Aaron saat itu sedang bersama teman lainnya memang yang bernama Kiet, mereka sedang mencari kafe untuk membahas sesuatu, dan Aroon, sejenak menundukkan wajah sambil melipat kedua tangannya diatas meja, sedangkan Kiet menatap dirinya tajam.
"Ini adalah ide kamu, agar gadis itu sengsara kan...", Aroon mulai perkataan pertamanya.
"Kamu ragu...", ? Kiet bertanya cemas.
"Jangan kamu berpura - pura baik, padahal sebenarnya tidak, kamu tidak mungkin sebenarnya bisa menerima semua ini, kalau Awwut jatuh cinta pada gadis itu..", Kiet mempertajam suaranya.
"Aku tahu, sebenarnya aku merasa demikian, dan terus terang aku juga belakangan ini jarang bertemu Awwut....", Aroon berkata dengan mendesah.
Dan di satu sisi lain, Rani pada saat sedang berjalan dia berniat untuk bertanya kepada orang di jalan yang bisa mengetahui alamat yang tercantum yang dibawanya tersebut, sekembalinya ke dalam kamar hotel, Rani membuka ranselnya, dan mengambil alamat itu, lalu kemudian, dia kembali ke jalan, karena yang ada di dalam pikirannya sedang fokus tentang pencariannya alamat rumah Awwut, dia lupa akan apa yang ingin di katakan Wayan kepadanya.
Rani bergerak dengan langkah agak cepat, dan dia kembali ke warung tersebut untuk bertanya kepadanya,
"Do you understand, this is andress....", ? Dan si penjaga warung tersebut akhirnya menunjukkan arah jalan dan nomor bis untuk menuju kearah alamat itu, Rani mengangguk dengan semangat, dan dia langsung menuju kearah jalan yang dimaksud olehnya.
Disana dia menelusuri gang yang agak besar dengan adanya jendela yang menghadap keluar dan tembok - tembok yang berwarna gelap, Rani mengetuk salah satu pintu rumah, sambil melihat kembali alamat yang di pegangnya, lama belum ada yang membukakan pintu Rani mengetuk kembali pintu tersebut, sambil melongo melihat ke dalamnya dari jendela di sebelah kanan.
"Excausme, anybody home...", ? Ketukan pintu tersebut sudah yang keempat kalinya, karena bunyinya terdengar agak keras, akhirnya ada seseorang tetangga pemilik rumah itu, membuka jendelanya dan melongo keluar kepalanya.
"They not at home today....", dia memberi tahukan.
"Ok , I will come again next time...", Rani berjanji kepadanya sambil berpikir panjang.
"Where do you come from...", ? Dia bertanya lagi.
"Indonesia, I just want see with Awwut Dang...", akhirnya Rani memperjelas maksud tujuannya sambil akhirnya dia menjnggalkan tempat tersebut, rasanya tidak mungkin jika Rani diberikan alamat palsu oleh Aroon, namun entahlah siapa tahu begitu...? Rasanya dia menaruh curiga juga kepada Aroon.
Apakah memang Rani harus mencari Aroon lebih dulu sebelum menemui Awwut, karena yang memberikan alamat tersebut bukan Awwut sendiri, tapi temannya, rasanys kecurigaan Rani semakin besar, dia melepas hjiabnya sambil menatap dirinya di depan cermin.
"Aroon....., aku jadi curiga kepadamu, apakah kamu memanh merencanakan sesuatu, kadang aku berpikir aku takut hanya seuzon dan itu adalah dosa, dan aku tidak mau seperti memfitnah seseorang karena fitnah dilarang oleh Allah, bahkan lebih kejam daripada pembunuhan....", Rani berkata dari dalam hatinya.
Namun dimana dia harus mencari Aroon, dia tidak tahu dimana alamat rumah Aroon, dalam waktu yang bersamaan Rani mendapat telepon dari Wayan, dengan cepat dia langsung menyambar Hp untuk mengangkat teleponnya.
"Wayan...., apa aku boleh tanyakan sesuatu, apa ada seseorang yang menelepon ke kantor dan itu adalah laki - laki....", Rani mulai menyelidik dan Wayan nampak tergagap saat bicara di telepon.
"Aku ingin menjelaskannya panjang lebar, tapi sekarang kamu sedang di Bangkok, dan aku pikir aku lebih baik menunggu kamu pulang saja, yah memang itu ada, tapi rasanya sulit kalau aku ceritakan sekarang.....", perkataan Wayan kembali terputus pada saat terdengar dari seberang telepon ada orang yang memanggilnya, untuk melupakam sejenak apa yang ada dalam pikirannnya Rani merebahkan sejenak kepalanya di bantal.
Pada sore harinya.....
Rani sedang berjalan - jalan di Platinum Fashion Mall, dan melihat baju - baju yang terjual di tempat tersebut, dan pada akhirnya dari kejauhan dia melihat Aroon, Rani yang sedang berbicara dengan penjaga toko, meminta tolong kepadanya untuk memegang baju yang sedang dipegangnya dulu, dan langsung berlari kecil untuk menghampirinya, namun Aroon nampak sudah berjalan meninggalkan tempat tersebut dan langkahnya sangat cepat Rani kehilangan jejak dirinya.
Dan setelah keluar Mall tersebut, dia memutuskan untuk ke alamat rumah tersebut, kembali mencari Awwut lagi, sudah tiga kali pintu di ketuk, dan hasilnya sama saja tidak ada yang membukakan pintu, namun Rani tidak menyerah begitu saja dia akan kembali lagi nanti malam.
Meskipun entah kemana? Awwut pergi, apakah mungkin memang sengaja tidak membukakan pintu, karena sebenarnya tanpa Rani sadari ada yang disembunyikannya dan itu berhubungan dengan Aroon, apakah sebenarnya Awwut juga menginginkannya dan benar - benar seperti itu dia dan Aroon adalah orang yang sama, bukan berpura - pura di depan Rani untuk melindungi Aroon agar tidak menjelekkkan jati dirinya di depan orang lain.
Pada malam ini, Rani sedang makan malam dulu, sebelum melakukan pencarian, Rani kini berada di plet 21 Food Court di Bangkok dengan banyaknya menu makanan, Rani memesan tom yam yang menjadi ciri khas disana, matanya sering kali masih terlihat gelisah, karena doa belum bisa bertemu dengan Awwut, apakah memang Awwut sengaja menghindar darinya.
Perasaan itu semakin menyergap dirinya, sambil mengunyah makanannya, terlihat Rani sedang tidak fokus dengan apa yang sedang di kerjakannya, tiba - tiba saja tatapan matanya tanpa sengaja, menatap Aroon sedang duduk di sebelah kiri dari kejauhan, dia mengobrol dengan seseorang pria namun bukan Awwut, entah apa yang di bicarakannya, Rani berusaha ingin mendengar percakapan mereka namun suara berisik dari kerumunan membuatnya menjadi tidak mendengar apa - apa, dengan penuh keberanian Rani ingin menghampiri mereka tapi secara kebetulan, Aroon dan temannya itu akan meninggalkan tempat tersebut lagi dan Rani kehilangan jejak.
Tidak ada cara lain, selain berkunjung kerumah Awwut lagi, dia sudah merasa menyerah sebenarnya tapi tekad yang kuat membuatnya terus ingin berusaha.
"Anybody home....", Rani mengetuk pintunya lagi, dan akhirnya ada seseorang yang membukakan pintunya, dia seorang gadis dengan wajah nampak sedih.
"Can I meet with Awwut Dang....", Rani dengan semangat menjelaskan niatnya padanya.
"I he's sister he is not in the house again....", gadis itu menjelaskannya.
"What is your name, where him going...", ? Rani bertanya dengan perasan mulai gusar.
"Malee, I don't know...", dia hanya menggeleng dan menutup pintu itu kembali, dan kinj rasanya dia ingin menangis sejadinya, sepertinya Awwut memang benar - benar meninggalkan dirinya, kalau saja Rani memberikan perhatian lebih dan saat itu tahu isi hatinya mungkin semua tidak akan menjadi seperti ini.
Dan sebenarnya kemana Awwut itu pergi, apakah memang benar ada yang disembunyikannya dengan Aroon, hari terus berganti dan sekarang sudah memasukkan hari ketiga Rani berada di Bangkok, sudah waktunya sebentar lagi akan pulang ke Bali tanpa mendapatkan apapun di Bangkok.
Dia pulang ke hotelnya, dengan perasaan yang lesu, dan mulai mengambil air wudhu untuk memohon petunjuk dari Tuhan, dengan apa yang telah di kerjakannya selama ini bisa membuahkan hasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHARANI ( pengembangan cerita )
SpiritualSinopsis : sosok gadis berhijab meskipun dia seorang gadis Bali dengan wajah manis bernama Maharani dan dia biasa disapa Rani, memiliki sifat yang lemah lembut, segala apa yang ada dalam dirinya nyaris sempurna. Sejak kuliah, Rani memiliki sahabat l...