Part 26 Detik - detik kembali ke Thailand.

38 0 0
                                    

Waktu semakin berlalu, dan inilah saatnya Awwut, untuk kembali bersiap - siap, kembali ke Thailand, dia membereskan semua barangnya, dan Aroon juga melakukan yang sama, namun terakhir berada di Bali sebelum mereka pulang, sikap Aroon terhadap Awwut sudah berubah sejak apa yang di lakukan kepadanya.

Namun entah bagaimana, meski perih dia tetap menjaga hatinya, agar tidak membenci Aroon, rasanya sulit untuk membenci seorang sahabat yang sudah lama terjalin, walau kesalahan yang di lakukannya sulit di maafkan.

"Aroon, Rani ingin bertemu dirimu, dan aku ingin kamu memenuhinya...", Awwut berkata dengan bijak.

"Itu sudah pasti", Aroon membalasnya dengan sinis.

Awwut sudah menduganya dengan apa yang akan di katakan Aroon, kepada Rani mereka bergegas ke kafe tempat Rani bekerja, sekedar hanya bertemu dengan Rani, sebelum mereka akan berangkat ke Pantai Pandawa.

      Rani yang sedang bekerja sambil mengobrol dengan Dayu di dalam dapur, tiba - tiba saja di kejutkan oleh Agung yang memanggilnya dari balik pintu.

       "Rani, tamu yang sering kemari itu, salah satunya ingin bertemu kamu", dia memberi tahukan.

       Dan Rani, langsung keluar dari dapur untuk menemuinya, dan nampak dua orang laki - laki Thailand tersebut.

        "Awwut", Rani menyebut namanya.

  Dan Awwut belum sempat bicara apapun, Aroon sudah memegang tangannya, dan mengajaknya ke arah pantai, kemudian melepasnya sambil berdiri saling berhadapan dengannya.

       "Terus terang, sikap kalian tidak sopan", ! Ranj membentak, dan ini tidak biasa di lakukan olehnya juga.

        "I need to tell something, percuma kamu mengejar Awwut, dia tidak akan jatuh hati dengan perempuan, dan aku juga adalah orang yang sama dengannya, kejadian di kamar penginapan itu, memang sudah rencana kami berdua, tetapj entah kenapa, perasaan yang awalnya membeku pada perempuan menjadi beku sejak bertemu kamu, dan aku berpikir kamu jatuh cinta padanya, namun apapun itu ada yang harus kamu tahu juga, aku memang merasa cemburu terhadap kamu, tapi bukan karena kepada Awwut, jatuh cinta padamu, tapi aku yang memiliki perasaan itu padanyam selebihnya karena aku tahu perasaanmu bagaimana, meskipun terpaksa, aku berikan alamat Awwut di Thailand....", perkataan Aroon yang panjang lebar, menyimpulkan jika meski dia telah berbuat jahat kepada Awwut, tapi tidak jahat sepenuhnya, sebenarnya Aroonpun pada akhirnya merasakan penyesalan dengan apa yang telah di lakukannya kepada Awwut.
 
   Tetapi rasa ego yang mengalahkan perasaan itu, dan Rani melihat secarik kertas yang berisikan alamat tersebut sambil tertegun, dia tidak tahu harus bicara apa lagi, dan Aroon melihat dia menangis, mendengar kata - kata Aroon kepadanya.

          Yang begitu, seperti menusuk tajam ke jantung hatinya, sambil alamat tersebut masih berada di genggamannya.

      Tidak lama kemudian, Awwut datang menemui Rani, dan dia mulai bicara mengenai perasaan yang di rasakan kepadanya.

          "Kamu sudah dengar kan semuanya....", ! Tegar Awwut.

           "Yah dan kamu tahu, kita pula berbeda keyakinan, dan itu tidak mungkin", ! Kini giliran Rani berkata tajam kepadanya.

          "Jangan besar kepala kamu:, dia mulai menunjukkan sikap sinis yang selama ini di tutupinya dan meninggalkan Awwut dengan acuh, sikapnya sudah mulai gamblang terhadao Awwut akibat dari kata - kata Aroon yang sangat tajam menusuk hatinya.

MAHARANI ( pengembangan cerita ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang