Satu bulan kemudian
Felky sedang duduk di pekarangan rumah tantenya. Dia sangat senang bisa kembali ke Indonesia tapi sayang bukan untuk liburan, melainkan untuk menghindar dari Diniya.
Felky yang duduk sendirian sambil termenung pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. Neneknya sedang memasak semangkuk sup untuk Felky dan kakeknya sedang menonton TV yang tidak ia mengerti bahasanya.
Felky berjalan dengan lambat karena ia sangat lemas. Lima langkah ia berjalan, tiba-tiba, bruk! Dia jatuh dan pingsan. Abdullah yang kebetulan ingin menemani Felky langsung menyusulnya dan memanggil Martha yang sedang menuangkan sup ke dalam mangkuk.
Abdullah yang sudah cukup tua tak sanggup mengangkat tubuh cucunya yang lebih besar darinya.
"Martha!! Cepat telepon Nindy, suruh dia pulang!" teriak Abdullah kepada istrinya yang tak kalah panik dari pada dia.
Nindy pergi sebentar ke supermarket untuk membeli beberapa macam sayuran segar.
Martha segera menelepon anak bungsunya itu. Mereka berdua berusaha mengangkat Felky dan mendudukkan Felky di kursi pekarangan rumah.
Sepuluh menit kemudian Nindy datang dengan ekspresi super cemas, sayuran yang ia beli ia letakkan sembarangan.
Nindy menelfon ambulans dan dengan cepat mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa ke rumah sakit. Ambulans pun datang, dengan cepat para perawat mengangkat Felky dan membawanya ke rumah sakit.
***
Di London sudah siang, sedangkan di Indonesia masih pagi. Diniya menekan bel di apartemen Felky berkali-kali namun tidak ada respon. Diniya bertanya kepada salah satu petugas kebersihan yang kebetulan lewat. Jawaban petugas itu hanya kata "Tidak tahu". Hanya itu, ya, hanya itu.
Seluruh karyawan merahasiakan kepergian keluarga Felky.
"Fel, lo kemana sih? Udah sebulan ngilang gak jelas kayak gini, lo kira gue nggak kesepian apa? Udah gebetan gue gak peka, lo malah ngilang?!" Diniya berkata-kata di dalam hatinya, ia berjalan seperti orang tidak makan setahun, dia sangat sedih.
Diniya hanya diam sampai ia tiba di apartemennya, dia sangat sedih. Baru kali ini dia merasa kehilangan, kehilangan orang yang baik dengannya, orang yang selalu menemaninya, dan terutama kehilangan orang yang menyebalkan dan cerewet seperti Felky.
***
Felky langung di bawa ke ruangan VIP dan dibaringkan disana, dokter dan perawat dengan sigap memeriksanya.
"Kondisinya semakin parah, dia harus rajin kemoterapi," jelas Dokter yang bernama Wawan Setya tersebut.
Nindy hanya bisa menghapus air matanya yang menetes. Dia tak kuasa menahan tangisnya.
Felky masih dalam kondisi tidak sadarkan diri, infus telah terpasang di tangannya. Sungguh menyedihkan, orang sebaik Felky diberi penyakit yang mematikan seperti ini.
Dua jam kemudian Felky terbangun lalu mengambil buku hariannya dan menuliskan sesuatu yang akan ia rencanakan. Dia dengan cerdas merencanakan sesuatu yang harus ia lakukan untuk Diniya, perempuan yang ia sayangi setelah nenek dan tantenya.
Setelah keluarga pasti ada sahabat bukan? Itu lah prinsip hidup Felky, keluarga harus nomor satu. Sejak kecil Felky selalu hidup senang. Semenjak orang tuanya meninggal dian sangat kesepian. Untung saja dia memiliki dua orang sahabat yaitu Aldo dan Samuel. Walaupun berbeda agama mereka tetap rukun dan damai.
Sedangkan Diniya? Pasti kalian sudah tahu. Saudara tirinya saja tidak mau berteman dengannya apalagi anak-anak yang lain, nasibnya memang sudah seperti itu.
***
Husna berbaring di kamarnya yang berseberangan dengan Husain kakak kembarnya. Husain sedang membuat makalah untuk tugas kuliahnya. Husna yang asik bermalas-malasan akan minta diajari oleh kakak kembarnya.
Kedua orang tua mereka tinggal di Turki dan menitipkan mereka kepada bibinya yang bernama Maryam. Mereka tidak punya adik dan tidak punya kakak. Jadi mereka hanya berdua, ya, hanya berdua saja. Sejak kecil mereka diajarkan untuk selalu berbuat baik kepada orang lain dan selalu peduli dengan lingkungan sekitar.
Husna kecil selalu menempel dengan Husain yang sering bermain dengan teman laki-lakinya. Husna tidak mau berpisah dengan Husain sampai kapanpun. Husna selalu curhat kepada Husain yang selalu memberikan solusi yang kurang pas. Walaupun begitu, mereka tetap rukun dan kompak.
Otak mereka juga cerdas, buktinya mereka bisa tiba di London untuk melanjutkan pendidikan mereka. Hanya saja Husna punya kekurangan yaitu selalu minta petunjuk kepada Husain yang lebih pintar darinya.
Husna menyukai dunia desain, terutama desain baju. Ia memilih untuk masuk ke jurusan sejarah karena Husain. Lagi-lagi Husain.
Husain yang pendiam ternyata memiliki sisi yang berbeda dari biasanya yaitu menyukai perempuan berkulit coklat. Kebetulan sekali ada Diniya. Tapi sayang, dia belum bisa menempatkan hatinya kepada Diniya.
Diniya yang berharap lebih kepadanya. Terus memperhatikan Husain di saat-saat yang pas, selalu memikirkan dan membayangkan ketampananya. Ya, seperti itulah jatuh cinta, seakan pikiran terfokus ke satu titik yang tidak tahu dimana ujungnya.
Husna yang berharap agar bisa mendapatkan Felky hanya bisa pasrah, karena Felky menyukai sahabatnya sendiri. Dia hanya bisa menyerahkan semua ini kepada Tuhan karena Ia lah yang menentukan jodoh kita.
***
Hari-hari Diniya berjalan dengan rasa sepi, sangat sepi. Ia kembali merasakan yang namanya kesepian. Makan pun ia tak terlalu bernafsu seperti dulu, olahraga jarang ia lakukan karena tidak ada yang menemani.
"Fel, gue kangen sama lo, lo kemana aja sih? Gak mungkin kan ke rumah sakit lama amat?" keluh Diniya di dalan hatinya. Dia sedang duduk di balkon dan mengenang saat-saat dia bertemu dengan sahabat pertamanya yaitu Felky.
"Lo itu cerewet, usil, gue kangen lo, Fel. Lo tau nggak? Gue kesepian disini, Husna juga gak ngehubungin gue, gue kesepian Fel, sepi." ujar Diniya sambil menatap indahnya London.
Sepi, itu kata yang terlontar dari bibir Diniya, matanya tak henti-henti memandang indahnya gedung-gedung pencakar langit di kerajaan Inggris ini. Dia kesepian.
***
Agak pendek ya? Author kehilangan inspirasi nih. Kalau ada usul tinggalin jejak dengan VOMMENT ya.
Doain supaya author bisa buat part selanjutnya dan doain supaya Felky cepet sembuh. Amin.
😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Appreciate From You
Teen Fiction[END] - Tahap Revisi Diniya- Gadis bertubuh besar dan tinggi, ia juga berkulit coklat. Ia menemukan cinta pertamanya di dunia perkuliahan, cinta yang belum tentu berbalas cinta juga. Felky- Ia mencintai cewek yang sangat cuek dan jutek, ia berharap...