1

3.8K 230 83
                                    

Hari ini, 17 Juni. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa karena mereka akan lulus dari tiga tahun masa-masa sulit ini.

SMA adalah tempat yang penuh kenangan-kenangan indah yang sangat berharga, bagaimana dengan Diniya? Tak ada yang menarik dari masa SMA-nya, setap hari Diniya hanya membaca novelnya tanpa berinteraksi dengan siapa pun.

Diniya bingung harus berinteraksi dengan siapa, sedangkan teman-teman sekelasnya selama ini hanya menganggapnya sebagai robot pintar yang berwarna coklat dan besar.

Menurutnya masa-masa SMA ini hanya pelengkap hidupnya dan tidak memiliki kesan apapun. Baginya SMA juga sebagai syarat utama untuk meraih cita-citanya. Di pikirannya hanya membaca novel, membaca buku pelajaran, dan mengikuti ujian dengan baik, sehingga kacamatanya terus berubah dan lensanya semakin tebal.

***

"Hooiiiii, Gue udah gak sabar banget nihh, nilai gue gimana ya?? Nilai gue pasti lebih bagus daripada si Bombondut itu. Gue yakin seratus persen!" suara Haniy yang terdengar sampai ke telinga Diniya membuat Diniya menolehkan kepalanya ke arah Haniy.

"Mudah-mudahan segala kebaikan untuk teman-temanku ini ya Tuhan." Diniya pun bermonolog dengan mendoakan mereka.

UN tahun ini memakai komputer dan itulah yang Diniya senangi karena teman-temannya tidak bisa bertanya kepada siapapun dan kejujuran bisa ditegakkan. Di sekolah Diniya ini kejujuran bukanlah yang nomor satu tapi fisik dan nilailah yang nomor satu dan Diniya mempunyai kekurangan yaitu pada fisiknya. Sekolahnya ini memang aneh.

Diniya terus membaca novelnya sampai Diniya pun lupa dengan waktu dan waktu sudah menunjukkan bahwa kelulusan akan diumumkan.

"Diberitahukan kepada seluruh siswa untuk melihat hasil kelulusannya dan mengambil sertifikatnya dua hari lagi." umum seorang guru dari ruang guru yang membuat seluruh siswa kocar kacir dan berlarian ke papan pengumuman dan Diniya hanya duduk mellihat mereka dengan senyuman.

Diniya menunggu mereka selesai melihat hasil perjuangan mereka selama 3 tahun terakhir ini.

"Hoyyyy kita lulus!!! Yeaaaayyyy, Gue memang pengen cepet-cepet lulus dari sini karena gue pengen cepet-cepet ngerasain indahnya ngampus bareng temen-temen baru. Gue pengen liat cewek-cewek cantik yang ada di tempat kuliahan. Hahaha." teriakan dan gelak tawa ketua Geng Bajigur yaitu Bayu menarik perhatian seluruh siswa.

"Dasar alay! Lo bisa biasa aja nggak?! Lo itu ribut banget tau!?" Fira meneriaki Bayu sampai dia terdiam.

Aku hanya bisa tertawa tanpa tanggapan apapun "Heyy Bombondut ngapain lo ketawa??!!" teriakan Haniy membuat Diniya beralih ke arahnya.

"Ketawa itu hak semua orang, kalau lo ngelarang gue, sama aja lo itu ngambil hak gue. Kalian itu kenapa sihh? Apa pun yang gue lakuin itu selalu salah di mata kalian. Kenapa kalian gak ngehargain gue sedikit pun??? Atau karena gue ini gendut dan kulit gue warnanya coklat gitu??? Please.. di dunia ini gak ada yang sempurna." emosi Diniya naik dan Diniya tidak bisa mengontrolnya.

Diniya memang sudah tidak tahan di sini dan hari ini Diniya mengatakan isi hatinya yang selama ini dipendamnya.

"Sekarang lo udah berani ya?! Dimana sikap dingin lo selama ini?! Dimana sikap sabar lo?" Haniy bertanya kepada Diniya sambil memperlihatkan matanya yang besar itu.

"Wajar kan kalau gue ngeluarin semuanya hari ini? Dari apa yang kalian lakuin selama ini gue diem, sabar, dan cuek, dan gue pengen ngeluarin semua isi hati gue saat ini. Kalian inget gak? Kalian pernah nge-bully gue habis-habisan dan yang gue lakuin adalah ngemaafin kalian sepenuh hati gue. Tapi hari ini gue mohon tolong hargain gue." Diniya terus mengeluarkan isi hatinya di depan Haniy sampai-sampai semua perhatian seluruh murid kelas dua belas terpaku hanya kearah mereka.

Appreciate From YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang