U;nique.

98 12 0
                                    

; changing my typing style ;

B U L A N sudah naik, menggantikan tugas sang mentari untuk menyinari bumi. Suasana canggung masih merajai suasana diantara Wendy dan Irene. Jangan lupakan satu-satunya pemeran pria diantara mereka, Kim Seokjin yang masih berada diantara mereka.

Salahkan Jin karena tidak mengisi bahan bakar mobilnya selama empat hari. Jin bersyukur, karena Irene datang diwaktu tepatㅡatau tidakㅡsaat dirinya membutuhkan bantuan.

Selalu begitu.

Irene tersenyum, "Kalian sudah jadi pasangan sekarang?" tanya nya dengan manis, membiarkan semburat memerah muncul dipipi kedua pasang insan itu.

Lagi, suasana hening kembali mengudara, tanpa seorangpun yang menggantikan situasi yang merajai keadaan saat itu.

Salahkan mereka yang berdiam lama di terowongan itu. Lihatlah sekarang, sudah pukul delapan malam.

Irene memilih untuk mengantar Wendy pulang terlebih dahulu. Kalau memang sudah larut, ia hanya akan menginap dirumah Wendy atau Jin. Toh keduanya tak masalah.

Sementara Jin asyik berurusan dengan ponselnya menelpon mobil derek untuk mobilnya, Wendy yang kini hanya diam memperhatikan jalan. Irene terkikik geli karena bisa melihat suasana canggung ini lagi.

Ya, sama persis seperti Jin dan Sowon dahulu.

Irene tak bisa bilang bahwa dirinya membenci Sowon. Dahulu, Sowon dan Irene cukup dekat walau umur mereka terpaut empat tahun.

Sowon dahulu adalah gadis murni dan cantik. Dia populer diangkatannya juga diantara para senior. Manis, juga jujur. Jelas sekali potret murid manis kesayangan semua.

Satu senyumnya sudah cukup untuk membuat pria bertekuk lutut. Mungkin, bisa dibilang, Sowon adalah Irene kedua setelah kelulusan Irene.

Banyak yang ditaklukan olehnya, namun hanya satu yang menaklukkan Sowon. Sudah jelas, pangeran Sekolah selama tiga tahun, Jin.

Dimata Irene, mereka adalah kombinasi yang unik.

Bodoh, polos, dewasa namun disaat yang sama kekanakan. Mereka punya sisi hangat seperti Ibu, candaan mereka garing.

Namun, karena banyak kesamaan itu, saat berdua, dunia hanyalah milik mereka.

Dahulu, dunia Jin hanya ada tiga wanita.

Pertama, Ibu.
Kedua, Irene.
Terakhir, Sowon.

Tapi kini, orang terakhir itu. Entah apakah berubah, atau bertambah?

Entah, biarkan pola pikir Jin dan tipe ideal cintanya yang unik.

Irene menginjak rem, "Selamat malam, Seungwan-a." ucap Irene manis, yang dibalas manis juga oleh Wendy.

Jin tersenyum pada Wendy, "Terimakasih untuk hari ini." ucapnya membuat semburat memerah didaerah pipinya.

Pasangan manis.

Wendy melambaikan tangan mengantar kepergian mobil Irene dari pagar rumahnya. Membiarkan Irene di mobil dan Jin yang tengah melompat dari bangku belakang menuju bangku penumpang didepan.

Jin adalah anak nakal dihadapan para Kakak. Namun sayang, sulit untuk marah karena dirinya terlalu manis dan disayang.

"Hah, tak ada inisiatif memintaku menyetir?" tanya Jin

SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang