Y;outh. Without Trust.

115 13 0
                                    

Let’s not forget those things but put them away. This place smells like us. Let’s not forget this scent, wherever we are.
We cried a lot and laughed a lot
but it was so beautiful.

BTS' "Move"

Hoseok kini tengah memasak bersama Jimin dan Jungkook. Jangan pernah harapkan seorang Kim Taehyung untuk memasak. Ah, pengecualian jika kau meminta kebakaran.

Rumah minimalis itu terasa semakin sepi dari hari ke hari. Bukan mereka tak sadar, tapi mereka hanya tak,sadar apa penyebabnya.

"Taehyung-i Hyung tumben sekali diam?" tanya Jungkook menggumam. Jimin terkekeh pelan, "Dia dapat tugas membuat ulang laporan. Salahnya membuat laporan copy paste dari halaman web orang lain. Sama persis pula." tuturnya.

"Eish, pantas. Menyalin saja tidak profesional." cibir Jungkook mengatai.

"Yaa! Jeon Jungkook! Aku bisa mendengarmu, kau tahu!?" teriak Taehyung dari lantai atas, "Bagus kalau kau dengar, Hyung! Agar kau bercermin!" sahut Jungkook yang membuat tawa Hoseok menggelegar. Sedangkan Jimin hanya menggeleng dengan sikap kekanakan mereka.

Jimin sibuk memotong daun bawang untuk ramyeon mereka. Sedangkan Hoseok tengah menata meja dan meletakkan nasi pada mangkuk bersama Jungkook yang baru saja pergi keatas memanggil Taehyung untuk makan.

Keheningan merajai suasana antara dua teman sekamar ini. Hoseok memilih berdiam, bergulat dengan berbagai pikiran dalam otaknya.

Jimin sadar, kakak tak sedarahnya itu murung belakangan ini. Ia hanya berpikir bahwa Hoseok akan tersenyum lagi setelah beberapa lama, tapi ini terlalu lama.

"Hyung, apa ada sesuatu mengganggu pikiranmu belakangan ini?" tanya Jimin pada Hoseok. Hoseok menatap Jimin sebentar lalu menggeleng.

Sudah terlalu jelas bahwa jawabannya iya.

"Kita sudah tinggal bersama untuk waktu yang lama. Apa kau masih mau berbohong?"

Hoseok tersenyum. Ia bukan tak mengira hal seperti itu keluar dari mulut Jimin. Mereka kenal lebih dari lima tahun, bagaimana mereka tak kenal satu sama lain?

Walau begitu, Hoseok tetap memilih untuk bungkam. Ia masih tidak tahu apakah para kakak dan teman sebaya nya mengizinkan hal yang mengganggunya sampai pada para adik-adik mereka.

Kalau Hoseok lihat, rumah mereka berubah banyak.

Dari kost kecil lima tahun lalu. Daerah Nonhyungdong di lantai tiga.

Hoseok duduk dimeja makan. Melihat jendela dapur yang memancarkan langit bersih, ia ingat jelas mereka dahulu. Bersama Xiumin dan Suho yang menemani mereka di rumah 17 pyeong. Semua yang ada dirumah kecil yang terasa besar dahulu.

Wallpaper, kamar mandi, bahkan beranda nya. Semua warna biru seperti langit yang Hoseok lihat.

Dahulu rumah itu terasa semakin kecil semakin bertumbuh nya mereka. Tapi kini, ketika mereka tumbuh kerumah yang lebih besar, rasanya rumah yang selalu terasa ramai, kini terasa semakin hening karena terpecahnya kepercayaan.

Hoseok paham, Yoongi dan Namjoon tak ingin membuat fokus adik-adik mereka teralih. Tapi, Hoseok tak paham.

Apa salahnya berbagi? Mereka bilang kami adalah keluarga.

Jimin yang melihat Hoseok bergulat dengan pikirannya sendiri tak berani mengusik.

"Yaa! Yaa! Yaa! Kook-a! Biarkan aku lanjutkan! Sedikit lagi aku menang!" jerit Taehyung memecah sunyi diantara dua orang tersebut. Fokus Hoseok maupun Jimin teralih, melihat dua orang yang tengah berkelahi---atau lebih yang lebih tepatnya yang satu disiksa.

SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang