Kondisi Xiumin masih tak menunjukkan perkembangan. Bahkan Kyungsoo maupun Suho sudah lelah bolak-balik Rumah Sakit. Jin membaik, tapi tidak dengan suasana hatinya.
Ditambah saat ini, pelaku dan penyebab keadaan Xiumin saat ini ada dihadapan Jin.
"Siapa namamu?" tanya Jin tenang. Sangat tenang, bahkan sampai Suho sudah merinding sendiri melihat Jin yang sangat tenang saat ini.
"C-Cha Eunwoo." ucap pemuda itu terbata.
"Kartu identitasmu tidak menunjukkan nama yang sama." ucap Jin menatap lurus pria yang mengaku sebagai Cha Eunwoo tersebut.
"A-aku menggati namaku. Lee Dongmin adalah n-nama lamaku." ucapnya sedikit bergetar. Jelas. Aura kantor polisi saja sudah mendebarkan bagi seseorang, apalagi dengan aura mengintimidasi Jin maupun Suho?
"Ada apa dengan suaramu?" tanya Jin tenang. Sangat tenang.
"Tak apa." sahut Eunwoo berusaha tidak gagap. Rasa gugup, takut, dan tertekan seolah menjadi satu untuk menyerang dirinya.
"Bisa kau beri rinci kejadian beberapa hari lalu? Aku tak memintamu berbohong atau menyalahkan dirimu, bicarakanlah apa yang terjadi menurut sudut pandangmu." ucap Jin melunak, melembut pada Eunwoo. Ia tahu betul bahwa orang dihadapannya lebih muda darinya. Terlihat jelas dari bagaimana ia bersikap di Kantor Polisi.
"A-aku..."
ㅡSeoul. May 11, 2017. Eunwoo's
Klakson, klakson, dan klakson. Mungkin, kedengarannya hanya suara itu yang jelas terdengar. Tapi, ada satu lagi yang menjadi pusat masyarakat.
Bukan.
Bukan polisi atau selebriti.
Tapi disana, persimpangan empat didekat lampu lalu lintas ada lima orang melakukan hal yang entah kenapa membuat orang-orang tak mau keluar dari mobil mereka.
Lima orang itu bukan sekawanan berandal.
Tapi, empat berandal dengan Xiumin disana.
Terlihat jelas, tangan Xiumin yang lecet dan penuh lebam keunguan setelah lama bertahan melindungi diri.
Ia tetap melawan dan terus berlindung.Bukan Xiumin, kakak Kim Seokjin yang penuh pemikiran jika tidak berfikir panjang.
Adiknya juga mengambil jurusan hukum sebagai jurusan keduanya selain kelas visual dan lakon.
Ia tahu cara menempatkan hukum.
Penganiayaan. Namun dirinya ada diposisi dimana dirinya boleh membela diri.
Cih, kalau aku yang berlebihan, malah aku yang ke jeruji.
Ia tahu betul, berandalan ini adalah bawahan rivalnya. Ugh, kadang dia bingung kenapa masih saja menemukan makhluk seperti itu.
Tapi, tanpa ia tahu, seseorang membawa pecahan botol soju besar. Membuat botol ini menancap dalam ke perut Xiumin dengan dua kali tusukan asal.
Bedebah!, Xiumin bahkan tidak sadar bahwa satu orangnya masih sadar. Dengan sedikit terhuyung, Xiumin menahan pendarahan diperutnya. Setidaknya mengurangi darah yang akan mengalir.
Xiumin bergerak, menepi dari jalan dan memberi jalan bagi para pengemudi. Lalu mengikat lukanya agar berhenti sambil menelfon nomor telfon darurat.
Takdir sepertinya tak memberi kartu As pada Xiumin, rivalnya kini menanti dengan mobil yang dikendarai Eunwoo.
"Tancap gas, Lee Dongmin." ucap sang kakak menyeringai puas
"Tapi, Hyung. Ada orang berjalan disana, tungulah." ucap Eunwoo santai. Ia tak mengira bahwa hari ini pelatihan mengendaranya sampai sejauh ini. Padahal, kata sang kakakㅡCha Hakyeon.
Hakyeon berdecak kesal, "Tancap gas nya," ia memberi jeda mengeluarkan pisau kecil dari ujung jasnya, "atau kau yang aku tusuk?" ucap Hakyeon berbisik.
