Pada saat semester tujuh, akhirnya Rani mengambil jalur skripsi, dan dia sedang berhadapan dengan seorang ketua Jurusan bernama Bu Ninik, untuk mohon persetujuan judul skripsi yang akan diambilnya.
Dan dia akan membahas tentang Tari Leak di tempatnya sendiri, selain itu nanti akan ada ujian prakteknya juga, Rani mengangguk sopan kepada orang wanita yang bertubuh gemuk tengah duduk di depannya tersebut.
"Bu, jika saya ingin membahas mengenai adat ritual yang ada, bagaimana menurut pendapat ibu...", ? Rani bertanya dengan lembut, hari ini dia nampak cantik dengan mengenakan hijab warna kuning dan kemeja cokelat.
"Karena memang biasanya menggunakan itu, justru saya menganjurkannya, terus terang dalam tiap semesterpun nilai mata kuliah kamu, tidak ada yang tidak lulus, jadi saya mempercayai akan hal itu kepadamu...., kamu mampu untuk melakukan riset dengan judul tersebut, dan kamu akan membahas tentang ritualnya kan....", Bu Ninik berkata panjang lebar.
"Sebenarnya waktu saya awal mengambil judul ini, saya merasa tidak yakin, namun saya pikjr untuk apa jika ragu - ragu, saya mau mengambilnya...", Rani mengungkapkannya.
"Mungkin saya akan ke Pura untuk bertemu dengan orang setempat....", Rani menambahkan kata - katanya.
Setelah selesai berdiskusi dengan Bu Ninik Rani memilih dosen pembimbingnya dan dia merasa cocok dengan Pak Made Sidarta, dia memang dosen yang masih muda, tetapi dikenal dengan kebijaksanaannya.
Dan dia memiliki sifat wibawa, padahal Pak Made sebagai dosen, usianya masih empat puluh satu, dan mahasiswi atau mahasiswa yang juga sedang mengambil skripsi, banyak yang berminat dengan dosen yang satu ini, padahal Pak Made baru saja akan menikah, dsn kabar dari mahasiswi atau mahasiswa yang membicarakannya.
Calon istri, Pak Made adalah wanita yang cantik dan dari keluarga yang terhormat, meskipun dja berasal dari desa Serangan, daerah Denpasar Selatan, meskipun pintu ruangan dosen sedang terbuka, Rani tetap mengetuk pintunya.
Pak Made, yang melihatnya langsung memberikan senyuman ramah kepadanya, dan mempersilahkan masuk.
"Jadi kamu mau mengambil judul ini....", ? Dia bertanya.
"Iyah pak, dan setelah pulang dari sini saya akan, ke Pura untuk melakukan riset ", Rani berkata dengan yakin, dan setelah Pak Made memberikan tanda sudah disetujui, Rani langsung pergi kearah yang ingin di tujunya.
Khusus untuk hari inipun, Rani meminta izin sehari, dengan manager di kafe tersebut Bu Ayu Jelanti, untuk libur sehari, demi mengurusi mengambil judul skripsinya.
Dia keluar, dari gerbang kampus, dan naik bis yang dekat dengan kampusnya tersebut, tiba - tiba saja pikirannya melayang tentang Ucok, sambil dalam hatinya berkata.
"Maafkan aku Ucok, jika hanya bisa berkata seandainya, seandainya kamu bisa mengambil skripsi bersama kami semua", tetapi Rani berpikir kembali, untuk apa dia berharap akan Ucok lagi, karena dalam hal apapun Ucok tidak akan pernah berjodoh dengannya.
"Meskipun, kamu adalah sahabat sekalipun", kata hati Rani seakan Ucok juga mendengarnya dari jauh.
Semenjak menikah, kehidupan Ucok, memang tidak bahagia, namun hal yang membahagiakannya adalah saat dia melukis, dan yang Ucok tidak percaya, jika lukisannya ada yang mau membelinya, karena Ucok selalu memamerkannya di dunia maya, dan banyak orang mengira itu adalah di jual dan ingin membelinya, bagi Ucok kenapa tidak dia menjualnya saja kepada mereka.
Namun kadang Ucok menyesali dirinya, yang tidak bisa meneruskan pendidikannya di perguruan tinggi, kuliahnya terputus karena keluarganya.
"Berlian, jujur sebenarnya aku ingin terus terang padamu, bolehkah aku melanjutkan kuliahku, meskjpun aku sudah punya istri tetap pendidikan nomor satu, jaman sekarang pendidikan yang tinggi sangat dipandang orang, apapun notabene orangnya, Allahpun menganjurkan memang jika usaha manusia itu tidak berhenti selama dia masih hidup", Ucok berkata dengan bijak, namun sikap Berlian justru sebaliknya.
"Masih saja sebut - sebut, sudah aku lelah mendengarnya...", ! Perkataan ketus Berlian Membuat Ucok menjadi merenungi hidupnya sendiri yang harus di terimanya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHARANI ( pengembangan cerita )
SpiritualSinopsis : sosok gadis berhijab meskipun dia seorang gadis Bali dengan wajah manis bernama Maharani dan dia biasa disapa Rani, memiliki sifat yang lemah lembut, segala apa yang ada dalam dirinya nyaris sempurna. Sejak kuliah, Rani memiliki sahabat l...