Satu minggu sudah berlalu, sekarang adalah hari Rabu, hari dimana Diniya akan melaksanakan test tahap awal untuk melanjutkan pendidikannya di London."Diniyaa...!!! Cepet...! Sebentar lagi kita bakalan pergi. Kalau kamu telat gimana?!" teriakan Diana kembali memekakkan rumah mereka.
"Iya, iya Maah.. Tunggu bentar. Gak lama kook, aku lagi nyari novel yang aku baca kemaren," balas Diniya dari kamarnya.
Diniya pun menemukan novelnya, ia berlari ke lantai satu rumahnya. Sang Mama yaitu Diana telah mendengus kesal karena menunggu Diniya.
"Haniy mana, Ma?" tanya Diniya.
"Dia di kamar, nonton kali. Ayoo kita pergi sekarang. Mobilnya udah siap kan Mang?" jawab Diana lalu ia bertanya kepada Mang Eman dan menarik Diniya ke teras rumah mereka.
"Udah kok. Sejak tadi malah, Nya. Lagian Non Diniya lama banget." tutur Mang Eman.
Diniya bingung mengapa semua orang disini terburu-buru. Padahal test nya dimulai satu jam lagi. Jarak universitas tempat Diniya mengkiuti test hanya tiga kilometer dari rumahnya dan kalau memakai mobil hanya memakan waktu kurang dari sepuluh menit.
Sepuluh menit berlalu, Diniya dan Diana turun dari mobil mereka dan masuk ke universitas tersebut. Mereka pun bergegas untuk pergi ke ruangan test.
Setibanya mereka di depan ruang test hanya ada dua puluh sampai tiga puluh peserta dari seratus orang peserta test.
Test hari ini adalah test Psikotest. Diniya melihat keadaan sekelilingnya, sepertinya tidak ada seorang pun yang ia kenal disini kecuali Mamanya.
Tiba-tiba seorang cowok bertubuh tinggi dan berkacamata menyapa Diana. Diniya hanya memalingkan mukanya
"Hai Tan.. Masih inget gak sama aku??" tanya cowok itu.
"Heeyy! Kamu kan Felky, yang nolongin anak Tante waktu itu. Ya.. yaa. Kamu ikut test juga?" Diana sepertinya senang bertemu dengan anak ini.
"Iya Tan, aku juga ikut. Hey Din!" jawabnya. Ia lalu menyapa Diniya.
Diniya hanya memperlihatkan senyum terpaksanya.
"Ngapain ni orang resek ikut test juga. Ngeliat muka dia aja gue udah pusing apalagi kalau test-nya satu ruangan ama dia." Diniya berkata di dalam hatinya.
"Ya udah Tan, Din. Aku pergi dulu ya. See You!" pamit Felky
"See you too." balas Diana.
"Diniya.. kamu kok jutek gitu sih sama nak Felky? Dia kan ramah banget," tanya Diana dengan nada yang halus.
"Dia resek, bawel, dan usil banget." jawab Diniya dengan kesal.
"Itu memang udah karakter dia, kamu harus ngehargain dia ya naak." Diana menasehati anak kandungnya.
Ruangan test dibagi menjadi empat ruangan. Satu ruangan berisi dua puluh lima peserta.
Sepuluh menit lagi test akan dimulai, Diniya memilih untuk masuk ke ruangan test dan tampaknya peserta sudah ramai. Diana pun memutuskan untuk pulang. Diana hanya menemani Diniya sebentar.
Sepuluh menit berlalu. Panitia test menerangkan tata cara dan aturan dalam test ini. Semua peserta menyimak dengan baik. Test pun dimulai.
Disaat test berlangsung tidak ada kode mengode, contek menyontek, dan sebagainya. Semua peserta sepertinya sangat jujur. Waktu test yang diberikan adalah enam puluh menit atau satu jam. Ada seratus buah soal yang harus dikerjakan oleh para peserta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Appreciate From You
Teen Fiction[END] - Tahap Revisi Diniya- Gadis bertubuh besar dan tinggi, ia juga berkulit coklat. Ia menemukan cinta pertamanya di dunia perkuliahan, cinta yang belum tentu berbalas cinta juga. Felky- Ia mencintai cewek yang sangat cuek dan jutek, ia berharap...