epilogue

239 14 1
                                    

S A M U D R A  dibawah kapal terbang putih ini. Bangku samping jendela dengan pemandangan menghadap sang awan. Memberi tanda bahwa aku akan tiba sebentar lagi.

Delapan tahun. Kini aku sudah berusia tiga puluh lima, dan aku masih mengejar mimpiku.

Minseok sebentar lagi akan menikah. Yah... Kira-kira begitu menurut surat yang dia kirim dari Dubai.

Sebentar lagi aku harus menemui Wendy dan Seulgi di pameran. Sangat sulit bertemu mereka mengingat mereka telah debut menjadi idola papan atas, sama seperti kedua adikku.

Delapan tahun. Banyak hal terjadi dalam waktu yang terasa singkat.

Sojung baru saja dikabarkan keluar dari penjara. Ia keluar lebih awal dibanding Hanbin dan Hakyeon.

Ah, Umji kini debut di kelompok yang sama dengat Yoobin. Moonbyul dan Chanyeol juga akan mengadakan pesta pertunangan mereka diakhir tahun.

Banyak hal terjadi. Arus waktu bergerak terlalu cepat sampai-sampai aku tak bisa mengimbangi pergerakan mereka.

Aku bangun ketika Jin pergi dari Rumah Sakit, Jinyoung dan Binnie menangis keras setelah melihatku sadar.

Pada akhirnya, selamanya, mereka tetap saja anak kecil dimataku.

Aku tidak langsung keluar dari rumah sakit, yang ada aku harus melakukan beberapa terapi karena beberapa anggota tubuhku sulit digerakan.

Jika kalian penasaran tentang apa yang aku lakukan sekarang, aku masih bergerak. Dengan keindahan yang aku ceritakan pada Kim Seokjin, sahabat dan adik laki-lakiku.

Desember sudah mencapai pertengahan, tapi aku masih nekad terbang dari Paris menuju Korea.

Aku bergerak, melanjutkan mimpiku membuat parfum, tapi kini tak hanya itu. Aku membuka yayasan untuk para anak-anak yang tidak biasa, tidak seperti anak-anak umunya.

Yayasan gangguan mental.

Aku membuka itu, terimakasih untuk Jin yang telah memberi inspirasi padaku setelah mencapai suksesku.

Aku menjadi sering pergi ke kediaman Kim. Entah hanya untuk main, atau menggeledah kamar ketika penghuninya tak ada. Tapi, aku semakin jarang karena Xiumin tengah mempersiapkan rumahnya untuk ia menikah nanti.

Daripada aku, kurasa adik-adikku lebih sering. Aku sering marah karena mereka datang ke rumah keluarga Kim seenaknya, dengan alibi yang selalu sama.

"Mereka biasa saja. Toh rumah mereka lebih dekat ke agensi daripada kerumah kita."

Aku hanya bisa menghela nafas, alibi mereka selalu saja ada.

Ah, selain itu, Bangtan. Mereka adalah peraih gelar perubahan paling luar biasa dalam lima tahun.

Pertama, Min Yoongi. Siapa yang tahu bahwa pria dingin itu bahkan sudah mendapat gelar Master dalam bidang musik?

Menjadi komposer kelas dunia bahkan mendapat penghargaan Grammy. Itu luar biasa. Ah, dia sudah menikah dengan seorang wanita yang lebih muda. Cantik dan lembut, walau terlihat dingin, wanitanya adalah orang yang hangat. Kini istrinya juga sedang hamil anak pertama mereka.

Lalu, Jung Hoseok. Aku kaget setelah dua tahun di Milan lalu kembali ke Korea melihat Hoseok menjadi pengisi acara telivisi dengan gelar komedian.

Tapi bohong kalau hanya itu pekerjaannya, Ia juga menjadi guru tari bahkan membuka studio sendiri. Ia banyak penggemar, bahkan adik-adikku juga dibantu olehnya ketika debut.

Lalu, Kim Namjoon. Hal paling mengejutkan adalah ketika Kim Namjoon. Percaya atau tidak ketika aku pulang ke Korea—setelah dari Milan tentunya untuk pemilihan, aku melihat foto Kim Namjoon terpampang. Menjadi seorang Perdana Menteri.

SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang