Pada saat bertemu dengan Awwut di Dreamland, Rani sebenarnya menunjukkan perasaan keberatan kepadanya, dia sebenarnya sudah amat membenci Awwut akan sikapnya, karena dinilai buruk kepribadiannya, tetapi di tahannya dalam hati, sebenarnya Rani juga tidak terlalu senang berdekatan dengannya, sejak Awwut mengakui kalau dia adalah homo.
"Sebenarnya aku ingin bertanya, pada saat kejadian itu apakah itu benar - benar keinginan kamu juga", ? Rani bertanya, dan dia tidak tahu juga, kalau Awwut berkata demikian untuk menjaga perasaan Aroon, meskipun yang di lakukan itu benar - benar jahat.
"Yah itu aku yang mau, cobalah bertanya pada temanku juga maka jawabannya akan sama, jika kamu belum yakin akan status diriku", Awwut menjawab dengan suara menyakinkan Rani.
"Oke aku akan lakukan, karena terus terang saja, dalam keyakinanku itu adalah pola hidup yang menyimpang dan dosa besar pada Tuhanku dalam agamaku, meskipun aku tah tidak semua yang terlihat buruk itu buruk di dalamnya, tetapi apa yang kamu lakukan Tuhan, melihatnya, maaf mengkritisi dirimu tapi sebenarnya ini bukan urusanku....", ! Rani berkata sangat diplomatis.
Dan kata - katanya, sangat menusuk perasaan Awwut namun entah bagaimana sejenak dia hanya diam saja, namun pada saat Rani mulaj membalikkan badan, untuk pulang ke rumahnya Awwut memanggilnya.
"Rani thanks, but I can't to change....", kata - kata Awwut, membuat Rani memicingkan mata dengan sinis dan kembali langkah, Awwut tahu gadis itu tidak ramah kepadanya, diapun kembalj ke dalam penginapannya, dan berusaha menemui Aroon, tatapan mata sahabatnya kali ini pula nampak tidak seramah biasanya, malah terkadang terlihat orang kejam.
Hal itu membuat perasaan hati Awwut, semakin tersayat dengan sangat pedih, yang bukan hanya kata - kata diplomatis dari Rani saja, melainkan sikap Aroon kepadanya, yang seakan menunding dirinya.
"Aroon, apapun djrj kamu, aku menerimanya, tanpa harus kamu melakukan itu padaku, meski sakit kamu tetap sahabatku, Rani ingin bertemu denganmu", Awwut berkata panjang lebar.
"Dan kamu tahu, mungkin hal ini juga dilarang oleh keyakinan kita dan Tuhan kita...", Awwut menambahkan kata - katanya.
"Jangan pernah berpikir aku akan menyesal, karena itu tidak akan terjadi, jika Rani ingin bertemu denganku, maka itu adalah kesempatanku" , kata - kata Aroon, membuat Awwut semakin meneteskan air matanya.
Dan sekarang dia baru menyadarinya, mengapa begitu penasaran dengan suara Rani meengaji, yang bukan hanya dirinya menjadi tergerak saja untuk menjadi ingin berubah, melainkan dia sebenarnya jatuh cinta padanya.
Dia mencintai gadis berhijab tersebut, namun apakah bisa Awwut mendapatkan cintanya dalam keadaannya yang seperti ini.
Keesokan harinya...
Di kampus hari ini, Rani mendapat jadwal bimbingan lagi, dengan Bu Ninik, dan dia sudah bisa melanjutkannya ke bab tiga, perasaan itu membuat Rani lega, namun entah kenapa tersirat juga perasaan mengenai Awwut.
Kata - kata yang diplomatis tersebut, sudah pasti terdengar perih di dalam hati Awwut, namun rasa benci memang meliputi pikiran Rani, itulah penyebabnya dia bersikap tidak ramah pada Awwut.
Dan pikiran itu dengan secepat kilat, Rani mengusirnya dia berjalan untuk meninggalkan kampus tetapi di hadapannya dia berpas - pasan dengan Kadek.
"Sebenarnya banyak yang aku ingin ceritakan padamu, sebaiknya kita duduk dulu", Rani mengajak Kadek untuk duduk di anak tangga fakultas.
"Ada seseorang yang dari luarnya mirip Ucok, namun di dalamnya tidak sebaik Ucok, manusia memang tidak ada yang sama, dan kamu tahu, bahkan yang di lakukannya itu Sulit aku percaya, dia melakukan apa yang dilarang oleh agamaku, yaitu berhubungan sesama jenis, dan dia memang seperti mendekatiku juga, tapi untuk apa juga, aku adalah perempuan dia tidak mungkin punya rasa apapun, dan bisa jadi bagi Allah, satu satunya yang terbaik adalah Ucok....", Rani berkata panjang lebar.
"Kamu jatuh cinta dengan Awwut itu", ? Kadek bertanya.
"Aku justru muak kepadanya", kata - kata Rani terdengar sarkatis, pada saat mengatakan tersebut, Kadek melihatnya, jika sikap Rani belakangan, tidak seperti biasanya, mungkin karena dia sedang dihadapi dengan cobaan yang sangat berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHARANI ( pengembangan cerita )
SpiritualSinopsis : sosok gadis berhijab meskipun dia seorang gadis Bali dengan wajah manis bernama Maharani dan dia biasa disapa Rani, memiliki sifat yang lemah lembut, segala apa yang ada dalam dirinya nyaris sempurna. Sejak kuliah, Rani memiliki sahabat l...