30

787 35 0
                                    


"Diniya, kita mau kemana?" tanya Husain bingung.

Kini mereka masih di warung mie ayam Bu Kartik, Diniya akan membuka halaman ke lima.

Dear Diniya,

I LOVE YOU. Why can i love you? Hahaha, I do not know. Do you know? You better than me. Why? Because you can make me fall in love with you and I cannot make you fall in love with me. :)

Gue nggak nyangka, kenapa kita bisa duduk sebelahan di pesawat pas kita berangkat ke London.

Menurut gue, itu hadiah dari Tuhan untuk gue karena gue bisa duduk berdekatan sama lo. Lo masih gendut waktu itu, pipi lo kayak bakpao coklat yang pengen gue robek dan gue makan. Sadis ya? Kanibal juga. Gue nggak gitu juga kalik.

Gue sadar, lo satu-satunya orang yang bisa bikin hati gue luluh. Lo ajaib Din, lo ajaib. Orang tampan plus baik kayak gue bisa lo bikin luluh, apalagi yang jelek? Sorry, gue sombong, tau aja lah ya, gue kan orang ter-pede sedunia.

Sebenernya gue nggak mau ngebiarin lo jadi kurus. Tapi gimana lagi, yang penting lo bahagia.

Katakanlah sekarang bahwa kau tak bahagia,
Aku punya ragamu tapi tidak hatimu.
Kau tak perlu berbohong kau masih menginginkannya.
Ku rela kau dengannya, asalkan kau bahagia.

Lah? Kok gue nyanyi ya? Pikirin aja kalimat itu, mungkin ada benernya juga, Din.

Silahkan pergi ke Yayasan Aminah. Itu tempat favorit gue, karena disana banyak anak-anak.

Diniya bingung dan sedikit terkekeh dengan apa yang ditulis oleh Felky. Mereka akan ke Yayasan Aminah. Diniya menelfon Mang Eman untuk menjemputnya.

Lima menit kemudian Mang Eman datang dengan mobil hitam yang selalu ia kendarai. Diniya dan Husain pun naik ke mobil itu.

"Mau kemana nih Non?" tanya Mang Eman yang sedang memutar kunci mobil untuk menyalakan mobil itu.

"Ke Yayasan Aminah Mang," jawab Diniya.

"Berangkaat!!" seru Mang Eman yang membuat Husain terkekeh.

"Kamu kenapa Usen?" tanya Diniya dengan menggunakan panggilan kecil Husain.

"He's funny," jawabnya.

"Why?" tanya Diniya lagi.

"Nothing," jawab Felky.

"Lo gaje ya Fel," gumam Diniya pelan.

"Kok Felky sih? Hadeeuuh gue malah kepikiran itu anak, sebenernya ada apa sih?!" batin Diniya.

Mobil melesat dengan kecepatan sedang. Jalanan cukup ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang.

Tak lama kemudian mereka tiba di Yayasan Aminah. Yayasan Aminah adalah salah satu Yayasan yang menampung anak-anak penderita kanker dan didanai oleh orang dermawan-dermawan yang bersedia untuk memberikan sedikit hartanya.

Diniya dan Husain turun dari mobilnya. Diniya berjalan kearah pintu masuk yayasan itu. Diluar sudah banyak terlihat anak-anak yang bermain dengan tawa riang yang menutupi rasa sakitnya.

Ada yang menutupi kepalanya yang sudah tak berambut dengan topi dan ada juga yang duduk di kursi roda. Sekarang hal baik apalagi yang akan Diniya peroleh dari kisah Felky?

"Permisi Mbak," ucap Diniya.

"Iya Dek, ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu pegawai berhijab dengan sopan.

"Saya bisa ketemu pimpinan disini atau yang bertanggung jawab disini?" tanya Diniya, lalu dia tersenyum.

"Bisa Mbak, ikutin saya aja," jawab pegawai itu.

Appreciate From YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang