"Woi! Udah jam sembilan! Bangun!!" seru Felky yang menepuk-nepuk lengan Diniya yang tertidur saat menonton kartun tadi."Ha?" ucapnya Diniya bingung.
"Ok," jawabnya sambil membetulkan kacamatanya.Mereka pun berdiri dan berjalan menuju ruang olahraga kecil di apartemen milik kakek Felky. Felky membuka pintu ruangan itu, terlihatlah alat-alat olahraga yang cukup lengkap walaupun tak selengkap di gym.
Mereka pun masuk dan berdiri di tengah-tengah ruangan yang cukup luas untuk dua orang, atau lebih tepatnya lagi tiga orang karena hitungan badan Diniya sama dengan dua orang.
Diniya melakukan pemanasan sementara Felky sibuk dengan game yang ada di handphone-nya. Diniya mulai menaiki static bike ia mulai dengan kecepatan paling rendah.
Belum lima menit berolahraga ia sudah lelah dan nafasnya tersengal-sengal.
"Duh, capek gue, lo ada minum gak?" keluh Diniya lalu ia bertanya kepada Felky yang masih sibuk dengan game-nya.
"Itu disana, ambil sendiri ya, kan udah gede," ujar Felky yang masih memainkan handphone-nya.
Diniya mengambil sebotol air mineral yang sudah disediakan di meja dan meminumnya. Keringat sudah membasahi wajahnya.
Diniya melanjutkan olahraganya di static bike tadi dengan menggerak-gerakkan tangannya seperti orang yang sedang berlari. Ia meningkatkan kecepatan menjadi tingkatan yang ketiga. Ia berusaha sekuat tenaganya, tak terasa, ia sudah lima belas menit mengayuh sepeda itu.
Felky kemudian meletakkan handphone-nya dan pergi meninggalkan ruangan itu, sedangkan Diniya masih sibuk dengan olahraganya.
Dua menit kemudian Felky masuk dengan membawa sebuah handuk kecil berwarna ungu muda.
"Stop!" seru Felky dan Diniya pun berhenti mengayuh sepeda itu.
Felky mengarahkan handuk itu ke wajah Diniya dan menghapus keringat-keringat yang ada di wajah Diniya.
"Gue aja!" larang Diniya dan tanpa sengaja ia memegang tangan Felky yang sedang menghapus keringat di wajahnya.
"Udaah, gue aja, lo kan capek," balas Felky.
Diniya pun membeku dan wajahnya memerah karena perbuatan manis Felky, Felky merupakan teman yang baik baginya.
"Thanks," ucap Diniya
"Sama-sama, good luck, ya! Lo juga harus ngelakuin sit up, push up, dan back up,"
"Gimana caranya?" tanya Diniya dengan ekspresi malu-malu dan Felky hanya tersenyum.
Felky kemudian mengajari Diniya melakukan hal itu dan Diniya kesulitan dalam melakukan semua gerakan. Ia memang jarang sekali olahraga, ia hanya olahraga di sekolah pada saat jam olahraga.
"Kalo push up versi cewek itu, lututnya di turunin bukan dinaikin," tutur Felky sambil tersenyum kearah Diniya.
Diniya hanya mengangguk yang menandakan bahwa ia mengerti dengan arahan dari Felky.
Diniya berusaha melakukan gerakan itu masing-masing sebanyak sepuluh kali, sehingga ia tampak lelah.
"Istirahat dulu aja, ga usah dipaksain Din, nanti lo sakit kan gue juga yang kesepian jadinya," ujar Felky.
Diniya kemudian meminum air yang ada di botol tadi lalu duduk di sebelah Felky.
"Lo mainin game apa sih?" tanya Diniya yang penasaran dengan game yang dimainkan oleh Felky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Appreciate From You
Teen Fiction[END] - Tahap Revisi Diniya- Gadis bertubuh besar dan tinggi, ia juga berkulit coklat. Ia menemukan cinta pertamanya di dunia perkuliahan, cinta yang belum tentu berbalas cinta juga. Felky- Ia mencintai cewek yang sangat cuek dan jutek, ia berharap...