Eunwoo keringat dingin. Sang Kakak tiri ternyata sebegitu menyeramkannya? Ia hanya mengira bahwa sang kakak kelewat dingin.
Siapapun kau, maafkan aku., batin Eunwoo saat menancap gas takut.
BRAKK!
Suara tabrakan kencang terdengar. Tubuh Xiumin menghantam keras kaca depan mobil membuat kaca mobil retak. Eunwoo menoleh khawatir, mencoba membuka pintu untuk menolong Xiumin sebelum Hakyeon menghentikan pergerakannya.
"Diamlah. Lanjutkan jalan kerumah." ucap Hakyeon dingin dengan tangannya yang mencengkram keras bahu Eunwoo.
Eunwoo menurut, ia baru tahu sang kakak yang dianggapnya keren setelah tiga tahun ternyata seseorang yang licik. Ia melihat wajah Xiumin saat menabraknya sekilas. Ia tak tahu namanya, tapi jelas.
Dia adalah orang yang dibenci sang kakak.
ㅡSeoul, now.
Eunwoo bergetar hebat dengan Jin dan Suho yang terbelalak kaget dengan penuturan Eunwoo.
"Apa kakakmu dipanggil N?" tanya Jin berusaha mengkonfirmasi, berharap Cha Hakyeon yang dimaksud Eunwoo bukanlah sosok yang dikenalnya.
Sayang, fakta bicara lain. Eunwoo mengangguk membenarkan spekulasi terburuk yang pernah Jin bayangkan. Ah, tidak. Bahkan ini diluar bayangan Jin.
Hakyeon Hyung? N Hyung?, batin Jin menggeleng tak percaya, matanya mengedip tak tentu dan men. Bukan tanpa alasan. Jin mengenal N. Terutama dari Kenㅡsahabat Jinㅡyang sangat dekat dengan N.
N bukan orang yang jahat. Justru dimata Jin, N adalah orang yang luar biasa. Tegas, berintergritas, lembut, juga berprestasi. Tapi apa ini? Ia bahkan tak menduga sosok dibalik drama kecelekaan ini adalah N, orang yang sudah dianggap kakak sendiri oleh Jin maupun Suho.
Jin hampir saja jatuh karena kehilangan keseimbangannya jika saja Suho tidak menahan punggung Jin. Ini gila.
"H-Hyung! Kau tak apa?" tanya Eunwoo sedikit kaget dengan kondisi Jin. Jin mengangguk singkat lalu menenangkan dirinya.
Tenanglah Jin. Kau sudah menyebabkan cukup banyak masalah.
Jin menoleh pada Eunwoo yang membuat kegugupan yang hilang sesaat dari pria itu muncul lagi. Jin menghela nafas, menghampiri Eunwoo lalu mengacak rambutnya pelan.
"Jangan takut. Aku tahu, kau memilih apa yang harus kau prioritaskan." ucap Jin mengelus rambut Eunwoo lembut, seperti memperlakukan Jungkook bahkan Yoongi ketika menenangkan mereka.
"Tapi maaf, aku tak bisa menolong kakakmu. Apalagi ini kekerasan, penganiayaan, dan pencobaan pembunuhan. Aku tak bisa membebaskan kakakmu dari hukuman pasal berlapisnya." ucap Jin tenang, berusaha tak terlihat bergetar.
Eunwoo terdiam sebentar lalu mengangguk. Suho yang mengerti suasana berlalu dan melaporkan apa yang didengarkannya dari pengakuan Eunwoo.
Eunwoo tak akan membela sang kakak saat ini. Ia juga sedih.
Sedikit saja, ia berharap sang kakak seperti sosok didepannya yang mengelus rambutnya lembut. Tak harus menjadi Jin yang orang asing baginya. Cukup menjadi lembut dan melunak sedikit seperti Jin, tak lebih.Senyum miris terukir diwajah manis Eunwoo. Entah, tapi perasaannya campur aduk saat ini.
Seandainya Hakyeon Hyung seperti Hyung ini.
"Hyung." panggil Eunwoo pada Jin.
"Atas nama Hakyeon Hyung, aku minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense
Fanfiction"Kau tahu Jin? Keindahan tak hanya bisa diketahui melalui indra pengelihatan. Namun juga indra lainnya." ㅡBae Joohyun, Irene. Bagi Kim Seokjin, semua hal yang dirasa indranya juga adalah hal biasa baginya. Sampai, kalimat sang saudara tak sedarah Ir...