuat penampilannya menyerupai seorang aktor.
Dari bagaimana pemimpin itu berinteraksi kelihatannya dia bukan tipe orang yang mudah untuk didekati. Rara bukan ahli membaca karakter orang, dia hanya menebaknya saja tapi dia sangat yakin dengan hal itu.
Karena kedatangan pemimpin baru, Rara tidak bisa menghindari percakapan dari beberapa temannya yang mengidolakan bos mereka yang baru. Dia merasa telinganya akan berdarah karena topik hanya seputar itu-itu saja. Apalagi ketika pemimpin itu memasuki kantin perusahaan dan semua karyawan berdiri untuk memberi hormat, pembicaraan mereka untuk melebih-lebihkan pemimpin semakin menjadi-jadi. Tapi karena hal ini Rara mendengar gosip bahwa pemimpin barunya ini sudah menjalankan perusahaan distributor di kantornya dulu. Muda dan seorang pimpinan, tentu saja ini akan menjadi bahan omongan orang-orang.
Entah itu pemimpin baru atau pemimpin lama, Rara merasa pekerjaannya tidak akan berubah banyak. Dia tetap harus menjalankan kewajibannya untuk menyelesaikan pekerjaan, pulang saat pekerjaan selesai dan lembur saat harus menyelesaikan laporan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Host Club #1 - Blessing
Fanfiction[COMPLETE] maaf sekali sebagian sudah di unpub untuk kepentingan editing (。•́︿•̀。) Pada saat perayaan chuseok Rara tidak sengaja melukai seorang pria yang bekerja sebagai 'host' di sebuah club. Dia berpikir nasibnya itu sungguh sial, dan dia benar2...