17

965 52 0
                                    


Hari-hari Diniya terasa sangat berbeda kali ini karena selama tiga hari berturut-turut ia berolahraga dengan giat dan asupan makanannya sangat ia jaga yaitu tujuh puluh persen serat, sepuluh persen karbohidrat, dan selebihnya protein.

Siapa lagi yang membantunya kalau bukan Felky? Felky lah yang mengatur jadwal makam Diniya dari pagi sampai malam lewat chatting di aplikasi BBM. Tidak mungkin kan kalau Diniya tinggal di apartemennya selama tiga hari berturut-turut, sedangkan Diniya bukan cewek murahan yang mau diajak oleh seorang lelaki untuk tinggal hanya berdua di sebuah apartemen.

Kakek dan neneknya Felky terkadang sibuk mengurus gedung apartemen yang memiliki sepuluh lantai ini dengan para karayawannya dan Felky pun sering tinggal sendirian di apartemen.

***

Tiga hari kemudian..

07.00 AM


Felky Nara Tirta:
PING!!! (R)
PING!!! (R)
PING!!! (R)

"Kenapa ni orang ngespam? Ganggu tau gak?!" Keluh Diniya di dalam hati.

Felky Nara Tirta:
Hoi!! (R)
Gendut!!! (R)
Hoi! Lo kemna sih??? (R)
Akhirnya di read juga. 😊 (R)

Diniya Lhorensa:
GUE INGETIN SEKALI LAGI!!!! JANGAN PANGGIL GUE DENGAN SEBUTAN GENDUT!!! LO NGERTI KAGAK? (R)

Felky Nara Tirta:
Sorry.. (R)

Diniya Lhorensa:
Sorry-sorry pala lo peang!!! (R)

Felky Nara Tirta:
Din... Maafin gue dong.. Maafin gue, (R)
Gue udah dua kali ngelanggar janji, maafin gue ya, (R)

Diniya hanya membaca pesan-pesan Felky, ia merasa bahwa Felky sudah melanggar janjinya. Meskipun ini sepele, Diniya menganggap hal ini adalah hal yang serius karena ia memiliki nama dan namanya bukan "Gendut".

Felky yang sedang tiduran di tempat tidurnya merasa bersalah, ia melemparkan handphone-nya ke sembarang arah. Ia bergegas ke arah pintu kamarnya dan memakai sandal dengan asal-asalan lalu berlari menuju lantai tiga atau yang tepatnya lagi ke apartemen Diniya.

Felky menekan tombol bel di dekat pintu apartemen Diniya. Sudah tiga kali ia menekan tombol itu namun Diniya acuh tak acuh saja. Felky pun menyerah, ia pun berjalan untuk pergi dari apartemen Diniya. Sudah lima langkah ia berjalan dan akhirnya Diniya membuka pintu itu.

Felky berbalik lalu tersenyum kearah Diniya.

"Apa?!" bentak Diniya marah.

"Maaf..," ucap Felky sambil berjalan kearah Diniya.

"Gue males ama lo!" teriak Diniya marah.

"Ya udah! Kalo lo nggak mau maafin gue, lo nggak bisa nebeng sama gue! Jalan kaki aja sono!" Felky pun membentak Diniya, mereka memang keras kepala dan tidak ada yang mau mengalah.

Felky berlari meninggalkan Diniya yang terkejut melihat sifat Felky yang biasanya baik kepadanya dan sekarang Felky marah kepadanya.

Appreciate From YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang