Part 8 Minta Petunjuk Allah.

10 0 0
                                    

   Rani memang, sengaja untuk bangun malam, dia mengambil air wudhu dan mulai melakukan sholat malam, dia mengenakan mukena putih dan bersujud dj atas sajadah, dengan linangan air mata, meminta untuk bisa menemukan hatinya dalam sebuah pertanyaan yang menyertainya, hanya kepada Tuhan, dia meminta sebuah jawaban.

       Jawaban, besar untuk hidupnya, dan apa yang di rasakannya terhadap Ucok, perasaannya kini sangat dekat dengan Tuhan.

        "Ya Allah......, berikanlah aku sebuah jawaban dari misteri hati ini, aku engkau bisa memecahkan segala rasa yang ada tersimpan di benakku ini....",

        "Ya Allah, aku mohon petunjukMu.....", pada saat yang bersamaan Ucokpun melakukan yang sama menangis diatas sajadahnya, dengan tersedu, meminta ampunan, jika dia berdosa kepada ibunya, meskipun begitu tetaplah dia seorang ibu.

    Ucok, memilih terluka daripada harus menjadi anak durhaka, tenggelam dalam sayatan tajam di hatinya, dan terkubur dalam dirinya sendiri, lalu berjalan diatas sepi daripada mulut ibunya akan menjad kutukan sepanjang hidupnya.

       Air matanya, tumpah seperti genangan banjir, yang membasahi sajadahnya di dalam kamarnya, dan kini hatinya mulai merasa dia pula sebenarnya diredam kebimbangan yang belum pernah dj sadarinya selama ini.

      Rasa yang sebenarnya, datang ketika seorang laki  - laki dan perempuan bersama, rasa itu sudah pasti sewajarnya akan muncul.

       Berkali - kali Ucok memohon kepada Tuhan yang satu yaitu Allah SWT, agar hidupnya diberikan kedamaian, bahkan menemukan keresahan, dari sebuah jawaban, Rani sendiripun merasakan hal itu.

       Tidak ada yang bisa menghindar dari perasaan cinta, karena itu perasaan yang suci merasuk ke dalam tubuh keduanya, tidak ada yang mampu menghindar dari rasa untuk saling jatuh cinta.

       Kedekatannya juga, kepada Tuhan, Allah SWT, yang membuat Ucok bisa bersabar meskipun dalam batasan waktu, di tempat lain Rani, baru saja keluar kamarnya, lalu menuju ke ruang Tv, pada saat itu, dia baru saja menyalakan Tv, dan mendapat acara tayangan yang yang disukainya, Nurhayati mendekati dirinya.

           "Sudah sholat, Isya nak....", ? Dia bertanya lembut.

           "Sudah ma, tapi aku tetap belum bisa tidur, untung saja besok aku tidak ada jadwal kuliah, rasanya aku ingin mencari pekerjaan sambilan, apalagi aku sudab semester 5 semester depan penghabisan mata kuliah untuk persiapan Tugas Akhir, dan biayanya pasti besar", Ra j bercerita panjang lebar.

         "Kamu ingin mencari pekerjaan apa", ? Nurhayati bertanya.

          "Apa saja asalkan yang halal..., Insya Allah jalannyapun akan lancar", dia menjawab lembut.

         "Sebenarnya bukan hanya itu saja, yang ingin aku katakan, meskipun awalnya kita sempat melewati cobaan, namun cobaan itu tidak terlalu berat untuk akhirnya bisa kita lalui..", Rani meneruskan kata - katanya.

       "Cobaan itu, karena Allah sayang dengan kita", Nurhayati menasehati dirinya.

      "Dan akupun juga yakin, jika Allah lebih sayang dengan Ucok, karena jalan yang di lalui hidupnya terlalu sulit", Rani bercerita kepadanya.

     "Aku sedang baru saja meminta petunjuk kepada Allah, tentang perasaan yang sebenarnya aku rasakan dibalik rasa persahabatan jika kalau itu benar adanya fitrah hati untuk jatuh cinta", Rani meneruskan kata - katanya.

     

MAHARANI ( pengembangan cerita ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang