36

919 41 3
                                    


Setelah membaca surat itu, Diniya beranjak dari kursi yang ia duduki dan melangkah ke tempat tidurnya laku duduk di pinggir tempat tidurnya.

Di tempat tidurnya, ada bantal-bantal baru dan boneka-boneka lucu yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Di dekat bantal-bantal itu, ada sekotak kado yang berukuran sedang berhiaskan pita pink di atasnya.

Diniya menarik pita itu lalu merobek kertas kado dan membuka kado itu. Ternyata masih ada kotak yang sedikit lebih kecil dari kotak yang sebelumnya. Ia membuka kotak itu dan masih ada kotak yang berukuran lebih kecil.

"Banyak amat kotaknya, sebenernya isinya apaan sih?!" gumam Diniya kesal padahal ia baru membuka kotak ketiga.

Selanjutnya ia membuka kotak keempat, kelima, keenam, dan yang terakhir adalah kotak berwarna merah berisikan cincin yang di dalamnya terukir nama lengkap Diniya.

Diniya pun tersenyum, dia melirik kertas kecil yang ada di dalam kotak kecil itu.

Cincin ini lo simpan ya, jangan sampai hilang. Ini hadiah dari gue- Felky.

Itulah tulisan dari kertas kecil itu. Diniya semakin terharu dengan hadiah-hadiah yang membuatnya semakin bahagia sekaligus sedih.

Perasaannya semakin campur aduk. Diniya menatap langit-langit kamarnya. Dia tidak tahu lagi harus melakukan apa.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya, ia tidak perlu kue. Dia hanya perlu kehadiran Felky. Diniya pun memutuskan untuk memeluk boneka yang Felky berikan sebagai hadiah ulang tahunnya. Boneka itu memang kecil, tapi jumlahnya mencapai sepuluh boneka.

Diniya memeluk semuanya seakan-akan memeluk Felky. Dia sangat rindu. Rindu yang menggebu-gebu membuatnya kembali menitihkan air mata.

Dekorasi khas ulang tahun yang dipasang di kamarnya sangatlah indah. Diniya bingung, kapan Felky merencanakan ini semua?

***

"Bye Diniya! See you!" Husna dan Husain melambaikan tangan mereka dari dalam bandara dan Diniya di luar bandara.

Husain dan Husna memutuskan untuk pulang ke Turki karena waktu liburan hanya seminggu lagi. Minggu depan Diniya juga akan kembali ke London dan kembali tinggal di apartemen milik Kakek dan Nenek Felky.

Husna dan Husain sudah naik ke pesawat, dan Diniya memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang ke rumah, ia memutuskan untuk pergi ke Dessert and Book Kafe.

Setibanya di Dessert and Book Kafe, Diniya hanya memesan milkshake green tea dan melamun tanpa memikirkan apapun. Kini dia sangat galau dan tidak tahu harus berbuat apa.

Di rumah, semua orang sibuk mempersiapkan pernikahan Haniy dengan Jean yang akan dilaksanakan bulan depan. Diniya tidak bisa mengahdiri acara itu karena dia akan kembali ke London.

Tiba-tiba lagu yang berjudul Perfect dari Ed Sheeran diputar. Hal inu mengingatkan Diniya akan kenangan tiga tahun lalu, saat dia dan Felky dengan tidak sengaja menyanyikan lagu ini dengan serentak.

I found a love, for me.
Darling just dive right in, and follow my lead.
I found a boy, handsome and sweet.
I never knew you were the someone, waiting for me.

Diniya bernyanyi mengikuti lagu itu, ia sengaja mengubah liriknya. Ia mengingat dan mengenang kembali kejadian itu. Di pikirannya kini hanya ada Felky. Perlahan air matanya keluar. Ia tidak menyangka kalau dia bisa serapuh ini.

Appreciate From YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang