Sabtu,Ya, aku cemburu. Cemburu melihatmu yang tertawa bebas dengan orang lain. Aku bingung, saat bersamaku kamu selalu dingin dan jutek. Hal ini sangat berbeda ketika dirimu bersama seseorang yang belum lama kamu kenal. Aku kesal! Kesal, Din! Aku merasa bahwa kamu menyukaiku. Tapi semua perkiraanku salah, benar-benar salah. Caramu menatapnya itu berbeda, kamu menyukainya kan? Aku sangat mudah untuk menebaknya.
Aku memang bodoh! Aku mencintai seseorang yang mencintai orang lain. Tapi aku tidak akan menyerah sampai di sini, aku akan berusaha untuk mendapatkanmu, kamu yang aku cintai.
Memang, harapan itu belum tentu akan menjadi kenyataan. Tapi aku berharap sekali lagi, aku ingin kamu selalu bersamaku, tidak terpisahkan bagaikan tali yang sudah terikat kuat. Itu cuma harapan, harapan yang akan ku perjuangkan. Ingat! Aku selalu bertekad untuk memiliki cinta pertamaku untuk menjadi cinta terakhirku. Karena aku yakin kamu lah orangnya, siapa lagi kalau bukan kamu?
Untuk menggapai cinta memang perlu ribuan bahkan jutaan perjuangan.
Felky Nara Tirta
Felky termenung menatap langit-langit kamarnya, ia sangat kesal. Hatinya seperti tersayat-sayat, sakit bagaikan di tusuk tombak besi. Kejadian tadi memang agak sedikit lebay tapi itulah sifat Felky, yang cemburuan dan tidak ingin harapannya musnah ditelan bumi.
Dia memang bodoh. Seseorang yang berwajah tampan, berhati baik, pintar, dan mandiri menyukai seorang perempuan yang dulunya gendut, jelek, dan berkulit coklat. Dari awal ia bertemu dengan Diniya, dia memang menyukai Diniya apa adanya bukan karena fisiknya.
Tapi sekarang Diniya sudah berubah drastis, tubuhnya yang gendut sudah berubah menjadi tubuh yang ramping dan ideal. Semua itu berkat Felky yang selalu mendukungnya, lalu mengapa dia menyukai seseorang yang cuek bahkan tidak peka dengan perasaannya?
***
Kriiiiiinggg!!!
Jam beker yang Diniya beli satu bulan yang lalu berdering dengan keras. Ia sengaja tidak memakai alarm di handphone-nya.
Hoaammmhh
Diniya terbangun dari tidurnya dan menekan tombol di jam bekernya untuk mematikan suaranya. Sekarang jam enam pagi.
Diniya mengambil kacamatanya lalu bangkit dari tempat tidurnya. Ia bergegas ke dapur dan mengambil dua potong roti dan memanggangnya di alat pemanggang roti. Ia merebus segelas air untuk membuat segelas susu.
Sarapan yang sederhana untuk anak kuliahan. Roti panggangnya pun matang, ia meletakkannya di piring putih lalu mengoleskan nutella diatasnya. Dengan cepat Diniya memakan roti dan meminum segelas susu yang ia buat tadi.
Diniya pun membuka aplikasi BBM untuk menghubungi Felky lewat chat.
Diniya Lhorensa:
Woi!✅
Woi!✅
Woi!✅
FELKY LO UDAH BANGUN? ✅Pesan yang Diniya kirim tidak terkirim dan otomatis tidak dibaca. Sepertinya Felky enggan untuk membalas ataupun membaca pesan dari Diniya.
Diniya seakan-akan lupa dengan kejadian tadi malam, ia merasa bahwa semuanya baik-baik saja.
"Biasanya dia yang ribut, sekarang dia yang diem. Kenapa sih ni orang?" keluh Diniya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Appreciate From You
Ficção Adolescente[END] - Tahap Revisi Diniya- Gadis bertubuh besar dan tinggi, ia juga berkulit coklat. Ia menemukan cinta pertamanya di dunia perkuliahan, cinta yang belum tentu berbalas cinta juga. Felky- Ia mencintai cewek yang sangat cuek dan jutek, ia berharap...