Diniya mulai menenangkan dirinya dengan pergi ke Dessert and Book Kafe. Dia memtuskan untuk mengobrol dan menjelaskan apa yang terjadi kepada Husain.Lima menit belakangan hanya ada keheningan. Dia mengerti, dia harus membuka halaman berikutnya.
Dear, Gendut.
Maafin gue karena pergi ninggalin lo gitu aja. Maafin gue karena nggak pernah bilang soal ini. Maafin gue karena gue nyembunyiin semua ini. Maafin gue.
Gue tau lo sekarang marah sama gue, tapi gue nggak mau buat lo khawatir. Gue ngerasa kalau ini jalan terbaiknya.
Gue selalu inget saat lo makan es krim sampai belepotan kayak bocah. Gue selalu inget saat lo tidur diatas motor gue. Jujur, gue sedikit tersiksa. Lo berat banget. Maaf.
Gue nggak tau, kapan gue akan diambil Tuhan. Gue nggak tau, kapan gue bakal ketemu sama lo lagi. Gue nggak tau, apakah gue bisa sembuh atau enggak.
Setidaknya gue udah nyariin pengganti untuk lo. Gue tau kalau Husain mungkin cuman nganggap lo sebagai teman. Tapi masa depan kita nggak akan ada yang tahu kan?
Mungkin lo bakalan sama dia. Kalo lo bisa ke Dessert and Book Kafe, tanyain aja sesuatu tentang gue ke Mbak Ratna.
Felky.
"Pesimis amat lo Fel," gumam Diniya lalu dia meminum secangkir cappucinonya.
"What's wrong?" tanya Husain heran.
"Felky bilang kalau dia hidup nggak bakalan lama lagi," jawab Diniya lalu dia menundukkan wajahnya.
"Hei, kamu tidak percaya hal itu kan? Itu urusah Tuhan, bukan urusan kita,"
"Iya! Tapi aku sekarang sangat marah kepadanya!" bentak Diniya dengan suara yang tidak terlalu keras lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya dan sedikit memanyunkan bibirnya.
"Dasar kecap, saat sedang marah saja, kamu masih lucu," gumam Husain yang membuat Diniya berhenti memanyunkan bibirnya.
"Kamu bilang apa?" tanya Diniya pura-pura tidak mendengar.
"Kamu lucu,"
Diniya langsung membulatkan matanya, dia sangat terkejut plus malu. Husain masih sempat-sempatnya bercanda pada saat-saat seperti ini.
Diniya langsung berdiri setelag melihat Mbak Ratna yang kebetulan sedang mengantarkan pesanannya.
"Mbak!" seru Diniya yang membuat Mbak Ratna menolehkan kepalanya kearah Diniya.
Mbak Ratna langsung menghampiri Diniya.
"Lo mau pesen lagi?" tawar Mbak Ratna lalu dia tersenyum.
"Hmm, enggak. Mbak ambil kursi itu deh, terus letakin sini ya," Mbak Ratna langsung mengambil kursi itu.
"Duduk dulu, ada yang mau gua tanyain." ujar Diniya.
"Mau nanya apaan lo?" tanya Mbak Ratna.
"Gue mau nanya tentang Felky,"
![](https://img.wattpad.com/cover/131862356-288-k862029.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Appreciate From You
Teen Fiction[END] - Tahap Revisi Diniya- Gadis bertubuh besar dan tinggi, ia juga berkulit coklat. Ia menemukan cinta pertamanya di dunia perkuliahan, cinta yang belum tentu berbalas cinta juga. Felky- Ia mencintai cewek yang sangat cuek dan jutek, ia berharap...