Matahari mulai menyinari dunianya di tempat yang berzona waktu +0. Inilah London pusat penentuan waktu di dunia. Burung-burung mulai berkicau dengan indahnya, membuat seluruh insan yang masih tertidur pun bangun untuk memulai harinya.
Cahaya matahari menerangi kamar Diniya melalui jendela-jendela kaca yang mengisi ruangan itu, cahaya yang membuat seseorang terbangun dari mimpi indahnya.
Diniya mulai membuka selimutnya dengan mata yang mengantuk, rambut yang berantakan, dan baju tidur yang masih ia kenakan. Ia mencari-cari kacamatanya yang ternyata ia letakkan di samping tempat tidurnya.
Ia mendengar bunyi ketukan pintu dari balik pintu apartemennya.
"Siapa ya? Pagi-pagi udah ngetok pintu," gumam Diniya di dalam hatinya.
Diniya pun berjalan kearah pintu dan membuka pintu tersebut. Ternyata seseorang yang memakai jaket dan celana tidur yang sedari tadi mengetuk pintunya.
"Lo lagi lo lagi, ada apa?" tanya Diniya dengan wajah datar.
"Granny nyuruh gue untuk manggil lo," ujar Felky.
"Gue mandi dulu," balas Diniya sambil membalikkan tubuhnya.
"Ehh, gausah, granny nyuruhnya sekarang," larang Felky sambil menarik tangan Diniya.
Diniya menatap tangannya yang di genggam oleh Felky dengan tatapan penuh keheranan. Dia terpaksa menurut karena Martha yang menyuruhnya untuk kebawah.
Mereka pun keluar dari lift lalu Felky membuka pintu apartement milik kakeknya yang tidak terlalu jauh dari lift kemudian masuk.
"Granny ini dia, anak perempuan yang dicari-cari." teriak Felky dari ruang tamu sedangkan Martha ada di dapur.
"Tunggu dulu.." balas Martha.
Diniya dan Felky pun duduk di sofa ruang tamu. Mereka hanya diam tanpa ada satupun yang membuka pembicaraan.
Lima menit berlalu.
"Diniya.. Felky.. ayo kesini, Granny sudah memasak makanan untuk sarapan kita kali ini...," Dari dapur Martha memanggil mereka untuk sarapan bersama.
"Yuk..," ajak Felky.
Diniya hanya mengekor dari belakang Felky untuk pergi ke ruang makan yang sederhana ini.
Di ruang makan sudah ada Abdullah yang sudah duduk dari tadi. Diniya dan Felky pun duduk disana sembari menunggu minuman yang sedang dibuat oleh Martha.
Minuman yang terdiri dari empat cangkir teh hangat pun menghampiri mereka. Di meja makam sudah ada empat buah sandwich isi keju, selada, saus tomat, dan sosis.
"Ayo dimakan," ujar Martha ramah.
Diniya hanya mengangguk lalu tersenyum dengan ramah. Diniya melihat Felky sedang berdoa yang sepertinya itu adalah doa sebelum makan.
"Haduuh.., tu anak udah berdoa aja, gue aja jarang ngelakuinnya,"batin Diniya.
Diniya pun juga ikut berdoa, ia mendapatkan satu pelajaran dari keluarga ini.
Mereka pun memakan sandwich yang sudah di sediakan.
"Felky rindu sama makanan granny, apalagi sandwich ini," ujar Felky setelah gigitan keduanya.
Martha hanya tersenyum melihat cucunya makan dengan lahap. Setelah sarapan pagi ini, mereka pun berbincang-bincang sebentar
"Diniya.., kamu tidak ada kegiatan kan?" tanya Martha sambil membereskan meja makan.
![](https://img.wattpad.com/cover/131862356-288-k862029.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Appreciate From You
Teen Fiction[END] - Tahap Revisi Diniya- Gadis bertubuh besar dan tinggi, ia juga berkulit coklat. Ia menemukan cinta pertamanya di dunia perkuliahan, cinta yang belum tentu berbalas cinta juga. Felky- Ia mencintai cewek yang sangat cuek dan jutek, ia berharap...