J A M menunjukkan bahwa waktu sudah berada di pukul sembilan lewat dua belas menit.
Kalau mau jujur, Irene sudah mengantuk setengah mati. Pekerjaannya sedang sibuk karena rencana peluncuran parfum baru. Ditambah Binnie dan Jinyoung yang masih dalam tanggung jawabnya, dengan bonus permasalahan Xiumin dan Jin, the idiot Kims yang sudah seperti saudara kandungnya sendiri juga bermasalah.
Kalau boleh jujur, lagi, Irene ingin istirahat dan cuti beberapa hari. Tapi tam bisa, kini peluncuran parfum merek nya tinggal menghitung minggu.
Dua? Atau tiga? Entah, sudah beberapa minggu lalu ia membuat sampel parfum.
Dan salah satu maha karya terbaik nya harus berterimakasih pada Jin.
Aroma saat Jin sedih, namun tetap ada aroma susu dan kayu manis dari dirinya.
Lalu satu maha karya lainnya, aroma promegranate yang manis dan tercium milky darinya.
Irene meng-rem mobilnya tepat setelah rumah keluarga Kim terlihat, membangunkan Jin yang tertidur disebelahnya.
"Hei. Pulang dulu."
Jin melenguh, matanya yang sayu tak terbuka sempurna menunjukkan wajah mengantuk.
"Kau tak menginap saja, Nuna? Sudah malam dan berbahaya." tawar Jin menggumam tak jelas. Irene menggeleng sebagai jawaban, "Ayo, kubantu turun." tutur Irene turun dari bangkunya lalu membuka pintu Jin dan membawa Jin masuk kerumahnya.
Irene sedikit kerepotan, namun terbiasa karena Jin juga seperti ini jika dia mabuk.
Ditambah dengan pekerjaan Xiumin yang lebih sibuk dari Irene dan keluarga mereka yang bersahabat. Irene jadi harus terbiasa dengan mengurus tiga adik bersama dengan dirinya sendiri.
Tapi, Jin sudah bertumbuh besar membuat Jin justru membantu Irene menjaga Binnie dan Jinyoung.
Irene mengetik kunci pintu Jin lalu membukanya. Jin bukannya tak bangun. Dia hanya nyaman ketika dia bermanja-manja pada Irene.
Tepat. Tepat saat pintu utama ditutup oleh Irene, Jin melepas dirinya dari pundak Irene lalu berjalan lesu menuju kamarnya sendiri. Irene menggeleng dibuatnya. Jin memang sudah berusia dua puluhan. Tapi, faktanya sikapnya masih sangat kekanakan.
Jin memasuki kamarnya diikuti dengan Irene yang berdiri diambang pintu, "Tidurlah. Jangan memaksakan dirimu, oke?" ucap Irene sedikit khawatir.
Walau dia senang dengan keberadaan Wendy untuk mendampingi Jin, tetap saja, ia tak bisa bohong bahwa ia khawatir. Ditambah, Jin sekarang adalah kekasih Wendy alias Son Seungwan yang pemikiran global dan jujur.
Wendy tidak senaif dan sekalem Jin. Jin memang sering melucu dan bersikap bodoh. Namun, sikap dasar Jin tak bisa bohong dengan pemahamannya yang terbilang dewasa logis.
Pikiran Irene terus berputar entah kemana sampai suara jentikan jari beberapa kali terdengar dihadapannya.
Jin sudah berdiri dihadapannya dengan tangan didepan wajahnya, kembali menyadarkan Irene pada kenyataan setelah menyelam lama dalam lautan pikirannya.
Irene sedikit tergagap, membuat Jin terkekeh lucu. "Nuna, pulang lah dan istirahat."
Irene mengangguk, "Aku mau tidur dulu." Irene berucap meninggalkan Jin, "Selamat tidur."
Jin merasa aneh. Hatinya bergejolak tak tenang. Tangannya seolah ingin meraih lengan Irene dan menahannya untuk istirahat dirumahnya, dikamar Xiumin.
Irene berbalik, mendengar Jin yang biasanya membalas kini malah hanya diam menatapnya khawatir, "Aku baik-baik saja. Istirahatlah." Irene tersenyum
Irene menutup pintu setelah melambaikan tangannya, menancap mobil untuk menuju rumah dan tidur.
Tiiiinㅡ Brak!
Jin mengeringkan rambutnya, menggosok-gosok handuk asal pada rambutnya. Jin hampir masuk ke kamar, sebelum ponselnya berbunyi.
Alis Jin mengkerut melihat nama 'Rene Nuna' terpampang dilayar panggilan masuk. Jin mengangkat bahu lalu menggeser simbol hijau, mengangkat panggilan tersebut.
"Kerabat dari Nona Bae Joohyun?" tanya suara berat. Di seberang panggilan, terdengar jelas suara sirine dan beberapa suara panik.
"Ya? Saya adiknya." tutur Jin bingung.
"Tolong segera ke Rumah Sakit Ye Hwa. Nona Bae kecelakaan."
Jin terbelalak, tangannya mencengkram kuat membuat kukunya menancap dan mengalirkan darah dari telapaknya.
Persetan dengan piyama. Jin mengambil kunci mobil dan ponsel miliknya. Lalu menancap gas, mengebut menembus jalan sepi.
Nuna, kau benar-benar tidur, huh?
![](https://img.wattpad.com/cover/114901572-288-k418921.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense
Fanfiction"Kau tahu Jin? Keindahan tak hanya bisa diketahui melalui indra pengelihatan. Namun juga indra lainnya." ㅡBae Joohyun, Irene. Bagi Kim Seokjin, semua hal yang dirasa indranya juga adalah hal biasa baginya. Sampai, kalimat sang saudara tak sedarah Ir...