22

741 53 0
                                    

Tak terasa, sudah seminggu Felky terbaring lemah di tempat tidurnya. Tubuhnya tidak merasakan ada kemajuan, malah kemunduran yang membuat tubuhnya semakin tidak fit. Sudah seminggu juga Diniya pergi ke kampus sendirian, terkadang juga jalan kaki dan terlambat masuk ke kelas.

Diniya merasa bahwa tanpa Felky ia kesepian dan kesusahan untuk membuat tugas. Husna? Rumah bibinya jauh dari apartemen Diniya.

Abdullah sudah menyuruh Felky agar dirawat di rumah sakit, tapi ia tidak mau. Felky sudah memikirkan sebuah rencana yang tidak disangka-sangka. Ia tidak ingin Diniya sedih karena mendengar tentang penyakit mematikannya ini.

Yang kini Felky mau, Diniya bahagia walaupun tidak bahagia bersamanya. Buat apa bahagia dengan orang sekarat? Itu pendapat Felky.

***

"Granny, aku ingin mengungkapkan sesuatu padamu," pinta Felky yang terbaring di tempat tidurnya. Disana ada neneknya yang selalu setia menemaninya.

"Granny, aku ingin dirawat di Indonesia saja," pintanya dengan tatapan penuh harapan.

"Kenapa?" tanya Martha heran, padahal di Inggris jauh lebih baik.

"Aku tidak mau Diniya tau tentang semua ini, aku mencintainya, aku ingin dia bahagia bukan denganku yang sekarat ini," tutur Felky panjang lebar.

"Baiklah, kalau itu maumu, besok kita akan ke Indonesia, pastikan Diniya tidak tau apapun tentang ini," Martha setuju dengan usul Felky.

Martha menyiapkan seluruh barang yang akan dibawa ke Indonesia, ada karyawan yang akan mengurus apartemen sepuluh lantai ini. Mereka akan berangkat pukul sepuluh malam.

Felky yang mengatur semua ini, ia sengaja memilih berangkat malam, hal ini ia lakukan agar Diniya tidak tahu menahu tentang rencana mereka.

Semua persiapan sudah disiapkan, Felky berusaha untuk berjalan meskipun badannya sangat lemas tak berdaya, kulitnya semakin pucat, dan bibirnya kering.

Ia menitipkan selembar kertas yang berisi tulisan 'I LOVE YOU' kepada seorang karyawan. Kertas itu akan diberikan kepada Diniya. Felky sudah memberitahu karyawan itu agar tidak memberitahukan siapa pengirimnya.

Akhirnya Felky, Abdullah, dan Martha tiba di bandara. Mereka akan berangkat sepuluh menit lagi.

Martha dengan gigih menolong cucu kesayangannya untuk berjalan. Pesawat siap untuk terbang dan dalam empat belas jam akan tiba di Indonesia.

***

Diniya yang sudah bersiap-siap untuk kuliah pun dengan cepat keluar dari apartemennya. Ada seorang karyawan yang memberikan selembar kertas yang sudah dimasukkan ke dalam amplop.

"Ini untukmu," ujar karyawan itu, dengan cepat ia pergi meninggalkan Diniya.

"Hey!! Ini dari siapa???!" teriak Diniya kearah kaaryawan yang sudah lari tadi.

Diniya membuka amplop itu terlihatlah tulisan yang berukuran cukup besar.

"I love you? Siapa yang ngirim ya? Mungkin ada yang ngefans sama gue," ujar Diniya dengan penuh kepercayaan diri.

Diniya memasukkan surat itu ke tas kecilnya.Diniya akan mengunjungi Felky untuk kesekian kalinya, ia hanya mengetahui bahwa Felky terkena demam biasa. Diniya berulang kali menekan bel di dekat pintu apartemen Felky, tiba-tiba seorang memberitahu Diniya.

Appreciate From YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang