Hari Sabtu pun tiba, kebetulan hari ini Diniya, Husna, Felky, dan Husain sedang memiliki jam kosong. Diniya yang sedang bermalas-malasan sambil menonton TV pun mempunyai ide yang cemerlang. Akhirnya ia memutuskan untuk menelfon Husna. Kalau menelfon Felky mungkin agak repot juga, karena dia terlalu banyak bertanya alias cerewet. Kalau menelfon Husain? Bisa saja hanya keheningan yang mendera."Halo, Husna, kita pergi jalan-jalan yuk! Kapan lagi kita jalan-jalan bersama?" ajak Diniya.
"Baiklah, aku juga ingin bersenang-senang hari ini."
"Maksud mu kita ke club, lalu mabuk-mabukan??!" tanya Diniya kaget.
"Bukan! Kamu kira aku perempuan apa?"
"Maaf." ujar Diniya sambil tersenyum.
"Bagaimana kalau kita main ke apartemen kamu saja?" usul Husna.
"Berarti hanya kamu dan aku saja? Bagaimana dengan Husain?"
"Diniya, mau modus ya? Tenang saja, kalau ada aku, pasti ada Usen."
Diniya menghela napas lega lalu tersenyum bahagia karena Husain akan ikut.
"Diniya, gebetanku bagaimana? Apakah dia akan ikut??" tanya Husna khawatir.
"Tenang saja, si cerewet itu pasti ada di apartemenku nanti. Tanpa disuruh pun dia pasti datang, dia kan seperti jailangkung."
"Jai..ilang..kh..ung?? Apa itu?" Husna yang baru mendengar kata "Jailangkung" pun terbata-bata mengucapkannya.
"Permaninan daerah yang bersifat supranatural untuk menampung makhluk halus. Media panggilannya yaitu "Datang tak diundang, pulang tak diantar". Seperti itulah Felky yang datang tanpa diundang, pulang tak diantar."
"Hahaha, aku jadi ingat Felky, deh," ucap Husna yang diikuti dengan gelak tawanya.
"Jam tujuh malam ke apartemenku, Ok? aku tidak akan memberitahu Felky. Kamu saja yang menjemputnya bersama Husain." usul Diniya.
"Ok!! Aku tidak sabar bertemu dengan Felky!!" teriak Husna yang membuat Diniya menjauhkan handphone-nya dari telinganya.
***
07.00 PM
Tok, tok, tok
"Pasti Husain datang!" gumam Diniya sambil tersenyum.
Diniya pun membuka pintu apartemennya.
"Eh, Husain!" sapa Diniya lalu tersenyum manis.
"Woi! Gue Felky bukan Husain, mata lo terganggu, ya?" ujar Felky yang membuat Diniya menggaruk dagunya yang tidak gatal.
"Sorry," ucap Diniya.
Diniya menatap Felky dari bawah sampai atas, ia hanya memakai celana jeans pendek dan kaos rumahan berwarna hijau.
"Maaf Husna, rencana kita gagal. Felky datang tanpa diundang." rutuk Diniya di dalam hati.
"Lo kenapa manggil gue dengan nama Husain?" tanya Felky ketus.
"Eng..gak, gak sengaja aja," jawab Diniya asal.
"Ada yang lo sembunyiin kan?" tanya Felky penasaran.
"Gak ada,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Appreciate From You
Teen Fiction[END] - Tahap Revisi Diniya- Gadis bertubuh besar dan tinggi, ia juga berkulit coklat. Ia menemukan cinta pertamanya di dunia perkuliahan, cinta yang belum tentu berbalas cinta juga. Felky- Ia mencintai cewek yang sangat cuek dan jutek, ia berharap...