" A Y O berpisah. Aku tak akan jadi bagian dari kalian lagi. Kalian benar-benar beban dan masalah bagiku." ucap Seokjin Hyung meninggalkan kami, dengan aku dan Hoseok yang membeku ditahan Taehyung dan Jimin.
Ya. Jelas, kami membeku. Kecuali Jeongguk yang pergi mengejar Seokjin Hyung.
Tubuhku rubuh ke bangku ruang tunggu, melepas genggaman ku dari kerah Hoseok.
"Seok...Jin Hyung..." Taehyung memanggil tak percaya. Aku dengar jelas, betapa jelas perasaan terluka yang terdengar disuara Taehyung.
Yoongi Hyung mendecak, bangkit dari bangku ruang tunggu menarik perhatian kami padanya.
"Pergi dan merataplah. Paham bukan?" tuturnya dengan suara mengerikan. Matanya menajam tanpa perasaan padaku dan Hoseok, "Namjoon. Aku maupun Jin Hyung mempercayai dirimu untuk membantu Bangtan, aku bahkan menganggapmu seorang leader disini. Lalu, kemana pikiran rasional milikmu itu?" ucapnya tanpa berani aku potong.
"Jeong Hoseok. Apa kini kau paham kenapa aku, Seokjin, maupun Namjoon tak mau buka suara, bukan? Kau tahu jelas sikap Jin Hyung setelah kita hidup bersama bertahun-tahun. Kau tahu jelas ia akan mengambil semua masalahnya sebagai kesalahannya."
"Kalian tahu, KALIAN TAHU! Hah, jelas sekali. Mungkin dia benar kalau kita bebannya." Suara Yoongi Hyung meninggi, lalu pergi meninggalkan kami dengan petir keterkejutan baru. Dirinya turut menyusul Seokjin Hyung dan Jeongguk sambil mengusap kasar air matanya yang menetes tanpa seizinnya.
Jimin menghela nafas kasar, menarik pundak Taehyung, merangkulnya kedalam lengannya.
"Jadi, kalian berdua menyembunyikan ini?" tanya Jimin lembut. Aku mengangguk, namun tidak dengan Hoseok.
"Awalnya aku juga tidak tahu apa-apa jika Seulgi tidak bicara." tutur Hoseok.
"Teman satu dance crew mu, Hyung?" tanya Jimin yang disahuti dengan anggukan oleh Hoseok. Suasana hening dengan pertanyaan Jimin sebagai suara akhir diantara kami.
Diantara hening yang mengudara, Wendy datang terengah dengan pakaian perawatnya.
"J-Jin Oppa dimana? Dia kenapa? Joohyun Eonni kenapa?" tanyanya menarik lengan jaketku dengan mata memerah.
Aku menghela nafasku, "Sabarlah, Wendy. Irene Nuna sedang dalam penanganan. Jin Hyung sudah sadar tapi tak ingin ditemui siapapun." sahutku seadanya menarik tangan Wendy.
Tangan Wendy bergetar hebat. Tentu saja. Kakak dan sahabat terlamanya sedang terbaring berlumuran darah, lalu Jin Hyung yang entah siapanya pingsan.
Wendy duduk disebelahku. Terlihat jelas bagaimana dia tertekan. Tangannya menyatu khawatir, menahan tangannya untuk gemetar. Matanya seolah terpaku pada lantai, tak memiliki arah dan tujuan.
"Seulgi sudah kesini?" tanyaku menenangkan dirinya. Wendy mengangguk, "Dia diperjalanan." Tangannya menyatu kuat bersama suaranya yang terdengar seperti gumaman terus melantunkan doa.
Dokter tak lama keluar dari ruangan, membuat Wendy tergesa bergerak mendekati Dokter yang menangani Irene tersebut.
“Ba-bagaimana keadaan kakakku?” Wendy berucap kikuk. Aku hanya berdiri menemani gadis itu. Suara Seulgi dan Moonbyul terdengar datang kearah kami.
"Nona Bae mengalami pendarahan yang cukup banyak. Masalahnya adalah, hantaman kuat dibelakang kepalanya. Dugaan kuatnya adalah ini akan menjadi permasalahan kepolisian."
Keningku mengkerut, "Maksud anda, percobaan pembunuhan?"
Anggukan dari Dokter membuatku jauh lebih terkejut. Irene Nuna bukan tipekal pencari masalah dan lebih sering bungkam. Ini membingungkan.
"Seungwan-a, apa yang terjadi?"
Wendy menggeleng dalam gemetar, "Tak tahu, Seul-a. Kekasihku dalam kondisi buruk, kakakku seperti ini, aku bingung..." Wendy berucap kosong.
Seulgi menarik gadis itu kedalam rengkuhan hangat.
Tapi apa?
Kekasihnya?
"Kau kekasih Seokjin Hyung?" Aku bertanya, menyela momen indah mereka sedikit. Wendy mengangguk sebagai tanda membenarkan.
Oh,
Wow.
Kini aku paham.
Deep down in his heart, he felt troubled by everything.
And his girlfriend literally doesn't know anything.
Aku menggeram kesal. Entah pada siapa kekesalanku tertuju.
Entah pada Jin Hyung yang meninggalkan banyak masalah.
Atau Yoongi Hyung yang benar.
Hoseok yang baru berkelahi denganku?
Park Jimin atau Kim Taehyung yang tak tahu apa-apa?
Jeon Jeongguk yang melewati batas kami?
Atau diriku sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense
Fanfiction"Kau tahu Jin? Keindahan tak hanya bisa diketahui melalui indra pengelihatan. Namun juga indra lainnya." ㅡBae Joohyun, Irene. Bagi Kim Seokjin, semua hal yang dirasa indranya juga adalah hal biasa baginya. Sampai, kalimat sang saudara tak sedarah Ir...