Berapa bulan lagi, tidak lama sudah memasukki Ujian Tengah Semester, dan entah kenapa Ucok saat jni dia mulai berusaha membentuk sikap pendiriannya, dengan hidup yang di laluinya tersebut.
Di satu satu sisi lain, Rani baru saja selesai mata kuliah pertamanya, dan dia mendapat tugas makala untuk nanti di kumpulkan pada saat Ujian teori, dia berjalan menelusuri jalan - jalan dj kampus, sambil menyandang ransel hendak menuju kearah tempat kerja pertamanya untuk wawancara, pada saat itu dia berpas - pasan dengan Kadek.
"Terlihat buru - buru sekali kamu....", dia memerhatikan sikap Rani.
"Aku mau kuliah sambil kerja, maaf Kadek aku sedang buru - buru", Rani melambaikan tangannya, dan Kadek membalasnya, dia berjalan menuju kearah Fakultas Pertunjukkan.
Dan saat yang bersamaan, nampak dari kejauhan juga, Ucok berlari menghampiri Kadek dia sudah mulai menunjukkan sikap kurang bersahabat dengannya.
"Ada apa menghampiriku, Rani baru saja tadi keluar kampus...", kata - kata Kadek terasa datar di telinga Ucok, seakan dia bukan mahasiswa di kampus tersebut."Tidak apa - apa, aku hanya ingin mengajaknya ngobrol saja...", jawab Ucok dengan datar.
"Oke....." Kadek mengangguk singkat, dan meninggalkannya, dan rasanya dia ingin memanggil kembali Kadek.
"Tunggu, kamu tidak perlu bersikap demikian, karena aku juga sebenarnya manusia biasa saja, dan aku begini memang karena keluargaku, tapi aku tidak akan menyakiti hati kalian juga", perkataan Ucok membuat mata Kadek sedikit dilebarkan.
Dia tidak percaya, dengan sikap Ucok pertama kalinya, yang berani menegur orang lain darj biasanya, bahkan menghampirinya, selama ini dia hanya seperti orang bisu saja, bahkan menegaskan dirinya sendiri.
Kadek masih berpikir akan hal itu sepanjang dia berjalan, dan sikap tersebut di lontarkannya kepada Rani melalui pesan whatsapp.
Rani sendiri, belum sempat pesan yang masuk apapun, karena selama wawancara Hpnya di matikan, dan Ayu Jelantik seorang manager di Kafe tersebut, yang sedang mewawancarinya lalu pada sudah selesai, barulah Rani membuka Hpnya dan melihat pesan whatsapp dari Kadek, namun belum sempat juga membalas, baru saja tiba di rumah, sudah waktunya sholat Ashar maka dia mengurungkannya lagi, karena Rani selalu sholat tepat waktu.
Pesan yang sama dikirim kembali oleh Kadek, dan pada akhirnya Rani menelepon Kadek untuk bisa menelepon lebih jelas.
"Dia menegur dirimu, dan berkata demikian....", ? Rani bertanya.
"Ini tidak biasanya di lakukan olehnya juga...", Kadek menjawab sambil menjelaskan pikiran Ranipun terlintas.
Jika yang di lakukan Ucok, dia sudah mulai jengah dengan keadaannya sendiri, dia sedang melawan dirinya sendiri, rasa dengan apa yang di rasakannya, dan bisa jadi itu di lakukan karena sebuah jawaban dari pertanyaan tentang jatuh cinta diantara mereka.
Tanpa di sadari jjka akhirnya, persahabatan tersebut lamban laun, telah berubah jadi saling mencintai yang baru saja kedunya selama ini menyadarinya.
Ucok sedang, melawan kerapuhan, mencoba untuk lebih tegar, sebagai laki - laki dan itu karena cinta yang di rasakan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHARANI ( pengembangan cerita )
SpiritualSinopsis : sosok gadis berhijab meskipun dia seorang gadis Bali dengan wajah manis bernama Maharani dan dia biasa disapa Rani, memiliki sifat yang lemah lembut, segala apa yang ada dalam dirinya nyaris sempurna. Sejak kuliah, Rani memiliki sahabat l...