Hari pada saat menghadapi sidang Skripsi, adalah hari yang berat juga untuk Rani, menerima kenyataan Ucok yang ada, namun dia tetap menghadapinya dan Rani berhasil lulus, dalam satu sisi lain juga, teryata apa yang di lakukan Awwut pada saat di Thailand, adalah hal yang berbeda dari biasanya.
Tidak biasanya, Awwut agak bermalas - malasan, ke Vihara, dan kali ini seperti ada yang menahan tubuhnya, namun dia tetap menjalaninya.
Dia mulai menyembah Tuhannya, di Vihara Kong White ron Temple, namun tiba - tiba saja tanpa sengaja menjatuhkan sumpitnya, dan Awwut hanya terdiam hening, bagai tubuhnya sedang membeku, Malee yang berdiri di sebelahnya menepuk pundak kakaknya.
"Bang, sing rbkwn citci khxng, khun....", ? ( ada yang menganggu pikiranmu ), Malee mengerutkan keningnya, dan Awwut hanya menggeleng lemah.
Kemudian membalikkan badan meninggalkan tempat tersebut, Malee berjalan di belakangnya mengikutin gerakan tubuhnya.
"Biasanya kamu, selalu antusias jika ke Vihara....", ! Dia menegaskan kata - katanta, Awwut hanya diam saja hening sebelum akhirnya berguman pelan.
"Pelajaran hidup, banyak aku lalui....yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya selama di Bali, aku jadi ingin tahu lebih banyak soal Al Quran...", tiba - tiba saja perkataan Awwut, membuat Malee berpikir keras.
"Awwut, kamu mau meninggalkan apa yang sudah tertanam dari diri kamu atau kami sejak lahir...", ? Awwut tercengang mendengar pertanyaan Malee, dia menatap dengan lekat wajah Awwut sambil berdiri di depannya.
"Aku berharap tidak, namun entahlah aku seperti terhipnotis oleh suara itu....", Awwut berkata sambil menunduk
"Suara Al Quran....", ? Malee berguman pelan, sambil mendesah nafas panjang, dan Awwut menoleh kearahnya tanpa suara, sampai mereka akhirnya meninggalkan tempat teraebut.Rani yang kini sudah bekerja penuh, di kafe tersebut dia menunggu waktunya untuk cuti, dan bisa untuk ke Thailand, rasanya entah kenapa, dia saat ini ingin mencari keberadaan Awwut disana.
Pada waktu jam istirahat, Rani mengobrol dengan Wayan, di belakang dapur restoran, dan pada saat bercerita wajahnya nampak gelisah.
"Aku ingin membuat paspor, berapa biayanya..., untuk pergi ke Thailand...", ?
Dan raut wajah yang tersirat dari dalam diri Rani, Wayan sudah menebaknya dengan apa yang dirasakan olehnya.
"Kamu ingin bertemu Awwut...", ?
Rani hanya mengangguk lesu, kemudian menutup wajahnya dengan telapak tangannya sambil membungkuk.
"Mungkin ada misteri dibalik ini semua...", dia mulai berujar.
"Aku ingin mencarinya, dimana jawaban cinta bisa jadi ketulusan dalam dirinya, entahlah aku sendiri tidak bisa menebak juga, itu rahasia Tuhan...", Rani mengatakan sambil bersungut.
"Barangkali, memang itu jodohmu kenapa tidak...", ? Perkataan Wayan, membuat Rani menegakkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHARANI ( pengembangan cerita )
SpiritualitéSinopsis : sosok gadis berhijab meskipun dia seorang gadis Bali dengan wajah manis bernama Maharani dan dia biasa disapa Rani, memiliki sifat yang lemah lembut, segala apa yang ada dalam dirinya nyaris sempurna. Sejak kuliah, Rani memiliki sahabat l...